Menganalisis Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk
barang/jasa - Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model
Pembelajaran Project Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta didik
dapat menganalisis konsep desain pada kemasan produk, menganalisis kemasan
produk barang/ jasa, menentukan bahan kemasan yang akan digunakan, menentukan
bentuk kemasan yang akan digunakan, membuat desain kemasan yang menarik dengan
berbagai media dan aplikasi pada komputer, mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan kemasan dengan rasa ingin tahu, kreatif, komuikatif, dan mandiri.
A. Pengertian Desain Produk
B. Tahapan dalam Desain Produk
C. Pengembangan Produk
D. Pengertian Kemasan
E. Tujuan dan fungsi kemasan
F. Jenis Kemasan
G. Syarat Kemasan Produk
H. Faktor-faktor Desain Kemasan
I. Hubungan Desain Kemasan dengan minat beli
Gambar 4.1 Contoh Desain Kemasan Produk |
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat ini berdampak positif terhadap daya
beli masyarakat. Kebanyakan konsumen saat ini, jika tertarik suatu produk
tidak langsung membelinya tetapi dia akan membandingkan produk yang satu
dengan produk yang lainnya, baik membandingkan secara langsung maupun melalui
media.
Beberapa hal yang menjadi faktor pembanding salah satunya adalah desain dan
kemasan dari produk tersebut, selain harga dan review dari orang lain yang
telah menggunakan atau merasakan manfaat dari produk tersebut. Produk yang
baik adalah produk yang kualitasnya terjaga dari awal produksi sampai berada
di tangan konsumen. Salah satu aspek yang penting dalam kualitas produk barang
atau jasa adalah kemasan.
Dalam proses pengemasan atau pembuatan kemassan diperlukan kegiatan mendesain
agar keunggulan produk tersampaikan dengan maksimal kepada konsumen.
Selain untuk melindungi produk, kemasan juga berperan sebagai media pemasaran
yang efektif. Saat ini, berbagai material kemasan dapat dipilih di antaranya
plastik, almunium foil hingga kertas daur ulang. Setiap material yang
digunakan memiliki fungsi dan peranannya masing-masing.
Desain kemasan harus mengandung nilai keindahan yang meliputi pewarnaan,
bentuk kemasan, tulisan dan merek. Selain menarik konsumen dengan desain dan
kemasan, pada kemasan juga diperlukan informasi dan fakta produk untuk
menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produk. Karena desain kemasan yang
baik tidak hanya menarik bila dipajang di rak penjualan atau dilihat
gambarnya, tetapi juga dapat meyakinkan konsumen untuk membeli.
Kemajuan teknologi pun sangat mempengaruhi perkembangan desain dan kemasan
produk, desain dan kemasan yang unik bukan hal yang mustahil untuk
dikembangkan saat ini, dengan bantuan berbagai alat canggih. Kreatifitas dan
inovasi sangat dibutuhkan dalam pembuatan desain dan kemasan.
Pada dunia pemasaran persaingan merupakan hal yang wajar. Maka dari itu
berbagai usaha dilakukan yang dilakukan pelaku usaha atau wirausahawan agar
lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan
untuk lebih unggul di antaranya adalah dengan membuat desain kemasan produk
yang menarik dan meyakinkan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
Oleh karena itu, selain menghasilkan produk yang unik dan inovatif, seorang
wirausaha pun dituntut untuk dapat membuat desain kemasan yang menarik
konsumen untuk membeli produknya.
Pada bab ini akan djelaskan mengenai pengertian desain produk, pengertian
kemasan, fungsi dan tujuan desain kemasan, faktor-faktor desain kemasan dan
hubungan antara desain kemasan dan minat beli.
A. Pengertian Desain Produk
Desain produk terdiri dari dua kata yaitu desain dan produk. Desain adalah
rencana atau gambar yang dibuat untuk menunjukkan tampilan dan fungsi atau
cara kerja bangunan, pakaian, atau benda lain sebelum dibuat atau dibuat.
