Taukah kamu bahwa ada materi memahami klasifikasi engine ( Mesin )
dipelajari teknik kendaraan ringan? Secara empiris ada banyak dasar
mengklasifikasi/pengelompokan mesin. Guys! engine itu adalah bagian pada mobil
yang mampu membuat mobil melaju kencang hanya dengan memanfaatkan bahan bakar
bensin.
Memahami Klasifikasi Engine (Mesin) khususnya mesin pembakaran dalam dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan prinsip kerja, bahan bakar,
bentuk mesin, jumlah silinder, dan konstruksi penggerak katupnya.
Klasifikasi Berdasarkan Prinsip Kerjanya
Berdasarkan prinsip kerjanya, Klasifikasi Engine (Mesin) atau mesin pembakaran
dalam dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu mesin dua tak, empat tak, dan rotary
engine.
a. Mesin dua tak
Mesin dua tak atau dua langkah adalah mesin yang dalam dua langkah piston
menghasilkan satu kali usaha. Prinsip mesin dua tak adalah terdapat dua siklus
gerakan piston pada satu putaran poros engkol. Piston bergerak ke atas dan ke
bawah. Titik tertinggi yang dicapai oleh piston disebut titik mati atas (TMA)
dan titik terendah yang dicapai oleh piston disebut titik mati bawah (TMB).
Sementara itu, jarak bergeraknya piston antara TMA dan TMB dinamakan langkah
piston (stroke) atau setengah putaran poros engkol.
Gambar 2.6 Bagian-bagian mesin dua tak.
1) Piston bergerak dari TMA ke TMB (down stroke)
Gas hasil pembakaran berekspansi mendorong piston turun sehingga exhaust port
terbuka. Saat exhaust port terbuka, dimulailah proses pembuangan gas hasil
pembakaran dan piston masih bergerak dari TMA ke TMB. Akibat turunnya piston,
tekanan pada ruang di bawah piston meningkat.
Campuran udara dan bahan bakar yang ada di bawah ruang poros engkol masuk ke
ruang di atas piston melalui saluran bilas.
Gambar 2.7 Down stroke pada mesin dua tak.
2) Piston bergerak dari TMB Ke TMA (up stroke)
Setelah piston menutup exhaust port, dimulailah langkah kompresi pada ruang di
atas piston. Gerakan piston yang menjauhi TMB menyebabkan tekanan pada ruang
di bawah piston menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan release valve terbuka
sehingga udara luar dan bahan bakar dari karburator masuk ke ruang vakum di
bawah piston. Sebelum piston mencapai titik mati atas, busi memercikkan bunga
api dan terjadilah proses pembakaran. Proses kerja ini terjadi secara berulang
sehingga terjadi putaran yang menyebabkan motor atau mobil dapat berjalan.
Gambar 2.8 Up stroke pada mesin dua tak.
Dalam memilih mesin, perlu dilakukan pertimbangan kelebihan dan kekurangan
dari beberapa segi, misalnya kecepatan, ukuran, dan kemudahan dalam perawatan.
Perhatikan tabel berikut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari mesin
dua tak.
Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan mesin dua tak.
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Respons putaran yang cepat dengan tenaga yang dihasilkan lebih besar
|
Boros dalam penggunaan bahan bakar dan mesin cepat panas
|
Putaran piston lebih halus dan rata
|
Suara mesin yang sangat bising
|
Ukuran mesin lebih kecil dengan konstruksi yang lebih sederhana
|
Daya tahan mesin yang rendah
|
Perawatan lebih mudah
|
Menghasilkan asap hasil pembakaran yang dapat mencemari udara
|
b. Mesin empat tak
Klasifikasi Engine (Mesin) yang kedua berdasarkan prinsip kerja ialah Mesin
empat tak atau empat langkah adalah mesin yang dalam empat langkah piston
menghasilkan satu langkah usaha. Empat langkah yang terjadi terdiri atas
langkah isap, kompresi, kerja, dan buang.
Gambar 2.9 Bagian-bagian mesin empat tak.
1) Langkah isap (intake stroke)
Piston bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk terbuka dan katup buang tertutup.
Campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang silinder melalui katup masuk.
Hal ini dapat terjadi karena tidak terdapat udara atau terjadi kevakuman pada
ruang bakar.
