Apakah anda sudah mengetahui komponen sistem pengapian konvensional ? Perkembangan sistem pengapian pada motor bakar sekarang ini diawali dari teknologi konvensional. Sistem pengapian pada engine konvensional ini sangat diperlukan keberadaanya. Pengapian jenis konvensional ini bertugas untuk menyalakan percikan bunga api pada busi.
|
Rangkaian Sistem Pengapian Konvensional |
Percikan bunga api pada busi yang dihasilkan sistem pengapian ini akan menyalakan bahan bakar dan udara yang ada didalam silinder atau ruang bakar engine konvensional. Kedua campuran ini harus mengalami pembakaran yang baik didalam silinder.
Apabila hasil pembakaran menghasilkan berturut-turut lebih banyak mengandung H2O (hidrogen) dan CO2 (karbondioksida) daripada CO dan NOx. Pembakaran yang dilakukan oleh sistem pengapian konvensional dapat dikatakan sempurna.
Untuk dapat mencapai ini, pengapian konvensional perlu tersusun dari beberap komponen ataupun bagian-bagian sehingga terbentuk sebuah sistem pengapian konvensional yang lengkap. Setiap komponen dari sistem ini akan menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dengan tujuan menghasilkan percikan bunga api pada busi ketika piston berapa pada langkah usaha.
Adapun beberapa komponen sistem pengapian yang masih konvensional akan dibahas dengan lengkap baik itu pada mobil maupun sistem pengapian konvensional sepeda motor. Pembahasn akan dimulai dari sistem pengapian pada mobil konvensional.
Komponen Sistem pengapian konvensional
Komponen sistem pengapian mobil dan sepeda motor sangat berbeda jika dilihat dari bentuk fisik, meskipun sama-sama konvensional dan tujuan serupa. Istilah yang cocok untuk sebutan ini adalah sama tetapi tidak serupa.
1. Baterai
Sistem pengapian memerlukan arus listrik agar dapat bekerja, karena hal ini komponen sistem pengapian konvensional memerlukan baterai sebagai sumber power. Arus dari baterai ini sebesar 12Volt mengaliri semua komponen sistem pengapian konvensional tanpa terkecuali. Arus atau tegangan dari baterai ini dikirim kesemua komponen pengapian, akan tetapi komponen yang mengalami perubahan atau kerja hanya pada Koil (coil).
|
Baterai Pengapian Konvensional dengan AH Besar |
|
Baterai sistem pengapian dengan AH sedang |
2. Sekring pengapian
Pengapian konvensional memerlukan sekring khusus sistem pengapian untuk mengamankan rangkaian ini dari short circuit ataupun overload. Sekring akan memutus aliran listrik ke sistem pengapian saat salah satu hal ini terjadi. Ketika sekring menerima arus yang lebih besar dari kapasitasnya, sekring akan putus. Secara otomatis arus listrik pun tidak dapat mengalir lagi kekomponen pengapian konvensional berikutnya.
|
Sekring pengapian satu dengan EFI |
|
Fuse untuk pengapian sebesar 7.5 AH |
3. IG Kunci kontak
Pusat kendali atau saklar sistem kelistrikan pada mobil terpat pada kunci kontak. Ada beberapa terminal pada kunci kontak kendaraan, setiap terminal ini difungsikan untuk sistem kelistrikan. Salah satunya adalah terminal IG untuk sistem pengapian. Cara kerja alat ini sangat sederha, yaitu hanya memutus atau menghubungkan arus dari baterai ke sistem kelistrikan.
|
Kunci kontak pengapian konvensional dua kabel |
|
Kunci kontak pengapian konvensional tiga kabel |
|
Kunci kontak pengapian konvensional empat kabel |
4. Coil Pengapian
Pengapian konvensional juga memiliki koil sebagai komponen sistem pengapian. Koil pengapian berperan sebagai aktor utama pada sistem pengapian. Komponen ini yang mengubah arus listrik baterai 12V menjadi 55.000 volt lebih dengan dibantu oleh platina dan komponen sistem pengapian lainnya. Coil memiliki dua kumparan yang dibuat menjadi rangkaian didalamnya. Nama rangkaian ini yang membentuk coil pengapian ini adalah kumparan primer, kumparan sekunder serta internal resistor (jika dilengkapi).
|
Coil pengapian konvensional |
|
Koil pengapian konvensional |
|
Koil pengapian sistem pengapian konvensional |
5. Kabel Tegangan tinggi
Kabel tegangan tinggi sistem pengapian memiliki tahanan standar 1,2 – 3,2 Ώ pada mobil suzuki APV. Arus tegangan tinggi yang dihasilkan coil akan dikirimkan ke distributor untuk diteruskan ke setiap busi silinder engine. Jika kabel tegangan tinggi pengapian konvensional memiliki tahanan yang besar, kabel harus diganti. Agar tidak menimbulkan penurunan performa yang dihasilkan sistem pengapian.
|
Kabel tegangan tinggi pengapian |
|
Kabel tegangan tinggi pengapian juga untuk Busi |
6. Distributor Assy
Pada distributor assy pengapian konvensional masih terdapat beberapa komponen lainya, yaitu platina, governor advancer, vacuum advancer, kondensor, dan yang tidak kalah penting adalah rotor. Rotor pada distributor bertugas menyambungkan arus dari kabel tegangan tinggi ke terminal kabel busi.
|
Distributor sistem pengapian konvensional |
|
Distributor CDI sistem pengapian konvensional |
|
Distributor Platina sistem pengapian konvensional |
Bagian platina yang terdapat pada distributor ini kerjanya adalah memutus dan menghubungkan pemassaan (arus negatif) coil pengapian. Platina ini memiliki nama asli kontak point, sementara platina adalah nama bahan komponen ini dibentuk.
Governor advancer akan menggerakan platina atau kontak point maju atau lebih awal untuk membuka. Governor advancer menggunakan gaya sentrifugal untuk menggerakkan plat tempat platina dibautkan.
Bagian selanjutnya adalah vacuum advancer yang memiliki cara kerja sesuai namanya, yaitu pemaju atau advancer dengan bantuan kevacuuman. Vacuum advancer menggunakan kevacuum dari intake manifold untuk berkerja bergerak maju.
7. Kabel Untuk busi
Tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian dibagi oleh distributor ke busi melalui kabel busi. Kabel ini akan tersambung dengan terminal busi. Sehingga arus dari distributor langsung mengalir ke Busi. Kabel ini juga harus memiliki tahanan yang tidak melewati ambang batas yang ditetapkan pabrikan.
|
Kabel tegangan tinggi pada busi pengapian konvensional |
8. Busi
Komponen paling ujung dari sistem pengapian konvensional adalah busi. Setelah semua komponen-komponen lainya yang dibahas diatas bekerja dengan optimal, hasilnya akan terlihat pada busi. Fungsi utama dari bagian ini adalah menghasilkan loncatan bunga api pada ujung elektrodanya.
Bunga api busi ini harus kuat dan panjang agar dapat menembus tekanan kompressi dan membakar campuran udara bahan bakar. Bayangkan jika bunga api padam saat piston naik dan tekanan kompressi naik, pastinya tidak akan pernah terjadi pembakaran didalam silinder.
|
Busi panas untuk pengapian konvensional |
|
Busi dingin juga dapat pada pengapian konvensional |
Banyak hal yang mempengaruhi kinerja atau performa sistem pengapian konvensional. Jenis busi, kabel tegangan tinggi, bahan kontak point atau platina, kumparan koil pengapian merupakan hal atau komponen yang dapat diuji coba untuk mempengaruhi kinerja atau performa sistem pengapian.
Pada prinsipnya adalah terletak pada kualitas bahan yang membentuk komponen-kompoenen sistem pengapian konvensional ini akan sangat mempengaruhi performa dan hasil bunga api busi yang dihasilkan
sistem pengapian konvensional.
Ditulis oleh : David Sigalingging, S.Pd dari berbagai sumber.