Sedangkan produk berarti sesuatu yang dibuat untuk dijual dan ditambah guna
atau nilainya, biasanya sesuatu yang diproduksi.
Jadi pengertian desain produk adalah aktivitas merancang atau merencanakan
suatu bentuk yang dibuat melalui proses produksi dan hasil akhirnya menjadi
suatu barang produk yang memiliki nilai dan kegunaan serta dapat memenuhi
keinginan konsumen. Desain produk baik barang maupun jasa diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
Desain produk barang atau jasa akan berubah seiring dengan meningkatnya
persaiangan di antara para wirausahawan dan perkembangan kemajuan teknologi.
Dalam mendesain produk harus mempertimbangkan beberapa faktor di antaranya
faktor biaya, kualitas, kebutuhan konsumen, dan keunggulan dalam
persaingan.
Menurut Kotler (2002), terdapat enam elemen yang harus dipenuhi ketika membuat
desain produk yaitu, ukuran, bentuk, material bahan, warna, teks, dan merek.
Dalam proses perancangannya, kreatifitas dan inovasi sangat diperlukan. Namun
hal lain yang tidak kalah penting untuk ditonjolkan pada desain produk barang
atau jasa yang ditawaran adalah keunggulan dari produk tersebut.
Ide atau gagasan sebuah desain produk dapat bersumber dari pemikiran dan
kreatifitas internal dari wirausahawan, ataupun dapat bersumber dari kebutuhan
konsumen, pesaing, dan ketersediaan bahan dalam pembuatan kemasan produk.
Gambar 4.2 Tahapan Desain Produk |
B. Tujuan Perancangan Desain Produk
Perancangan desain produk yang dilakukan sebelum dilakukan pembuatan sebuah
produk memiliki beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut.
- Mengantisipasi kegagalan yang mungkin terjadi pada proses produksi.
- Membantu menentukan metode efektif dan efisien alam prose produksi produk.
- Menentukan standar dan spesifikasi produk.
- Menghitung biaya yang harus dikeluarkan dan menentukan harga jual produk.
- Mengevaluasi kelayakan produk sebelum diluncurkan di pasaran yang disesuaikan dengan tren pada masanya.
- Menghasilkan produk yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.
C. Tahapan Perancangan Desain Produk
Perancangan desain produk tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Beberapa
proses harus dilalui untuk dapat menuangkan ide atau gagasan dalam produk
nyata. Selain itu, perlu adanya proses pengumpulan informasi,seperti kebutuhan
konsumen, tren yang ada saat ini, pesaing, dan ketersedian bahan, sehingga
produk nyata hasil ide dan gagasan desain produk sesuai dengan harapan.
Beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam proses membuat sebuah desain
produk, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Idea Development
Proses pengembangan ide dan gagasan dalam pembuatan desain produk, dapat
diawali dengan mengumpulkan informasi seperti kebutuhan konsumen, tren saat
ini, selera pasar dan lain sebagainya dari berbagai sumber, kemudian
menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam produk dan jasa nyata
yang dibutuhkan dengan spesifikasi tertentu, yang tentunya menonjolkan
kekhasan atau keunggulan dari produk tersebut.
b. Product Screening
Melakukan berbagai pertimbangan pada berbagai aspek, yaitu, kualitas produk,
pemasaran, dan target biaya.
c. Preliminary design and testing
Pada tahap ini, prototipe dibuat berdasarkan desain produk yang telah dibuat.
Kemudian prototipe diuji dan diperbaiki sesuai dengan hasil pengujian yang
telah dilakukan. Sehingga dihasilkan prototipe baru dari desain baru hasil
perbaikan. Namun, yang harus dipertimbangkan pada tahap ini adalah biaya dan
waktu yang harus disediakan apabila jumlah pengujian yang dilakukan cukup
banyak.
d. Final Design
Yaitu perancangan akhir dari sebuah produk yang didalmnya terdapat spesifikasi
produk, cara pemrosesan, pekerjaan yang harus dilakukan, peralatan dan bahan
baku yang digunakan, serta pengaturan produksi lainnya. Pada proses ini
diperlukan juga pendokumentasian spesifikasi barang dan jasa yang dihasilkan
sebagai data yang nanti akan digunakan dalam tahap pengembangan produk atau
pengembangan usaha.
D. Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan sebuah strategi yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan pertumbuhan perusahaannya. Pengembangan produk dapat dilakukan
dengan menawarkan produk baru atau produk lama yang telah dimodifikasi kepada
konsumen. Semakin terbuka luasnya peluang dalam munculnya produk-produk baru,
artinya pengembangan produk baru yang mengharuskan seorang wirausaha untuk
membuka komunikasi dengan konsumen.
Ide produk baru merupakan kunci utama dalam proses pengembangan usaha. Salat
satu cara yang dapat digunakan untuk memunculkan ide adalah Brainstorming.
Brainstroming merupakan teknik yang di dalamnya terdapat proses berbagi ide
pada topik tertentu tanpa mengkritik (diskusi terbuka untuk menghasilkan ide
kreatif). Hal tersebut dapat dilakukan oleh seorang wirausaha dengan membentuk
tim, maupun melakukannya dengan konsumen atau pelanggan.
Kegagalan dalam pengembangan produk menyebabkan kegagalan dalam bersaing
dengan pesaing yang telah mampu mengembangkan produknya. Lemahnya inovasi
produk dan pengembangan produk harus segara di atasi, agar usaha yang
dijalankan dapat berkembang dengan cepat. Keberhasilan suatu usaha di masa
depan tergantung kepada kemampuan wirausahawan dalam menghasilkan produk yang
menarik, memiliki daya saing dan memiliki kualitas sesuai dengan yang
dibutuhkan konsumen.
Dalam proses pengembangan produk baru, seorang wirausahawan harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
- Memahami pelanggan.
- Kemampuan ekonomi masyarakat yang merupakan target pasar.
- Perubahan gejala sosial dan persebaran masyarakat (demografi) yang menjadi segmentasi pasar, seperti penghasilan masyarakat, kebiasaan belanja masyarakat dan lain sebagianya.
- Perubahan teknologi, terutama pada perkembangan teknologi saat ini.
- Perubahan Politik atau Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maupun kondisi politik saat ini.
- Perubahan lain yang dapat muncul melalui kebiasaan pasar, pemasok, distributor.
E. Pengertian Kemasan
Kemasan merupakan hal yang penting dalam berwirausaha, kemasan bukan hanya
untuk produk berupa barang saja tetapi produk berupa jasa pun harus dapat
mengemas produk jasanya dengan baik dan menarik, sehingga konsumen pun
tertarik menggunakan jasanya.
Saat ini selain sebagai pelindung produk, kemasan juga dapat digunakan sebagai
media promosi untuk mengenalkan produk kepada konsumen dan meyakinkan konsumen
untuk membeli produk yang ditawarkan. Pengemasan merupakan kegiatan membuat
rancangan dan memproduksi wadah atau bungkus produk yang di dalamnya terdapat
kegiatan pembuatan desain kemasan dan pembuatan kemasan itu sendiri.
Adapun beberapa fungsi dari kemasan, yaitu sebagai berikut.
- Melindungi produk terhadap kerusakan, dari awal proses produksi sampai berada ditangan konsumen.
- Untuk memudahkan penyimpanan produk oleh produsen, distributor, agen, maupun konsumen.
- Sebagai alat untuk promosi.
Suatu produk biasanya memiliki kemasan yang terdiri dari beberapa lapisan yang
disesuaikan dengan tujuan kemasan itu dibuat. Kemasan terdiri dari tiga jenis,
yaitu sebagai berikut.
- Kemasan dasar (Primer Package) yaitu lapisan dari kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk.