Gambar 2.10 Langkah isap (intake)
2) Langkah kompresi (compression stroke)
Piston bergerak dari TMB ke TMA dan kedua katup dalam keadaan tertutup.
Campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk gas dikompresikan hingga tekanan
9-14 atm. Hal ini menyebabkan tekanan meningkat dan beberapa saat sebelum
piston mencapai TMA, busi memercikkan bunga api.
Gambar 2.11 Langkah kompresi (compression).
3) Langkah usaha (power stroke)
Piston bergerak dari TMA ke TMB dan kedua katup masih tertutup. Ekspansi hasil
pembakaran menyebabkan piston terdorong turun dan poros engkol berputar.
Gambar 2.12 Langkah usaha (power).
4) Langkah buang (exhaust stroke)
Plston bergerak darl TMB ke TMA dengan katup isap tertutup dan katup buang
terbuka. Gas sisa pembakaran didorong ke luar oleh gerakan naik piston melalui
exhaust manifold dan berakhir di knalpot.
Gambar 2.13 Langkah buang (exhaust).
Seperti halnya mesin yang lain, mesin empat tak juga memiliki kelebihan dan
kekurangan. Perhatikan Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan mesin 4 tak.
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Lebih irit dalam penggunaan bahan bakar
|
Ukuran dan konstruksi mesin lebih besar dan kompleks
|
Suara mesin yang dihasilkan lebih halus
|
Biaya perawatan lebih mahal
|
Hasil pembakaran bahan bakar tidak menimbulkan asap sehingga lebih
ramah lingkungan
|
Kecepatan putaran yang kurang stabil
|
Kecepatan putaran yang tinggi, yaitu 500-10.000 rpm
|
Kecepatan respons yang dihasilkan cukup rendah
|
c. Rotary engine/mesin Wankel
Klasifikasi Engine (Mesin) berdasarkan prinsip kerjanya yang ketiga adalah
Rotary engine diciptakan oleh seorang ahli mesin Jerman, yaitu Dr. Felix
Wankel pada tahun 1957. Pada penelitiannya sejak tahun 1924 di sebuah
laboratorium kecil di Jerman, ia menghasilkan sebuah mesin yang disebut rotary
engine yang termasuk dalam Internal Combustion Engine. Namun, berbeda dengan
ICE yang sudah ada, rotary engine/mesin Wankel menggunakan sebuah roto sebagai
pengganti piston yang berbentuk segitiga. Rotor membag ruang silinder menjadi
tiga bagilan yang masing-masing diplsanka oleh apex (puncak).
Gambar 2.14 (a) Contoh rotary engine dan (b) bagian-bagiannya.
Dalam satu putaran poros engkol, rotary engine akan menghasilkan tiga kali
pembakaran. Prinsip kerja rotary engine terdiri atas proses isap, kompresi,
pembakaran, dan pembuangan.
1) Proses isap
Proses isap pada rotary engine dimulai sejak ujung rotor melewati lubang
keluar (exhaust). Ruang silinder menjadi membesar sehingga campuran udara dan
bahan bakar dari karburator akan masuk ke dalam ruang silinder. Udara+ bahan
bakar masuk
Gambar 2.15 Proses isap pada rotary engine.
2) Proses kompresi
Proses kompresi dimulai saat ujung rotor melewati lubang masuk (intake).
Seiring dengan berputarnya rotor, campuran bahan bakar dan udara akan
dipampatkan bersamaan dengan mengecilnya ruangan.
Gambar 2.16 Proses kompresi pada rotary engine.
3) Proses pembakaran
Proses pembakaran terjadi pada akhir proses kompresi. Udara dan bahan bakar
yang sudah dipampatkan, kemudian kedua busi menyala secara berurutan dimulai
dari busi yang depan sehingga terjadilah proses pembakaran.
Gambar 2.17 Proses pembakaran pada rotary engine.
4) Proses pembuangan
Proses pembuangan dimulai saat ujung rotor melewati lubang pembuangan
(exhaust). Tekanan gas yang tinggi menyebabkan gas keluar melalui lubang
pembuangan yang nantinya dibuang melalui knalpot.
Gambar 2.18 Proses pembuangan pada rotary engine.
Berikut cara kerja rotary engine secara keseluruhan.
Gambar 2.19 Cara kerja rotary engine.
Klasifikasi Berdasarkan Bahan Bakarnya
Berdasarkan bahan bakarnya, Klasifikasi Engine (Mesin) atau mesin pembakaran
dalam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mesin bensin dan mesin diesel.
a. Mesin bensin
Mesin bensin merupakan mesin pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar
berupa bensin atau sejenisnya. Pada mesin bensin, proses pembakaran memerlukan
busi untuk menghasilkan percikan bunga api. Campuran udara dan bahan bakar
pada mesin bensin dapat terbakar karena percikan bunga api dari busi.
b. Mesin diesel
Mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar
berupa solar. Cara pembakaran pada mesin tipe ini tidak menggunakan busi
karena bahan bakarnya akan terbakar dengan sendirinya dengan kondisi tekanan
dan temperatur tinggi di dalam silinder. Untuk mengetahui perbedaan
karakteristik mesin bensin dan diesel, perhatikan Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Karakteristik mesin bensin dan diesel.
Mesin Bensin
|
Mesin Diesel
|
Kecepatan tinggi dan tenaga besar
|
Kecepatan lebih rendah
|
Pengoperasian lebih mudah
|
Pengoperasian lebih rumit
|
Pembakaran lebih sempurna
|
Pembakaran kurang sempurna
|
Umumnya digunakan untuk kendaraan penumpang
|
Umumnya digunakan untuk kendaraan jarak jauh
|
Getaran suara kecil
|
Getaran suara besar dan berisik
|
Bahan bakar berupa bensin
|
Bahan bakar berupa solar
|
Metode penyalaan dengan bantuan busi
|
Metode penyalaan dengan tekanan tinggi
|
Efisiensi panas sekitar 22-30%
|
Efisiensi panas sekitar 30-40%
|
Lebih boros bahan bakar
|
Hemat bahan bakar
|
Harga lebih murah
|
Harga lebih mahal
|
Bentuk ruang bakar sederhana
|
Bentuk ruang bakar rumit
|
Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Mesin
Klasifikasi Engine (Mesin) berdasarkan bentuknya, mesin dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Mesin berbentuk segaris
Mesin dengan tipe segaris memiliki silinder yang tersusun sejajar dalam satu
baris. Konstruksinya yang sederhana, getarannya yang halus, dan perawatannya
yang mudah membuat mesin jenis ini banyak diminati. Mesin berbentuk segaris
sudah umum digunakan, misalnya dunia penerbangan, otomotif, ataupun lokomotif.
Mesin ini tersusun atas 2, 3, 4, 5, atau 6 silinder yang terangkai dalam satu
garis. Akan tetapi, bentuk mesin ini memiliki kekurangan, yaitu jika jumlah
silindernya melebihi empat buah, konstruksi mesinnya akan terlalu panjang dan
getaran yang dihasilkan pun akan semakin besar. Kendaraan yang menggunakan
bentuk mesin segaris, misalnya Toyota Innova dan Avanza, Suzuki Baleno, serta
Daihatsu Xenia.
Gambar 2.20 Contoh mesin segaris.
b. Mesin berbentuk v
Mesin ini terdiri atas piston yang disusun menyerupai huruf V sehingga disebut
sebagai mesin V. Mesin V dapat mereduksi panjang dan berat keseluruhan mesin.
Ragam sudut yang digunakan pada mesin jenis ini berbeda-beda, bergantung pada
banyaknya jumlah silinder yang digunakan. Kelebihan dari bentuknya yang
menyerupai huruf V ini, yaitu dapat mengurangi tinggi dan panjang mesin,
konstruksi poros engkol menjadi lebih sederhana karena dua batang piston yang
terletak pada satu pena poros engkol.
Namun, kekurangan dari bentuk ini, yaitu
membutuhkan dua kolektor untuk pembuangan gas dan memiliki keseimbangan
getaran yang kurang baik jika dibandingkan dengan bentuk silinder segaris.
Kendaraan yang menggunakan mesin dengan konstruksi silinder berbentuk V ini,
misalnya Mercedes Benz, Ferrari, dan Lamborghini.
Gambar 2.21 Mesin berbentuk V.
c. Mesin berbentuk bintang/radial
Mesin berbentuk radial atau bintang adalah mesin bersilinder banyak yang masih
menggunakan piston dan connecting rod (batang piston) yang berfungsi mengubah
gerak translasi menjadi rotasi. Pada mesin berbentuk radial, pemasukan udara
dan bahan bakar serta pembuangan gasnya masih menggunakan sistem mekanisme
katup. Sistem katup ini digerakkan oleh valve lifter dan pushrod. Mesin ini
memutar sebuah sumbu yang merupakan hasil usaha dari semua silinder yang
dijadikan satu. Mesin radial ada yang bersilinder 3, 5, 7, 9, 11, dan masih
banyak lagi. Bahkan, ada pula yang memiliki dua lingkaran ganda. Mesin radial
biasanya digunakan untuk mesin pesawat terbang.
Gambar 2.22 Mesin radial dengan (a) tiga, (b) lima, (c) tujuh, dan (d)
sembilan silinder.
Baca Juga Materi BAB II
Menerapkan Mesin Konversi Energi dalam Bidang Otomotif
A. Motor Bakar
B. Siklus Motor Bensin
C. Siklus Motor Diesel
D. Perhitungan Motor Bakar
E. Motor Listrik
F. Generator Listrik
G. Memahami Klasifikasi Engine
H. Memahami proses mesin konversi energi
d. Mesin dengan arah piston berlawanan (boxer engine) atau Opposed Piston Opposed Cylinder (OPOC)
Silinder piston disusun secara berlawanan dengan posisi horizontal. Hal ini
yang menyebabkan piston pada mesin ini bergerak secara horizontal pula.
Keuntungan dari mesin jenis ini adalah konstruksinya lebih pendek dan rendah
serta getaran dengan keseimbangan yang lebih baik. Namun, susunan silinder
tipe ini juga memiliki kekurangan, yaitu memerlukan dua kolektor untuk gas
buangnya dan saluran isapnya atau intake manifold-nya lebih panjang.
Gambar 2.23 Boxer engine.
Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Silinder mesin
Berdasarkan jumlah silindernya, Klasifikasi Engine (Mesin) mesin dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
a. Mesin satu silinder
Mesin satu silinder merupakan mesin yang hanya memiliki satu silinder saja.
Mesin ini umumnya digunakan pada beberapa mesin sepeda motor. Mesin satu
silinder dapat diatur dalam berbagai posisi, yaitu posisi tegak, datar, dan
miring. Ciri dari mesin satu silinder adalah suaranya yang bising dan memiliki
torsi yang besar pada putaran rendah. Motor yang menggunakan mesin satu
silindermemiliki bobot yang ringan. Contohnya pada motor supermoto dan
motorcross rata-rata menggunakan mesin satu silinder.
b. Mesin dua silinder
Mesin dua silinder merupakan mesin yang memiliki dua silinder di dalamnya.
Mesin ini umumnya juga digunakan pada mesin sepeda motor dan ada yang
digunakan untuk mobil kecil. Mesin dua silinder lebih boros penggunaan bahan
bakarnya daripada mesin satu silinder. Torsi yang dihasilkan mesin dengan dua
silinder hampir sama seperti mesin satu silinder, tetapi mesin ini memiliki
bobot yang lebih ringan dan menghasilkan putaran mesin lebih besar serta
tenaga dua kali lebih besar.
c. Mesin tiga silinder
Mesin tiga silinder merupakan mesin yang memiliki tiga silinder di dalamnya.
Mesin ini umumnya juga digunakan untuk mobil kecil. Mobil kecil dengan tiga
silinder cukup irit dalam pemakaian bahan bakarnya. Mesin tiga silinder
umumnya dipasang secara segaris atau sejajar. Sudut putaran 120° banyak
digunakan oleh mesin tiga silinder segaris agar putarannya seimbang. Meskipun
dapat mengimbangi satu sama lain, tetapi pembakaran mesin tiga silinder ini
tetap menimbulkan getaran.
d. Mesin empat silinder
Mesin empat silinder digunakan pada sepeda motor yang memiliki cc besar, yaitu
mencapai 500 c atau lebih. Selain itu, mesin empat silinder juga banyak
digunakan untuk mobil berukuran sedang, yaitu 1.000 cc ke atas. Pada mesin
empat silinder sejajar, pembakaran terjadi setiap 180° dan tidak terdapat jeda
pengapian. Setiap piston akan terdorong hingga TMB karena ledakan pada ruang
bakar. Pada saat yang bersamaan, terjadi ledakan pada ruang bakar lainnya.
Mesin ini membutuhkan perawatan khusus karena konstruksinya yang tidak
sederhana. Mesin ini juga memakan tempat karena berbentuk sejajar dan bobotnya
yang berat. Mesin empat silinder umumnya dikonfigurasikan dengan 12 katup atau
16 katup. Pada mesin yang memiliki 12 katup, setiap Silinder terdiri atas tiga
katup, yaitu dua katup isap dan satu katup buang.
Gambar 2.24 Mesin empat silinder dengan 12 katup.
Pada mesin yang memiliki 16 katup, setiap silinder terdiri atas empat katup,
yaitu dua katup isap dan dua katup buang.
Gambar 2.25 Mesin dengan 16 katup.
e. Mesin enam silinder
Mesin enam silinder merupakan suatu mesin yang memiliki enam silinder pada
blok mesin. Semua piston menggerakkan satu buah poros engkol. Mesin enam
silinder sejajar merupakan mesin dengan desain paling sederhana untuk
menciptakan sebuah keseimbangan mesin sehingga mesin jenis ini menimbulkan
getaran yang lebih sedikit daripada mesin dengan silinder di bawahnya. Mesin
enam silinder umumnya digunakan untuk mobil besar, seperti truk atau bus,
kapal, serta kendaraan perang, seperti tank dan panser.
f. Mesin delapan silinder
Mesin delapan silinder merupakan suatu mesin yang memiliki delapan silinder
pada blok mesin. Mesin ini umumnya digunakan untuk menggerakkan mesin
generator atau mesin kapal. Suara yang dihasilkannya tinggi seperti motor
sport pada umumnya karena poros engkolnya memiliki tipe flatplane.
Klasifikasi Mesin Berdasarkan Konstruksi Penggerak Katupnya
Berdasarkan konstruksi penggerak katupnya, mesin dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu Overhead Valve (OHv) dan Overhead Camshaft (OHC). Gerak buka
tutup katup diatur oleh camshaft atau poros nok. Camshaft terdapat pada mesin
empat tak yang menggunakan piston. Pembukaan dan penutupan katup terjadi
karena tekanan atau dorongan dari camshaft.
a. Overhead Valve (OHV)
Camshaft pada mesin ini terletak di dalam blok silinder dan langsung terhubung
dengan roda gigi poros engkol. Camshaft dibantu dengan perangkat tambahan
valve lifte, pushrod, dan pada bagian atasnya terdapat rocker arm yang akan
menggerakkan katup.
Gambar 2.26 Overhead Valve (OHV).
b. Overhead Camshaft (OHC)
Camshaft pada mesin ini terletak di atas kepala silinder yang digerakkan oleh
rantai atau sabuk dengan roda gigi penggerak yang terhubung dengan poros
engkol. Katup digerakkan tanpa bantuan pushrod. Mesin jenis ini dibagi menjadi
dua kelompok berdasarkan jumlah camshaft-nya.
1) Single Overhead Camshaft (SOHC)
Single Overhead Camshaft (SOHC) merupakan mesin yang camshaft-nya hanya satu.
Pada umumnya, setiap silinder memiliki dua katup, yaitu katup isap (intake
valve) dan katup buang (exhaust valve). Katup isap berfungsi mengisap campuran
bahan bakar dan udara ke dalam ruang bakar, Sedangkan katup buang berfungsi
mengeluarkan gas sisa pembakaran.
2) Double Overhead Camshaft (DOHC)
Double Overhead Camshaft (DOHC) merupakan mesin yang di dalamnya memiliki dua
camshaft. Mesin ini umumnya dikonfigurasikan memiliki empat katup. Dua katup
untuk mengatur bahan bakar yang masuk dan dua katup lainnya untuk mengatur gas
buang.
Gambar 2.27 (a) DOHC dan (b) SOHC.
Baca Juga Materi BAB II Menerapkan Mesin Konversi Energi dalam Bidang
Otomotif
Mungkin itu saja Materi Memahami klasifikasi engine yang dapat saya
uraikan kali ini. Saran dan komentar sangat kami harapkan kepada pembaca.
Silahkan tuliskan di kolom komentar.
Nah, itu dia klasifikasi mesin (engine) yang dipelajari siswa teknik otomotif.
Apabila kamu berminat menjadi mekanik ataupun desainer engine, kamu bisa
memilih jurusan ini.