Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Project
Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta didik dapat
menjelaskan konsep pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk barang
atau jasa, menentukan jenis pengujian prototipe produk yang sesuai dengan
target pasar, mengidentifikasi perbaikan yang harus dilakukan pada saat
pengembangan produk, mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen,
dan melakukan pengujian terhadap prototipe yang telah dibuat dengan rasa ingin
tahu, kreatif, komunikatif, dan mandiri.
Gambar 8-1 Pengujian Prototipe Produk |
PENGUJIAN KESESUAIAN FUNGSI PROTOTIPE PRODUK BARANG ATAU JASA
Jika berencana meluncurkan produk baru atau mengembangkan yang sudah ada,
pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk merupakan langkah penting dalam
proses riset pasar. Pengujian terhadap sufat dan kinerja prototipe produk akan
membantu wirausahawan mendapatkan informasi yang berharga tentang sikap dan
persepsi konsumen terhadap produk dan layanan yang akan dirilis serta membantu
dalam menentukan bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pengujian awal yang telah dilakukan dalam pengembangan prototipe produk baru
atau yang sudah ada dapat juga membantu dalam menentukan biaya produksi dengan
lebih tepat.
Selain itu, wirausahawan perlu menilai apakah produk mendapatkan penerimaan
pasar yang memuaskan. Sangat penting untuk menguji apakah produk dan konsep
pemasaran memuaskan konsumen di pasar, karena adanya interaksi langsung dengan
konsumen serta wirausahawan bisa mendapatkan sejauh mana kinerja produk yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui testimoni
yang mereka sampaikan baik lisan maupun tulisan.
Suatu perusahaan dapat melakukan
pengujian produk
pada setiap tahap pengembangan produk baik unutk produk baru maupun untuk
produk yang telah ada, termasuk fase ide, pengembangan dan produksi. Alangkah
lebih baiknya wirausahawan melakukan setidaknya satu putaran atau beberapa
putaran pengujian, sebelum merilis produk baru ke pasar.
Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana tahapan pengujian kesesuaian fungsi
prototipe produk.
A. Konsep pengujian prototipe produk
Pengujian prototipe produk merupakan salah satu kegiatan penting untuk
menjamin kualitas produk di pasaran dan konduksi dari berbagai pengujian untuk
mengukur kinerja atau sifat suatu produk.
Produk yang telah dibuat dalam bentuk prototipe akan terlebih dahulu diuji
untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen yang menjadi sasaran atau segmen
pasar. Pengujian prototipe produk dilakukan sebelum produk dipasarkan.
Kegiatan pengujian prototipe produk dilakukan pada sifat dan kinerja produk
tersebut apakah sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Dengan melakukan kegiatan pengujian prototipe produk, dapat membantu
wirausahawan dapat lebih memperkaya konsep produknya dan dapat membantunya
dalam proses pemilihan produk terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Proses pengujian prototipe produk ini dapat diterapkan
dalam berbagai jenis produk baik barang maupun jasa.
Gagasan atau ide yang diwujudkan dalam bentuk prototipe, tidak akan sempurna
sebelum dilakukan pengujian pada prototipe produk tersebut. Karena produk yang
belum teruji akan sulit untuk masuk ke pasaran. Terutama untuk produk baru
yang belum dikenal oleh masyarakat luas. Pengujian produk dapat dilakukan oleh
pabrik, laboratorium independen, lembaga pemerintah, dan lainnya, tergantung
pada kondisinya. Seringkali metode pengujian formal yang ada digunakan sebagai
dasar untuk pengujian.
Dalam pengujian prototipe produk, standar yang digunakan dapat bersifat
sukarela dan wajib. Standar sukarela artinya pengusaha atau wirausahawan
membuat aturan atau standar sendiri dan mempraktikkannya. Sedangkan standar
wajib artinya standar-standar yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Baca juga:
Menganalisis perencanaan produksi massal
Standar sukarela yang dibuat untuk beberapa jenis produk biasanya disesuaikan
dengan standar yang dikembangkan oleh asosiasi perdagangan, misalnya IDEA
sebagai asosiasi perdagangan secara online (E-commerce) yang menaungi lebih
dari 100 pedagang atau pengusaha yang bergerak di bidang perdagangan secara
online.
B. Manfaat pengujian prototipe produk
Pengujian kesesuaian fungsi prototipe dengan produk barang atau jasa yang
dibuat merupakan proses yang penting dalam sebuah usaha atau bisnis. Beberapa
manfaat dari proses pengujian fungsi prototipe tersebut, di antaranya sebagai
berikut.
a. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Pelanggan akan lebih percaya diri pada produk yang telah diuji, terutama jika
pengujain dilakukan oleh lembaga tertentu, seperti kementrian keagamaan untuk
uji kehalalan dan BPOM untuk uji kelayakan produk makanan dan lain-lain.
Pengujian memberikan bukti kepada pelanggan bahwa produk tersebut aman dan
dapat melakukan fungsi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Selain
itu, dapat membuka kesempatan untuk dapat mengembangkan usaha dengan mitra
ketiga atau investor.
b. Peningkatan Kualitas Produk dan Kepuasan Konsumen
Pengujian terhadap suatu prototipe produk sebelum dipasarkan, selain menambah
kepercayaan diri wirausahawan dalam memasarkan produknya tetapi dapat juga
membantu dalam meningkatkan kualitas produk tersebut. Menguji banyak ide dan
desain dapat membantu wirausahawan untuk memilih jenis pengujian desain produk
dan prototipe yang paling efektif dan membantu mengungkap dan memperbaiki
kekurangan untuk meningkatkan kualitas produk. Sehingga produk yang kenalkan
ke pasaran adalah produk yang sudah matang dan berkualitas serta sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
c. Pengurangan Biaya
Pengujian fungsi prototipe juga dapat membantu wiruasahawan untuk mengurangi
biaya produksi. Dari hasil pengujian tersebut, wirausahawan dapat menghitung
dan memperkirakan biaya produksi yang harus dikeluarkan dengan begitu
wirausahawan dapat mengefisienkan biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Selain itu, dengan pengujian fungsi prototipe sebelum produk di pasarkan
secara luas, membantu wirausahawan terhindar dari pembayaran garansi yang
berlebihan dan kemungkinan biaya hukum.
d. Produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing
Produk yang telah melewati proses pengujian fungsi prototipenya akan lebih
unggul dengan pesaing, karena dari pengujian tersebut akan menghasilkan produk
yang berkualitas.
e. Dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan
Selain kualitas produk, informasi mengenai kelarluarsa produk pun sangat
penting bagi konsumen terutama produk makanan dan minuman. Dengan pengujian
prototipe produk, wirausahawan dapat menentukan dengan pasti masa kadarluarsa
produk, sehingga selain aman untuk konsumen juga dapat menambah kepercayaan
konsumen terhadap produk yang dipasarkan.
f. Memberikan pedoman yang tepat terkait masalah harga, nama merek, kualitas kemasan produk
Pada proses pengujian produk, selain menguji kualitas produk. Hal lain yang
dapat diperoleh dari hasil pengujian produk adalah informasiinforasi dalam
penentuan harga, nama merek dan kualitas kemasan produk dan gambaran daya
terima konsumen terhadap produk. Dengan adanya informasi tesebut, seorang
wirausaha dapat mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang muncul dari
aspek-aspek tersebut. Karena jika permasalahan-permasalahan tersebut tidak di
atasi dari awal, maka dapat memberikan dampak negatif bagi usaha atau bisnis
yang sedang dijalankan bahkan dapat terbentur oleh masalah hukum seperti
plagiasi dan lain-lain, terutama pada saat proses promosi dan pemasaran.
C. Tujuan pengujian prototipe produk
Bagi wirauwsahawan, hasil pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk dapat
digunakan untuk mendapatkan hak paten atas produk yang dibuat. Selain itu,
pengarsipan data hasil pengujian produk dapat digunakan untuk meakukan
pengembangan produk baru, sehingga siklus hidup produk dapat lebih lama.
Tujuan lain dari pengujian produk, antara lain sebagai berikut.
- Memastikan produk tersebut telah memenuhi persyaratan standar tertentu, misalnya sesuai dengan SNI.
- Memastikan produk berfungsi sesuai dengan standar yang telah ditentukan melalui kegiatan demonstrasi produk.
- Menjadi data standar dan komunikasi teknis bagi kepentingan ilmiah danvkegiatan penjaminan mutu produk.
- Sebagai sarana perbandingan dengan produk lain.
- Memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk.
- Mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi.
- Memastikan keamanan.
D. Pihak yang berperan dalam pengujian prototipe produk
Proses pengujian prototipe produk dapat melibatkan beberapa pihak. Pihak-pihak
tersebut dapat berkaitan dengan aspek keamanan dan kenyamanan dalam penggunaan
produk oleh konsumen. Pada aspek keamanan produk, pihak yang berperan salah
satunya adalah pemerintah. Adapun beberapa pihak yang berperan dalam pengujian
produk adalah sebagai berikut.
a. Pemerintah
Peran pemerintah di sini adalah mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan
seorang wirausaha menjelaskan kegunaan produk dan menjamin keamanan produk
untuk konsumen. Pemerintah dapat membantu wirausaha dalam meningkatkan mutu
produknya dengan menerbitkan rangkaian standar secara nasional, yaitu SNI
(Standar Nasional Indonesia).
b. Organisasi Konsumen Peran
Organisasi konsumen sebagai perwakilan konsumen agar konsumen mendapatkan
produk sesuai standar dan berkualitas. Ketika pemerintah dan pengusaha atau
wirausahawan tidak menetapkan standar kualitas suatu produk, maka organisasi
konsumen tersebut dapat menuntutnya karena beranggapan bahwa kualitas
merupakan hal terpenting bagi konsumen.
E. Persyaratan pengujian prototipe produk
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benar-benar
akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut.
a. Pendekatan Sistem
Metode dan prosedur pengujian produk ini mengharuskan wirausahawan untuk
memiliki sistem yang standar, sehingga setiap produk yang sejenis dapat diuji
dengan cara yang sama. Termasuk dalam hal-hal sebagai berikut.
- Produk yang disiapkan harus sama, baik kemasan dan pengkodean.
- Kuesioner yang diajukan harus sama.
- Rencana sampling yang sama.
- Metode preparasi dan tabulasi data dilakukan secara sama.
b. Data Normatif Pengujian Produk
Data dari hasil dari pengujian produk diarsipkan dan dilakukan secara
berkelanjutan dari waktu ke waktu. Tujuannya adalah untuk membangun data base
normatif sehingga hasil uji produk lebih memiliki nilai dan memudahkan dalam
pengembangan produk ke depannya.
c. Perusahaan Penelitian yang Sama
Ada baiknya pengusaha atau wirausahawan menggunakan satu perusahaan riset
untuk melakukan semua pengujian produknya. Hal ini dilakukan agar memastikan
semua uji produk dilakukan dengan cara yang sama persis.
d. Uji Lingkungan Nyata
Proses ini adalah proses pengujian produk yang dilakukan oleh orang-orang atau
pihak-pihak yang berada di lingkungan tempat di mana produk tersebut akan
digunakan. Misalnya, jika produk tersebut digunakan di pasar maka produk
tersebut harus diuji oleh orang-orang yang berada di pasar.
e. Populasi Sampel yang Relevan
Sampel merupakan variable penting dalam pengujian produk. Apabila sebuah
produk memiliki segmen pasar rendah maka sampel harus mencerminkan susunan
merek dari pasar tersebut.
f. Variabel Kritis Kegunaan dan Kualitas Produk
Aspek ini harus dipahami dari sudut pandang konsumen dan bukan dari pengusaha
itu sendiri. Misalkan aspek produk apa yang benar-benar penting bagi konsumen
dan apa variable kritis yang menentukan kepuasan konsumen terhadap produk.
Variabel kritis ini harus diidentifikasi untuk setiap kategori produk agar
dapat merancang sistem pengujian produk yang akurat.
g. Tindakan Konservatif Rumusan Produk
Produk sebaiknya tidak diubah tanpa melakukan pengujian dan evaluasi terhadap
formulasi baru. Bila pengusaha telah yakin memiliki produk yang lebih baik,
diusahakan untuk memasarkan ke wilayah pemasaran yang terbatas selama periode
tertentu. Hal tersebut bertujuan untuk melihat siklus pembelian produk
berulang. Selanjutnya, produk dapat distribusikan ke semua pangsa pasar.
Semakin kecil pangsa pasar, akan semakin besar pula resiko yang bisa diambil
dengan formulasi baru tersebut. Semakin besar pangsa pasar semakin bisa
mempertahankan keadaan dalam memperkenalkan formulasi baru.
F. Tahapan proses pengujian prototipe produk
Bagaimana cara kerja pengujian, dan seperti apa prosesnya, bervariasi sesuai
dengan produk mana, dan aspek kinerja yang akan diuji, tetapi sebagian besar
proses berlangsung melalui fase pengujian produk dengan cara yang sama.
Pengujian produk bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci
mengenai peluang keberhasilan sebuah produk, mengidentifikasi
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan produk, dan untuk menetapkan strategi
pemasaran yang akan digunakan dalam rangka memperkenalkan produk kepada
konsumen. Secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk, yaitu
sebagai berikut.
a. Pengujian Teknik (Technical Testing)
Prototipe merupakan gambaran akhir dari sebuah produk. Pengujian yang
dilakukan atas kinerja prototipe produk dapat memberikan informasi mengenai
siklus hidup produk dan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan
tingkat kerusakan produk, baik pada saat pemakaian oleh konsumen maupun pada
saat pengiriman barang dari produsen ke konsumen, yang berdampak pada biaya
pemasaran produk.
b. Pengujian Preferensi dan Kepuasan konsumen (preference and satisfaction testing)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan
pada proses pemasaran serta dapat membuat gambaran mengenai hasil awal dari
penjualan produk. Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif
konsumen individu, diukur dari kepuasan mereka terhadap produk yang mereka
beli. Kepuasan ini sering disebut sebagai utilitas. Nilai konsumen dapat
ditentukan oleh bagaimana utilitas konsumen membandingkan antara berbagai
item.
Pada tipe pengujian ini, terdapat komponen yang harus diperhatikan, yaitu
penggunaan produk oleh pelanggan dalam jangka waktu tertentu. Setelah itu,
konsumen diberikan pertanyaan mengenai kepuasan mereka terhadap produk yang
ditawarkan. Untuk membandingkan kualitas produk kita dengan produk pesaing
adalah dengan melakukan “blind test”. Beberapa manfaat dari pengujian ini
adalah sebagai berikut.
- Untuk mengetahui kelebihan atau keunggulan dari produk yang ditawarkan, terlebih apabila usaha atau bisnis yang dijalankan ingin menonjolkan keunggulan produk yang ditawarkan.
- Perkiraan tingkat pembelian ulang (repeat order) sangatlah penting untuk memperkirakan pangsa pasar dalam jangka panjang. Apabila hasilnya kurang bagus, maka yang dapat dilakukan adalah membatalkan peluncuran produk atau perancangan ulang prototipe produk.
- Dapat memperkirakan kapan dilakukan pengembangan produk
- Dapat memberikan kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
c. Pengujian Pasar Simulasi (Simulated Test Markets)
Pengujian dilakukan pada secara langsung ke segementasi pasar yang dituju.
Pengujian ini bertujuan mengetahui gambaran mengenati segmentasi pasar yang
sesuai dengan produk yang akan ditawarkan. Pengujian ini juga disebut prosedur
riset pemasaran. Beberapa model yang dapat dipakai, yaitu, bases, designor,
assessor, dan litmus.
d. Test Markets ( Pengujian Pasar )
Pengujian pasar ini dilakukan dengan menawarkan sebuah produk untuk dijual
disuatu wilayah terbatas yang merupakan sampel yang mengambarakan semua
wilayah yang dapat mewakili keseluruhan wilayah produk akan dipasarkan. Metode
dalam pengujian ini adalah sebagai berikut.
1) Sales Wave Research
Awalnya konsumen ditawarkan untuk mencoba produk secara percuma, kemudian
konsumen ditawarkan produk pesaing yang memiliki harga lebih murah.
2) Simulated Test Marketing
Pada metode ini, konsumen yang terdapat pada tempattempat belanja seperti mal,
supermarket, atau tempat lainnya diberi pertanyaan mengenai alasan memilih
produk dengan merek tertentu. Selain itu, konsumen juga biasa diajak untuk
melihat beberapa iklan singkat beberapa produk pesaing dan produk yang kita
tawarkan. Selanjutnya, mereka diminta untuk membeli beberapa produk sesuai
dengan yang ada di iklan di toko yang telah ditentukan dengan uang yang kita
berikan. dari metode itu, kita bisa melihat posisi kita di mata konsumen
dibandingkan dengan produk pesaing.
3) Controlled Test Marketing
Metode digunakan untuk menguji faktor-faktor yang terdapat dalam took dan
iklan terbatas yang ditampilkan tanpa melibatkan konsumen secara langsung.
4) Test Market
Pengujian ini biasanya dilakukan untuk menguji produk baru, di mana keadaan
pengujain ini buat sesuai dengan keadaan pada saat produk akan diluncurkan.
Pada umumnya pengusaha akan bekerja sama dengan perusahaan riset untuk
mendapatkan informasi kota mana yang cocok untuk menawarkan produk agar
distributor tertarik untuk memasarkan produknya. Biaya yang dikeluarkan
tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan
oleh perusaahaan.
BPOM
Perubahan dari berbagai bidang terutama teknologi produksi, semakin
meningkatkan resiko yang mungkin muncul dari produk yang digunakan konsumen
terhadap kesehatan mereka. Kerusakan yang terjadi pada produk, misalnya
terkontaminasinya produk oleh zat berbahaya dapat membahayakan konsumen
dengan jumlah besar dan luas yang berlangsung dengan sangat cepat.
Gambar 8-2 BPOM |
Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut terjadi di Indonesia terdapat
suatu instansi yang bertujuan untuk melindungi keamanan, keselamatan, dan
kesehatan konsumen dari produk yang ditawarkan dipasaran. Instansi itu
adalah BPOM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta
kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang
tinggi.
Kebanyakan pelaku usaha makanan kebingungan jika diberi pertanyaan apakah
produknya sudah memiliki izin BPOM atau belum. Oleh karena itu, BPOM membagi
izin atau sertifikasi menjadi 4 bagian, yaitu, PIRT, MD, ML, dan SP. Setiap
perizinan memiliki biaya yang berbeda-beda. Perbedaan biaya tersebut
didasarkan kepada jenis peralatan yang digunakan, jumlah produk yang
diproduksi dan jumlah tenaga kerja. Jadi biaya pengurusan izin ini
bervariasi dan mengikuti kemampuan dari usaha itu sendiri.
1. PIRT adalah izin untuk industri skala rumahan
Banyak home industri atau industri rumahan yang bisnisnya tumbuh sehingga
kapasitas produksi meningkat, kemasan, dan produknya pun semakin varuatif
dan kreatif. Sehingga aspek legalitasnya harus diperhatikan. Perizinan ini
diberikan kepada olahan hasil industri rumah tangga yang dijual secara
eceran dan memiliki label. Dengan memiliki perizinan ini industri rumahan
tersebut mendapatkan jaminan tertulis yang ditandatangani oleh Bupati atau
Walikota sesuai dengan wilayah kerjanya. Namun, produk tersebut harus sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
2. Makanan Dalam (MD)
Merupakan perizinan yang diberikan oleh industri dalam negeri yang berskala
besar. Kode MD yang diberikan BPOM berbeda-beda sesuai dengan lokasi
diproduksinya produk tersebut.
3. Makanan Luar (ML)
Merupakan perizinan yang diberikn BPOM terhadap industri berskala besar yang
berasal dari luar negeri. Kode ML digunakan pada produk impor yang masuk ke
Indonesia baik berupa produk utuh maupun harus dikemas ulang di Indonesia.
4. Sertifikat Penyuluhan (SP)
Sertifikat ini merupakan sertifikat untuk pengusaha-pengusaha kecil di bawah
pengawasan Dinas Kesehatan. Penyuluhan akan diberikan Dinas Kesehatan
Kabupaten pada pelaku usaha kecil tersebut. Pengawasan juga dilakukan
melalui kunjungan langsung secara mendadak untuk memastikan proses produksi
sesuai standar atau tidak.
Sumber:
https://www.pom.go.id/new/view/direct/job
https://bplawyers.co.id/2017/03/22/inilah-alasan-kenapa-izin-produksiindustri-rumah-tangga-pangan-harus-menjadi-izin-edar-bpom/
RANGKUMAN
- Pengujian prototipe produk merupakan salah satu kegiatan penting untuk menjamin kualitas produk di pasaran dan konduksi dari berbagai pengujian untuk mengukur kinerja atau sifat suatu produk.
- Produk yang telah dibuat dalam bentuk prototipe akan terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen yang menjadi sasaran atau segmen pasar
- Manfaat dari proses pengujian fungsi prototipe tersebut, di antaranya, meningkatkan kepercayaan konsumen, peningkatan kualitas produk, kepuasan konsumen, pengurangan biaya, produk akan lebih unggul dibandingkan dengan produk pesaing, dapat mengukur kadarluarsa pada kualitas produk dalam penyimpanan, memberikan pedoman yang tepat terkait masalah harga, nama merek, kualitas kemasan produk.
- Tujuan pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk, di antaranya, untuk mendapatkan hak paten atas produk yang dibuat. Selain itu pengarsipan data hasil pengujian produk dapat digunakan untuk meakukan pengembangan produk baru. Sehingga siklus hidup produk dapat lebih lama, memastikan produk tersebut telah memenuhi persyaratan standar tertentu, misalnya sesuai dengan SNI, memastikan produk berfungsi sesuai dengan standar yang telah ditentukan melalui kegiatan demonstrasi produk, menjadi data standar, komunikasi teknis bagi kepentingan ilmiah, kegiatan penjaminan mutu produk, sebagai sarana perbandingan dengan produk lain, memecahkan masalah yang terkait dengan kendala produk, mengidentifikasi efesiensi biaya dalam proses produksi, dan memastikan keamanan.
- Pihak yang berperan dalam pengujian prototipe produk adalah pemerintah dan organisasi konsumen
- Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengujian produk benarbenar akurat dan dapat diterapkan adalah sebagai berikut: pendekatan sistem, data normatif pengujian produk, perusahaan penelitian yang sama, uji lingkungan nyata, populasi sampel yang relevan, variabel kritis kegunaan dan kualitas produk, tindakan konservatif rumusan produk
- Tahapan proses pengujian prototipe produk, secara umum, ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk, yaitu sebagai, Technical Testing (Pengujian Teknis), Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan), Simulated Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi), Test Markets (Pengujian Pasar).
Demikian materi kita tentang
menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang atau
jasa
ini. Semoga bisa membantu anda.