- Kemasan tambahan (Secondary Package) yaitu lapisan yang terbuat dari bahan yang berfungsi untuk melindungi kemasan primer dan biasanya memiliki desain yang lebih menarik dan beragam.
- Kemasan pengiriman (Shipping package) yaitu kemasan yang dibuat untuk melindungi produk pada saat proses penyimpanan dan pengiriman.
1. Bahan Kemasan
Pemilihan bahan kemasan sangatlah penting karena sangat berpengaruh pada
kualitas produk yang harus tetap dijaga sampai ke tangan konsumen. Bahan
kemasan yang digunakan sangat berpengaruh kepada desain dan bentuk kemasan
yang akan dibuat. Saat ini jenis-jeis baha kemasan yang digunakan sangat
beragam. Kemasan pada umumnya terbuat dari hal berikut.
- Gelas, namun memiliki kekurangan, di antaranya mudah pecah, dan transparan.
- Metal, biasanya terbuat dari aluminium yang memiliki kelebihan, yaitu mempunyai kekuatan tahan terhadap panasa dan tidak berkarat.
- Kertas, bahan kertas mudah rusak karena air dan kelembaban yang tinggi.
- Plastik, yang dapat berupa kantung, botol, toples, dan sebagainya.
Penggunaan plastik sebagai kemasan, saat ini semakin meningkat. Biaya produksi
yang murah menjadi salah satu alasan penggunaan plastik sebagai kemasan selain
mudah dibentuk. Jenis-jenis plastik beragam, ada yang hanya dapat dipakai satu
kali dan ada juga yang dapat digunakan berulang-ulang.
Pada perdagangan secara online (E-commerce) yang semakin berkembang pesat saat
ini, pemilihan bahan kemasan yang tepat sangatlah penting, terutama kemasan
pengiriman. Kesalahan dalam pemilihan bahan untuk kemasan pengiriman kemasan
pengiriman (Shipping package), selain dapat menurunkan kualitas produk tetapi
dapat juga menurunkan kepercayaan pelanggan terhadap toko online yang kita
bangun.
Oleh karena itu, sebelum memasarkan produk kita secara online, melalui medaia
sosial maupun melalui marketplace. Pemilihan bahan kemasan untuk kemasan
pengiriman harus benar-benar diperhatikan.
F. Faktor-faktor Desain Kemasan
Kemasan berkualitas yang digunakan dalam proses pemasaran harus memperhatikan
beberapa faktor agar dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan kulaitas
produk yang ditawarkan. Berikut beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
desain kemasan adalah sebagai berikut.
a. Faktor pengamanan
Kerusakan-kerusakan produk yang mungkin terjadi harus dapat diminimalisir atau
bahkan dihindari oleh kemasan. Beberapa penyebab kerusakan pada produk, di
antaranya, kelembaban, sinar matahari, serangga, dan sebagainya.
b. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi dan harga jual produk. Karena bahan kemasan
mementukan biaya produksi dan harga jual produk, kesalahan dalam memilih bahan
kemasan dapat mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Contohnya, refill susu
bayi terbuat dari bahan karton.
c. Faktor pendistribusian
Pembuatan kemasan harus juga memperhatikan kemudahan dalam pendistribusian
produk baik di tingkat distributor maupun pengecer sampai ke tangan konsumen.
Oleh karena itu, perlu perancangan can perencanaan yang matang dalam mendesain
kemasan, sehingga tidak menyulitkan dalam peletakan di rak dan penyimpanan.
d. Faktor komunikasi
Fungsi lain dari kemasan adalah sebagai media komunikasi dari produsen atau
pedagang ke konsumen. Kemasan yang dibuat harus dapat menjelaskan dan
mencerminkan produk yang ditawarkan. Selain itu, harus mudah diingat dan
dipahami. Misalnya, karena bentuk kemasan yang tidak sesuai sehingga
bermasalah dalam peletakan produk dan tidak terlihatnya informasi atau
penjelasan yang menggambarkan citar produk. Hal tersebut menyebabkan maksud
yang ingin disampaikan oleh produsen tidak tersampaikan dengan maksimal.
e. Faktor ergonomi
Desain kemasan harus memeperhatikan kemudahan produk untuk digunakan, dipegang
dan dibuka oleh konsumen. Bahkan saat ini pelaku usaha berlomba-lomba untuk
mendesain kemasan yang lebih memudahkan konsumen dan lebih praktis dalam
penggunaannya. Sehingga, akan dipilih konsumen karena kenyamanan dalam
penggunaannya. Contohnya, lekukan pada sikat gigi yang didesain sedemikian
rupa sehingga mudah dan nyaman untuk dipegang dan digunakan.
f. Faktor estetika
Sebelum melihat sebuah produk, biasanya konsumen terlebih dahulu melihat
kemasan. Oleh karena itu, kemasan harus dibuat atau didesain untuk memiliki
nilai keindahan atau daya tarik visual yang didalmnya terdiri dari warna,
bentuk, logo, huruf, dan sebaginya. Tujuannya dari itu semua adalah selain
untuk menarik konsumen tetapi meyakinkan konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan.
g. Faktor identitas
Desain kemasan merupakan salah satu kekayaan intelektual yang dimiliki oleh
pendesainnya. Oleh karena itu, dalam pembuatan kemasan tidak boleh menyerupai
apalagi sama dengan desain kemasan produk lain, karena selain dapat terjerat
sanksi hukum, produk pun tidak memiliki identitas yang jelas. Identitas produk
sangatlah penting agra mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk
pesaing.
h. Faktor promosi
Kemasan dapat berfungsi sebagai media promosi atau sebagai silent sales
person. Kemasan yang berkualitas dapat efektif dalam menarik perhatian
konsumen baru maupun konsumen lama untuk membeli produk yang ditawarkan.
i. Faktor lingkungan
Pemilihan bahan kemasan harus juga memperhatikan isu lingkungan yang sedang
berkembang. Karena jika tidak memperhatikan isu lingkungan tersebut, maka
kemungkinan terjadi permasalahan dengan masyarakat bahkan dengan pemerintah.
Salah satu bahan kemasan yang pernah menjadi topik hangat adalah stereofom
yang dianggap sebagai kemasan tidak ramah lingkungan serta berbahaya bagi
kesehatan. Kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly) dan dapat
didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang (reusable) menjadi pilihan
para produsen saat ini dalam membuat kemasan produk.
G. Hubungan Desain Kemasan dengan Minat Beli
Pembelian adalah suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh konsumen pada satu
kali tansaksi dalam periode waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan
minat beli adalah minat konsumen untuk membeli atau memilih suatu produk,
berdasarkan pengalaman dalam menggunakan produk.
Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya persaingan saat ini, salah
satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat kemasan yang menarik
dan mudah untuk digunakan oleh konsumen karena hal yang pertama kali dilihat
oleh konsumen sebelum produk adalah kemasan dari produk tersebut. Saat ini
kemasan bukan hanya berfungsi sebagai pelindung tetapi berfungsi juga sebagai
media promosi yang paling efektif dalam meningkatkan pendapatan perusahaan.
Kemasan termasuk ke dalam salah satu komunikasi visual yang harus
memperhatikan banyak hal dalam proses pembuatannya. Karena kemasan dapat
mengarahkan konsumen pada pertimbangan-pertimbangan, yaitu, apa yang dilihat
dan kesan setelah melihatnya.
Untuk itu kemasan harus mampu menciptakan daya tarik emosional konsumen. Untuk
itu, kemasan harus dapat menimbulkan daya tarik yang menyenangkan dari jarak
dekat maupun dari jarak jauh dan dapat mudah dikenali serta dapat menunjukkan
identitas produk secara langsung tanpa perlu pengamatan yang mendalam. Daya
tarik ini yang pada akhirnya akan meyakinkan konsumen sehingga konsumen akan
memutuskan untuk membelinya.
H. Tahap-tahap dalam Proses Pembelian
Tahap-tahap dalam proses pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2002) adalah
sebagai berikut.
Kelima tahap dalam proses pembelian ini dapat berurutan dilakukan pembelian
ataupun tidak beurutan dan terbalih tahapnnya. Kelima tahapan tersebut adalah:
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dilakukan konsumen, karena konsumen memiliki masalah dan
membutuhkan solusi dari masalah tersebut. Masalah tersebut bisanya merupakan
kebutuhan dari konsumen. Contohnya, pada saat seorang wanita mau datang ke
sebuah acara pernikahan ingin tampil beda, maka ketika ia melihat gaun-gaun
pesta yang ditampilkan di media sosial maupun toko online ia akan mulai
melihat-lihat gaun tersebut.
2. Pencari informasi
Pada tahap ini, setelah konsumen mengenali masalah ia akan mencari informasi
lebih banyak mengenai produk diberbagai sumber yang menjadi minatnya. Sumber
informasi yang dimiliki konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu
sebagai berikut.
- Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
- Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan.
- Sumber publik: media massa, organisasi, lembaga konsumen.
- Sumber pengalaman: hasil pengujian atau hasil pemakaian produk.
3. Evaluasi alternatif
Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Konsumen akan menilai
produk mana dengan merek apa yang akan dipilihnya. Beberapa konsep dasar desain kemasan produk akan
membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha
memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi
yang ditawarkan oleh produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk
merupakan sekumpulan benda yang dapat memenuhi kebutuhannya.
4. Keputusan pembelian
Konsumen memutuskan untuk membeli produk tertentu. Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor pertama adalah pendirian atau
pendapat orang lain, faktor ini harus sangat diperhatikan oleh wirausaha
terutama wirausaha yang baru saja menjalankan sebuah usaha.
Karena persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan akan mempengaruhi
laku atau tidaknya produk tersebut. Tanggapan negatif dan positif dari
konsumen akan mudah menyebar, sehingga sangat penting bagi seorang wirausaha
untuk tetap menjaga semua komponen yang mendukung kualitas produk barang atau
jasa agar tetap sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Faktor kedua adalah
situasi yang tidak diantsipasi yang dapat mengubah daya beli konsumen, seperti
pelayanan yang tidak membuat nyaman konsumen, kesalahan dalam pengiriman dan
sebagainya.
5. Perilaku pascapembelian
Setelah melakukan evaluasi terhadap produk yang ditawarkan, konsumen akan
memutuskan untuk membelinya. Tingkat kepuasan konsumen setalah membeli produk
berbeda-beda. Oleh karena itu, hasil survei kepuasan konsumen dapat dijadikan
dasar untuk memperbaiki produk atau untuk mengubah strategi pemasaran.
Karena proses pemasaran tidak berhenti hanya pada saat produk dibeli,
melainkan sampai setelah terjadinya pembelian produk oleh konsumen. Tugas dari
bagian marketinglah yang harus melakukan pemantauan dari awal proses
pembelian, setelah terjadinya pembelian sampai tiandakan apa yang akan
dilakukan konsumen setelah terjadinya pembelian.
I. Foto Produk
Perkembangan teknologi terutama pada jaringan internet, meningkatkan
munculnya toko-toko online pada media sosial maupun pada marketplace. Hal
tersebut memberikan tantangan tersendiri pada para wirausahwan yang akan
memasarkan produknya secara online.
Mini Studio |
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam memasarkan produk secara online
adalah foto produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Dengan foto produk
yang menarik dapat mendatangkan banyak konsumen, hal tersebut dikarenaka
manusia adalah makhluk sosial yang cenderung melihat segala sesuatu dari apa
yang ia lihat.
Beberapa tips dalam menghasilkan foto produk yang baik untuk toko online,
adalah sebagai berikut.
- Pencahayaan dalam Foto Produk Pencahayaan adalah penentu kualitas foto, untuk foto yang maksimal gunakan cahaya alami atau sinar matahari (di luar ruangan atau outdoor). Jika terpaksa di dalam ruangan, maka usahakan di ruangan yang terpapar sinar matahari. Jika dirasakan kurang gunakan lampu tambahan. Usahakan latar foto atau background berwarna putih agar warna profuk lebih natural.
- Basic layout foto produk Agar foto dapat terlihat bagus ketika diakses melalui platform manapun, pastikan foto memiliki resolusi tinggi maksimal 64 megapixel, besar file maksimal 16 mg dan ukuran optimal antara 800 x800 sampai dengan 1000 x 1000 pixel.
- Foto produk dari berbagai sisi.
- Proporsi gambar produk pada foto 75 %, namun itdak lebih dari 90 %. Agar konsumen dapat melihat detai dan presisi pada konsisi barang.
- Latar jelas fokus pada produk atau bisa menggunalan ornament pada produk-produk tertentu.
- Gunakan model. Untuk beberapa jenis produk sangat disarankan menggunakan model agar konsumen tertarik dan menggugah imajinasinya dengan kecocokan produk yang akan dibeli.
- Gunakan aplikasi edit foto untuk mempercantik dan memperbaiki kekurangan kualitas foto (Snapseed dan picsart). Buatlah mini studio dengan pencahayaan yang baik, dan beberapa aksesoris yang dapat membantu, yaitu, tripod, kertas kalkir sebagai backgruond, gunakan tripod dalam proses, lampu putih, dan lain-lain.
Mengapa foto harus ciamik?
- Menarik perhatian pelanggan secara visual.
- Mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli.
- Menunjukkan profesionalisme penjual.
J. RANGKUMAN
- Desain produk adalah aktivitas merancang atau merencanakan suatu bentuk yang dibuat melalui proses produksi dan hasil akhirnya menjadi suatu barang produk yang memiliki nilai dan kegunaan serta dapat memenuhi keinginan konsumen.
- Perancangan desain produk yang dilakukan sebelum dilakukan pembuatan sebuah produk memiliki beberapa tujuan, di antaranya, mengantisipasi kegagalan yang mungkin terjadi pada proses produksi, membantu menentukan metode efektif dan efisien alam proses produksi produk, menentukan standard dan spesifikasi produk, menghitung biaya yang harus dikeluarkan dan menentukan harga jual produk, mengevaluasi kelayakan produk sebelum diluncurkan di pasaran yang disesuaikan dengan tren pada masanya, dan menghasilkan produk yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.
- Tahapan yang dapat dilakukan dalam proses membuat sebuah desain produk, yaitu, Idea Development, Product Screening, Preliminary design, and testing, Final Design
- Pengembangan produk merupakan sebuah strategi yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaannya.
- Pengemasan merupakan kegiatan membuat rancangan dan memproduksi wadah atau bungkus produk yang di dalamnya terdapat kegiatan pembuatan desain kemasan dan pembuatan kemasan itu sendiri.
- Fungsi dari kemasan, yaitu: melindungi produk terhadap kerusakan, dari awal proses produksi sampai berada ditangan konsumen, memudahkan penyimpanan produk oleh produsen, distributor, agen, maupun konsumen, sebagai alat untuk promosi.
- Kemasan terdiri dari tiga jenis, yaitu, kemasan dasar (Primer Package), kemasan tambahan (Secondary Package), dan kemasan pengiriman (Shipping package).
- Kemasan pada umumnya terbuat dari: gelas, metal, kertas, dan plastik.
- Faktor-faktor desain kemasan, yaitu, faktor pengamanan, ekonomi, pendistribusian, komunikasi, ergonomik, estetika, identitas, promosi, dan lingkungan.
- Tahap-tahap dalam proses pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2002), yaitu, pengenalan masalah, pencari informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian.
Itu saja dulu materi PKK
menganalisis konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
kali ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaat.