Mengevaluasi kerja baterai - Setelah
mempelajari materi tentang merawat baterai, peserta didik mampu merawat dan
mengevaluasi kerja baterai dengan baik dan benar.
Kebutuhan akan sumber arus listrik yang stabil dan tahan lama untuk mensuplai
kebutuhan listrik ke seluruh sistem kelistrikan pada sebuah unit sangat
dibutuhkan, karena tidak mungkin unit atau machine dapat beroperasi tanpa
adanya sumber listrik.
Salah satu sumber listrik pada unit adalah baterai, baterai adalah sumber
listrik yang digunakan untuk menyuplai sistem kelistrikan pada unit atau
machine pada sistem yang membutuhkan saat engine off. oleh karena pentingnya
baterai sebagai sumber listrik, maka kita harus merawat baterai dengan benar.
Memeriksa dan mengisi baterai |
Tidak mungkin baterai akan bertahan lama jika kita tidak merawatnya dengan
benar. Pada bab ini kita akan membahas cara melepas baterai, memeriksa
baterai, mengisi baterai, menguji baterai, memasang baterai.
Pengertian Mengevaluasi Kerja Baterai
Baterai adalah sumber listrik pada suatu unit kendaraan, baik itu kendaraan
berat maupun kendaraan ringan, sumber listrik yang lain adalah alternator yang
berfungsi sebagai sumber listrik untuk mensuplai kebutuhan kelistrikan pada
sluruh unit pada saat engine hidup dan sekaligus sebagai charging atau pengisi
baterai saat unit kendaraan hidup.
Jika kita perhatikan dari bentuk baterai, baterai tersusun dari cell-cell
elektrik baterai (plat positif dan plat negatif) dalam sebuah wadah yang
kuat, dan antar cell dibatasi dengan separator dan dirangkai secara elektrik
untuk mendapatkan sumber energi listrik. Sumber energi listrik terjadi
karena ada reaksi kimia di dalam baterai yang merubah energi kimia menjadi
energi listrik. Jika dilihat dari tipenya, ada dua macam tipe baterai yaitu:
1. Baterai basah (Wet Tipe)
Baterai tipe basah atau wet tipe terdiri dari elemen-elemen yang telah diisi
penuh dengan muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpananya telah
diisi dengan elektrolit. Selama baterai tidak digunakan dalam penyimpanan,
akan terjadi reaksi kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya
kapasitas baterai (self discharge).
2. Baterai kering
Baterai kering atau dry tipe terdiri dari plate-plate positif dan negatif
yang telah diisipenuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya
tidak diisi dengan elektrolit. Jadi keluar dari pabrik dalam kondisi kering.
Sehingga bila baterai tersebut akan dipakai, cukup diisi dengan elektrolit
dan langsung dapat digunakan tanpa di charge terlebih dahulu.
Elektrolit adalah larutan hasil pencampuran dari asam sulfat (H2SO4) dan
Air (H2O) dimana berat jenis asam sulfat 1. 835 dan berat jenis air adalah
1. Perbandingan campuran antara asam sulfat dengan air yaitu 64 % air dan
36% asam sulfat. Hasil campuran antara asam sulfat dan air tersebut
menghasilkan elektrolit yang berat jenisnya 1. 270 pada suhu 270C (800F).
Cara Melepas Baterai
Kegiatan melepas baterai adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh seorang
serviceman atau mekanik baik itu melepas baterai untuk tujuan perawatan,
melepas baterai dengan tujuan mengganti dengan baterai yang baru ataupun
melakukan bantuan stater akibat energi yang disimpan tidak cukup untuk
melakukan stater.
Pada saat melakukan pelepasan baterai pada alat berat atau lainnya,
khususnya untuk engine-engine modern harus diperhatikan beberapa hal agar
tidak menyulitkan seorang mekanik dalam melakukan kegiatanya, karena
unit-unit modern biasanya dilengkapi dengan asesoris anti maling dan
sebagainya, dimana jika suplai baterai ke sistem terputus, direspon oleh
sistem dan sistem tidak akan berfungsi sampai kode pada sistem tersebut
dimasukan dengan benar.
Nomor kode harus diketahui oleh pemilik atau supplier pabrikan. Atau
dimungkinkan dengan terputusnya suplai listrik terjadi kehilangan memori
elektronik pada unit-unit yang menggunakan Management elektrik dan
menggunakan transmisi otomatis yang terkontrol secara elektrik, maka saat
memperbaiki memori pada kendaraan ini selalu berpedoman pada pedoman pabrik.
Dari kemungkinan-kemungkinan di atas, jangan sampai karena salah dalam
melakukan penanganan, kesalahan yang kecil menjadi besar dan menggaggu
produktifitas unit itu sendiri. Untuk itu sebelum melakukan pelepasan pada
unit-unit yang demikian perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
- Mematikan semua beban listrik pada unit atau kendaraan
- Menyambung dengan sumber baterai lain sebelum melakukan pemutusan sambungan baterai. Agar tidak kehilangan memori atau menimbulkan bahaya atau gangguan.
- Jangan menyalakan komponen elektrik saat baterai tidak tersambung
- Pastikan baterai telah terpasang dengan benar sebelum melepas baterai pendukung.
Berikut adalah prosedur atau langkah-langkah yang aman dalam kita melakukan
pelepasan pada baterai:
- Putar kunci kontak pada posisi off dan pastikan semua beban listrik pada kondisi off
- Pastikan denger tag yang terpasang terlihat jelas.
- Buka cover tempat baterai
- Pastikan pelindung atau feeder terpasang dengan benar
- Lepaskan terminal negative terlebih dahulu. Baru kemudian terminal positif.
- Lepaskan clamp pemegang baterai
- Angkat baterai dari unit atau kendaraan.
- Tempatkan baterai pada tempat yang aman.
- Ikuti rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik.
Memeriksa Baterai
Pemeriksaan terhadap baterai dilakukan dengan tujuan memastikian tindakan
apa yang harus dilakukan kepada baterai tersebut dengan melihat kondisi reel
terhadap baterai sehingga dapat dipastikan bahwah baterai tersebut masih
dapat digunakan atau tidak. Beberapa tindakannya adalah
1. Memeriksa indicator pada baterai
Indicator baterai adalah media atau alat untuk melihat kondisi baterai
sesuai indikasi yang ada pada indicator baterai tersbut. Tidak semua baterai
memilki indicator.
Indikator Baterai |
Ada tiga indicator warna yang sering dipakai dalam pembacaan indicator
baterai yaitu: warna hijau yang menunjukan bahwa baterai siap pakai dan
dalam kondisi vit atau baik. Warna putih menunjukan bahwa baterai dalam
keadaan kurang stroom, kurang siap untuk dipakai., maka baterai harus di
charge terlebih dahulu sebelum digunakan. Warna merah menunjukan bahwa
baterai mengalami ketidak normalan, maka ganti bateri.
2. Memeriksa ketinggian elektrolit baterai
Memeriksa ketinggian elektrolit baterai, penuh tidaknya elektrolit baterai
dapat dialihat dari batas ketinggian yang ada pada baterai tersebut yaitu
batas tertinggi (upper) dan batas terendah (lower). Usahakan kondisi
ketinggian air diantara batas lower dan upper.
3. Memeriksa tegangan baterai
Memeriksa tegangan baterai dilakukan jika indicator pada baterai tidak
ada, maka kita bisa mengecek tegangan baterai baterai dengan menggunakan
AVO mater.
4. Mengukur berat jenis elektrolit baterai
Untuk mengetahui berat jenis elektrolit pada suatu baterai dapat dilakukan
dengan mengukur berat jenis elektrolit menggunakan hydrometer. Yaitu
dengan cara melihat batas akhir elektrolit yang ada pada hydrometer tepat
diangka berapa, itulah nilai berat jenis elektrolit dari hasil ukuran
menggunakan hydrometer tersebut. Dari hasil pembacaan pada hydrometer
masukan ke dalam rumus: S200 = St + 0, 0007 x (t-20) dimana St = berat
jenis yang terbaca pada hydrometer t = Suhu saat pengukuran Baterai
dikatakan penuh jika berat jenis elektrolitnya 1. 280 pada temperatur
standart (200C). berikut grafik hubungan antara berat jenis elektrolit
dengan presentase kekoksongan baterai.
3. Grafik Kekosongan Baterai |
Cara Mengisi Baterai
Jika kita akan melakukan pengisian baterai, maka kita harus mengetahui
kekosongan baterai yang akan kita isi, dengan tujuan agar tidak terjadi
overload pada saat pengisisan baterai yang jika ini dilakukan berulang
akan memperpendek umur baterai. Metode pengisian baterai bisa dilakukan
dengan 2 cara yaitu pengisian lambat dengan pengisian cepat,
1. Pengisian Lambat/ Normal
Pengisian normal atau pengsisian lambat adalah pengisian yang dilakukan
dengan menggunakan arus maksimal sebesar 10% dari kapasitas baterai.
Contonya adalah jika kapasitas baterai adalah 120 Amper, maka besar arus
pengisian normal adalah 10% x 120 A = 12 Ampere. Lamanya waktu pengisian
nolmal dirumuskan sebagai berikut:
dimana 1, 2 ~ 1, 5 adalah faktor koreksi terhadap hambatan yang timbul dan
perubahan temperature.
2. Pengisian Cepat
Pada dasarnya pengisian cepat sama dengan pengisian normal, hanya pada
pengisian cepat, pengisiannya dilakukan dengan menggunakan arus yang besar,
sehingga baterai yang di charge cepat penuh. Besar arus maximal pada
pengisian cepat adalah 50% dari kapasitas baterai. Yang dirumskan:
Baik pada pengisian normal ataupun pengisian cepat juga perlu diperhatikan
jumlah baterai yang akan diisi dan sambungan yang kita gunakan saat
pengisian yaitu sambungan seri atau sambungan parallel. Misalnya jika kita
akan melakukan pengisian 2 buah baterai dengan kapasitas 65 ampere dan 45
ampere, maka kita harus menentukan kapasitas baterai secara total jika kita
melakukan pengisian dengan rangkaian parallel, dan pilih kapasitas yang
paling kecil jika kita akan melakukan pengisian dengan rangkaian seri.
Untuk melihat kapasitas dari sebuah baterai dapat dilihat dari kode baterai
misalnya pada baterai tertera kode baterai 55 B 23 L dimana 55 menunjukan
kapasitas baterai, B menjunjukan Dimensi baterai (Tinggi dan lebar baterai),
23 adalah panjang baterai dan L adalah posisi terminal positif baterai.
Reaksi yang terjadi di dalam baterai saat baterai mengeluarkan arus dan saat
baterai diisi atau di charge.
Reaksi saat baterai mengeluarkan arus:
Reaksi yang terjadi di dalam baterai saat baterai diisi atau di charge:
Untuk memastikan baterai kondisinya masih dapat digunakan atau tidak, maka
langkah terakhir adalah dengan jalan menguji baterai, yaitu dengan menguji
beban baterai dan menguji kebocoran arus.
Cara Menguji Baterai
Baterai merupakan sumber tenaga listrik yang digunakan pada kendaraan.
Baterai ini akan mensuplai listrik untuk motor starter pada saat mesin
pertama dihidupkan. Setelah mesin hidup, maka baterai akan diisi kembali.
Seiring dengan pemakaian kendaraan, maka baterai akan mengalami penurunan
kemampuan. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan pada baterai yang terpasang
pada kendaraan.
1. Menguji beban baterai
Yaitu dengan cara mengetes beban baterai dengan baterai load tester, yaitu
dengan cara memberikan beban sebesar 3 kalilipat kapasitas baterai selama 15
detik, jika saat diberi beban tersebut tegangan baterainya sama dengan atau
lebih dari 9, 6 volt, maka baterai tersebut masih bagus dan jika tegangan
kurang dari 6, 5 volt, maka ganti baterai, dan jika tegangan diantar 6, 5 ~
9, 6 volt, maka baterai perlu disi kembali.
2. Menguji kebocoran arus
Kebocoran arus dapat terjadi karena adanya karat, kotoran pada terminal atau
socket pada baterai. Lakukan pengujian kebocoran pada terminal pisitif,
kebocoran arus tidak boleh melebihi 20 mA. Kebocoran juga bisa terjadi pada
body baterai, yaitu dengan menggunakan multi tester, hubungkan probe
negative multi dengan negative baterai sedangkan probe positif multi dengan
bodi baterai. Jika baterai bagus, maka tengangan 0, dan tegangan tidak boleh
melebihi 0, 5 Volt.
Cara Memasang Baterai
Sama halnya dengan melepas baterai, kegiatan memasang baterai juga
kegiatan yang rutin dilakukan. Hal-hal yang perludiperhatikan dalam
memasang baterai adalah unit-unit modern yang menggunakan sistem tambah
yang lain, maka perlu dipastikan dengan benar bahwa baterai telah
terpasang dengan benar sebelum melepas baterai pendukung. Langkah langkah
memasang baterai;
- Pastikan kunci kontak pada posisi off dan pastikan semua beban listrik pada kondisi off
- Pastikan denger tag yang terpasang terlihat jelas.
- Buka cover tempat baterai
- Pastikan pelindung atau feeder terpasang dengan benar
- Masukan baterai ke dalam tempat atau dudukan baterai dengan tepat dan benar.
- Pasangkan terminal positif baterai terlebih dahulu, beru kemudian pasangkan terminal negative.
- Pasangkan clamp pemegang baterai
- Ikuti rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik.