A. Jenis-Jenis dan Bentuk Kikir
Peralatan utama dalam kegiatan mengikir adalah kikir. Dimuka telah dijelaskan bahwa kikir terbuat dari baja perkakas berkarbon tinggi. Bentuk kikir dapat dilihat seperti gambar berikut.
Untuk memasang dan melepas gagang atau pegangan kikir harus dengan cara yang benar dan aman. Pertama-tama ukur panjang dan penampang tangkai kikir yang akan diberi gagang. Kemudian siapkan gagang kikir dengan memberi lubang awal dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran tangkai kikir. Perhatikan gambar berikut!
Membuat lubang pada gagang kikir |
Masukkan tangkai kikir pada lubang tersebut dan beri pukulan ringan, dan terakhir pukulkan gagang kikir pada landasan yang keras.Memasang gagang kikir harus kuat dan lurus terhadap tangkai/puting kikir. Untuk melepas gagang kikir gunakan ragum dengan cara membuka ragum secukupnya asal bilah kikir dapat masuk.
Memasang dan melepas Gagang Kikir |
Menggunakan kikir haruslah sesuai dengan bentuknya seperti yang dicontohkan dalam gambar berikut ini.
1. Kikir Datar
Kikir ini berbeentuk kota dan pipih, biasanya digunakan meratakan pada benda kerja agar bisa menjadi datar, pada bena yang sejajar tegak lurus.
Kikir Datar |
Kikir ini berbentuk segi empat, yang digunakan untuk membuat rata/menyikukan antar bidang satu dengan bidang yang lainya.
Kikir Bujur Sangkar |
Bentuk kikir segitiga, namun pada bentuk segitanya mengecil, berfungsi untuk meratakan, menghaluskan bidang yang berbentuk sudut 60 derajat atau lebih besar.
4. Kikir Bulat
Kikir Segitiga |
Kiki bulat yang menghaluskan permukaan, membuat bentuk diameter suatu lubang yang bulat.
Kikir Bulat |
Kiki bulat yang menghaluskan permukaan, membuat bentuk diameter suatu lubang yang bulat.
Setelah posisi kaki benar, bagaimana gerakan dalam mengikir. Gerakan mengikir yang benar adalah gerakan kedua tangan yang diikuti oleh ayunan badan supaya gerakan kedepan mendapatkan tekanan yang memadai. Gerakan harus maksimal sepanjang kikir dan jumlah gerakan kedepan (pemotongan) kurang lebih 40 – 50 gerakan per menit.
Memeriksa kesikuan antara dua bidang permukaan benda kerja yang saling berpotongan 90q dapat menggunakan siku-siku yaitu dengan cara merapatkan siku-siku pada dua bidang permukaan yang diperiksa. Indikator kisikuan jika sepanjang sisi siku-siku rapat pada permukaan benda kerja dan tanpa celah cahaya.
Memeriksa kesejajaran dua permukaan bidang benda kerja yang saling berseberangan dapat menggunakan jangka sorong atau jangka bengkok, yaitu dengan cara merapatkan kedua rahang jangka sorong pada permukaan yang diperiksa. Indikator kesejajarannya jika kedua rahang jangka sorong rapat pada permukaan benda kerja tanpa celah cahaya.
Kikir Setengah Bulat |
B. Gigi Kikir
Gigi kikir dibentuk melalui pemahatan pada bilah kikir.Untuk pengikiran kelompok logam ferro umumnya menggunakan kikir dengan pahatan/guratan ganda. Pahatan yang pertama adalah pahatan dalam, bersudut 70q terhadap garis tengah kikir dan yang kedua adalah pahatan dangkal, menyilang terhadap pahatan pertama dan bersudut 45q terhadap garis tengah kikir.
Gigi Kikir |
C. Posisi kaki
Selama kegiatan mengikir peserta harus selalu berdiri disebelah kiri ragum dengan posisi kaki sedemikian rupa dan tetap pada tempatnya, jarak antara kaki kanan dan kiri menyesuaikan dengan panjang kikir yang sedang digunakan. Jika dilihat dari atas, maka posisi telapak kaki kiri terhadap poros ragum sebesar ± 30q dan kaki kanan sebesar ± 75q. Perhatikan gambar berikut!
Posisi Kaki Saat Mengikir |
Gerakan Mengikir |
D. Pemegangan Kikir
Secara normal tangan kanan memegang gagang kikir dengan mantap dan memberikan tekanan pada ujung gagang kikir dengan bagian tengah telapak tangan.Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di bawah gagang. Sedangkan tangan kiri diletakkan pada ujung kikir dengan cara meletakkan telapak tangan dan ibu jari diatas ujung kikir, sedangkan jari-jari yang lain merapat dilipat kebawah tanpa memegang ujung kikir.
Pemegangan Kikir |
E. Arah pengikiran
Pengikiran dapat dilakukan dalam berbagai arah, yaitu pengikiran menyilang, memanjang, dan melintang.Pengikiran menyilang yaitu dilakukan dalam dua arah pengikiran, arah pertama posisi kikir 45q terhadap benda kerja dan arah kedua posisi kikir 90q terhadap arah kikir yang pertama.Pengikiran memanjang jika arah pengikiran sejajar dengan panjang benda kerja.Pengikiran melintang jika arah pengikiran melintang terhadap panjang benda kerja.
Arah Pengikiran |
F. Pemeriksaan Kerataan, Kesikuan, dan Kesejajaran
Memeriksa kerataan permukaan benda kerja dapat menggunakan mistar baja atau mal kerataan (straight gauge) dengan cara merapatkan sisi mistar/mal pada permukaan benda kerja dari berbagai arah (digonal, membujur, dan melintang). Indikator kerataan yaitu jika diantara mistar/mal dan permukaan benda kerja tidak ada celah cahaya yang tampak.
Pemeriksaan Kerataan |
Pemeriksaan Kesikuan |
Pemeriksaan Kesejajaran |
G. Penting SOP Teknik Mengikir atau Menggunakan Kikir
Dalam setiap proses industri, ada Standard Operational Procedure (SOP). Begitu juga dengan proses pengikiran. Namun SOP tersebut tidak akan dibahas di sini, melainkan hanya teknik kerja umum pengikiran pekerjaanl ini tentunya. yang banyak dilakukan di departemant debburing dan biasa diberikan oleh instruktur (leader) kepada operator baru. Pengerjaan dasar sebelum melakukan pengikiran antara lain sebagai berikut:
a. Memilih dan Menyiapkan Tempat Kerja.
Tinggi tempat haruslah disesuaikan dengan bentuk dari benda kerja yang akan dikerjakan dan ketinggian si pengikir yang melakukan pengikiran.
b. Melemaskan Sendi-sendi Tangan
Posisi kerja memperlihatkan bagaimana kecakapan seseorang bekerja. Selama mengikir, badan berdiri di sebelah kiri benda kerja atau material dengan posisi kaki tetap pada tempatnya. Jarak antar kaki deisesuaikan dengan panjang kikir.Sudut antara poros tanggem dan kaki kira-kira membentuk sudut 300, sedangkan untuk kaki kanan membentuk sudut kurang lebih 75.
c. Melakukan Gerakan Utama/dasar Sebanyak Mungkin
Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya condong kedepan selama pengikiran berlangsung. Sementara posisi kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran berlangsung. Sedangkan arah pandangan mata selalu terpusat (diarahkan) melihat pada benda kerja yang akan dikerjakan atau dikikir.
d. Penjepitan Benda Kerja (Menggunakan Ragum/Catok)
Ragum atau catok adalah suatu peralatan yang dipakai untuk menjepit benda kerja pada saat proses pengikiran selain itu ragum atau catok bias juga digunakan untuk, menggergaji, memahat, dll. Dalam pengerjaannya, biasanya digunakan ragum sejajar.
e. Spesifikasi Ragum
Pada umumnya ragum terbuat dari besi tuang kenyal atau baja tuang. Yang terpenting dalam pengikiran adalah pemasangan ragum harus kuat. Banyak sekali jenis ragum yang digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan tangan. Di ATMI (asosiasi tekhnik mesin Indonesia), ragum yang digunakan dalam praktek pengikiran tingkat satu adalah ragum sejajar, dimana rahang yang bergerak (movable jaw) digerakkan oleh poros berulir dan bergerak kebelakang. Rahang (jaw) atau mulut dapat diganti dan dikeraskan (hardened jaw) Apabila ragum dipakai setiap hari, permukaan yang saling bergesekan dan berulir harus sering dibersihkan dan diberi oli atau dilumasi.
Penting: jangan mengencangkan tangkai handle dengan pipa atau hammer.
f. Pemegangan Kikir
Pemegang kikir harus dipasang lurus dengan tangkai kikir dan haruslah kuat. Kikir yang dipakai harus bergagang atau bertangkai. jika ketentuan ini diabaikan akan mengakibatkan tangan menjadi rusak disebabkan karena tangkai kikir bergesekan lansung dengan telapak tangan. Pemegang kikir harus dibor terlebih dahulu sebelum dipasang ke tangkai kikir. Adapun diameter bor dan kedalamannya harus disesuaikanj dengan ukuran kikir. Sewaktu memasang, dapat dilakukan dengan jalan memanaskan terlebih dahulu tangkai kikir sampai merah suram, kemudian kikir dimasukkan pada handle kayu sehingga membentuk lubang yang pas.
Semoga artikel Teknik Mengikir - Cara Menggunakan Kikir ini bermanfaat bagi pembaca.