Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar diesel Common Rail - Setelah
peserta didik melaksanakan pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat :
- Menyebutkan nama-nama komponen system bahan bakar diesel pompa injeksi common rail dengan percaya diri dan tepat.
- Menunjukan aliran bahan bakar pada mesin diesel common rail dengan tepat dan percaya diri.
- Menjelaskan cara kerja komponen-komponen system bahan bakar diesel injeksi pompa common rail.
- Menjelaskan prinsip kerja system bahan bakar diesel pompa injeksi common rail dengan percaya diri dan tepat sesuai dengan petunjuk servis manual kendaraan.
- Memeriksa system bahan bakar diesel pompa injeksi common rail dengan percaya diri dan tepat sesuai petunjuk servis manual kendaraan.
- Merawat system bahan bakar diesel pompa injeksi common rail dengan percaya diri dan tepat sesuai petunjuk servis manual kendaraan.
Mesin diesel mempunyai tekanan kompresi yang tinggi (30 – 45 kg/cm2) agar
temperatur udara yang dikompresikan mencapai 500°C atau lebih. Tentu nya hal
ini membutuhkan daya penginjeksian yang sempurna.
Injeksi rel bersama (Common rail injection) adalah salah satu metode injeksi
bahan bakar kedalam ruang bakar dengan system penghasil tekanan ditempatkan
dengan injektor itu sendiri. Common rail injection memerukan suatu penampung
tekanan tinggi yang terdiri atas reldan jalur bahan bakar tekanan tinggi
menuju nozzle.
Seperti hal dalam kontruksi EFI, teknologi control elektronik pada motor bakal
bensin yang sudah diterapkan, Tekanan injeksi pada system common rail dapat
diatur terpisah dari putaran mesin dan kuantitas bahan bakar yang injeksinya
dapat diatur menurut batasan tertentu.
System tersebut dikontrol oleh Electronik Control Unit (ECU) pada bab
sebelumnya (VII dan VIII) telah dibahas mesin diesel tipe konvensional dimana
tekanan bahan bakar yang dikirim ke injector nozzle menggunakan pompa injeksi
tipe in line maupun rotary/distributor (VE) yang beroprasi secara mekanik.
Common rail injection umum digunakan untuk efisiensi bahan bakar yang lebih
baik dan pengurangan emisi mesin diesel. System common rail menawarkan
peningkatan atomisasi bahan bakar sehingga meningkatkan pengapian dan
pembakaran dalam mesin.
Hasil akhir dari penggunaan system ini adalah pembakaran yang optimal dalam
semua rentan beban, memberikan peningkatan kinerja, menurunkan konsumsi bahan
bakar, dan membuat getaran mesin lebih halus. Komponen pokok dari system
common rail, yaitu injektor yang disatukan dengan katup aksi cepat (actuator
katup solenoid/piezoi) yang membuka dan menutup nozel.
Komponen ini berfungsi untuk mengontrol proses injeksi untuk masing-masing
dari silinder. semua injeksi dilayani oleh bahan bakar umum (common rail)
sehingga system tersebut disebut dengan istilah “Common Rail Injection”.
A. Pengertian Sistem Bahan Bakar Diesel Common Rail
Sistem common rail adalah mekanisme penyaluran bahan bakar solar dari tanki ke
dalam ruang bakar secara langsung, dengan bantuan perangkat elektronik sebagai
pengontrol volume bahan bakar yang disuplai. Dengan kata lain, common rail itu
seperti sistem EFI pada mesin diesel.
Perkembangan sistem common rail sendiri sebenarnya sudah dimulai dari tahun
1960-an, saat itu prototype dari mekanisme common rail telah diciptakan oleh
Robert Hubber dari Swiss. Namun penggunaannya pada kendaraan, pertama kali
dimulai pada tahun 1990-an di Jepang. Saat itu skema common rail dipakai pada
mesin diesel alat berat.
Gambar 9.1 Common Rail |
Pada saat mesin bekerja selalu terdapat tekanan bahan bakar yang cukup tinggi.
Control tekanan tinggi tersebut pada setiap injector diatur secara independen.
Parameter injeksi seperti waktu penginjeksian, jumlah injeksi dan tekanan
control oleh Electronic Control Module (ECM) atau Electronic Control Unit
(ECU).
B. Komponen Sistem Bahan Bakar Diesel Common Rail
Berikut ini komponen-komponen dari sistem common rail.
1. Fuel tank
Fuel tank berfungsi sebagai penampung bahan bakar sementara, terbuat dari plat
baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat. Dalam tangki bahan bakar
terdapat fuel sender gauge yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah bahan bakar
yang ada dalam tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai damper bila
kendaraan berjalan atau berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan di jalan
yang tidak rata. Fuel inlet ditempatkan 2 – 3 mm dari bagian dasar tangki, ini
dimaksudkan untuk mencegah ikut terhisapnya kotoran dan air.
2. Fuel pump
Fuel pump atau pompa bahan bakar berfungsi untuk memompa bahan bakar dari
tangki ke mesin. Pada sistem common rail, fuel pump digerakkan oleh motor
elektronik dan letaknya dibenamkan dalam fuel tank. Kontruksi ini dikarenakan
system penginjeksian bahan bakar common rail menggunakan ECM sehingga pompa
bahan bakar ditempatkan pada tanki bahan bakar.
3. Fuel filter
Fuel filter terletak setelah fuel pump. Fungsinya untuk menyaring kotoran dan
air yang terbawa oleh bahan bakar. Fuel filter ada dua macam, yakni saringan
kasar dan saringan halus. Saringan kasar yang terletak menyatu dengan fuel
pump dan saringan halus yang terletak di luar tangki.
Pada rakitan filter bahan baakr, terdapar water sedimeter untuk memisahkan air
yang ikut terbawa bahan bakar/solar berdasarkan berat jenisnya. Berat jenis
air lebih berat daripada munyak solar sehingga menyebabkan ari berada pada
posisi di bawah sementara minyak solar berada dibagian atas. Pada beberapa
model dilengkapi dengan sensor/switch utnuk mendeteksi jika filter dalam
kondisi tersumbat/tidak normal.
4. Selang/pipa bahan bakar
Selang/pipa bahan bakar merupakan komponen yang bertugas sebagai jalan bahan
bakar yang mengalir dari tangki ke injector. Selang ini biasanya terbuat dari
campuran plastik. Bahan ini akan sangat kuat untuk menahan cairan dan tidak
mudah memuai. Namun, bahan ini getas sehingga jalur yang salah dapat
mengakibatkan slang ini retak. Terdapat juga pipa yang terbuat dari alumunium
memastikan bahan bakar aman saat melewati bagian yang mendekati daerah panas
pada kontruksi engine.
5. High press pump
Pompa tekanan tinggi biasanya terletak pada kepala silinder. Komponen ini
memanfaatka ujung camshaft sebagai penggeraknya. Pompa ini akan menaikkan
tekanan bahan bakar hingga 2.000 kg/cm.
6. Fuel rail
Komponen ini berfungsi untuk menerima dan menyimpan solar bertekanan tinggi
dari pompa tekanan tinggi. Agar dapat menahan tekanan bahan bakar, fuel rail
terbuat dari besi tuang.
7. Sensor
Berikut ini beberapa sensor yang terdapat dalam sistem common rail :
a. Engine speed sensor
Engine speed sensor berfungsi untuk mendeteksi putaran mesin. Sensor yang
digunakan pada common rail sama seperti sensor yang terdapat pada mesin bensin
EFI yaitu crankshaft position sensor. Sensor tersebut mendeteksi putaran mesin
melalui pendeteksian pada posisi/putaran poros engkol untuk mengirim sinyal NE
ke ECU.
b. Water Temperatur Sensor
Water temperature sensor berfungsi untuk mendeteksi temperature cairan
pendingin (water coolant) pada meisin, memastika cairan pendingin berada pada
temperature tetap sehingga kerja engine dalam keadaan stabil.
c. Accerelator sensor
Accerelator sensor berfungsi mendeteksi pembukaan sudut pedal akselerasi.
d. Throttle position sensor
Throttle position sensor berfungsi untuk mendeteksi pembukaan sudut throttle
yang di informasikan ke ECU.
e. Intake air temperature
Intake air temperature berfungsi mendeteksi temperature udara masuk ada air
box.
f. Turbo pressur sensor
Berfungsi mendeteksi tekanan udara masuk (intake manifold)
g. Fuel temperature sensor
Berfungsi mendeteksi temperature bahan bakar
h. Fuel pressur sensor
Berfungsi mendeteksi tekanan bahan bakar common rail
i. Air flow meter
Berfungsi mendeteksi jumlah/volume udara intake manifold.
8. ECM
ECM merupakan rangkaian komputer yang berfungsi untuk melakukab analisis dan
membuat keputusan terkait jumlah solar yang akan disemprotkan serta timing
pembukaan injektor.
9. Aktuator
Berikut ini beberapa actuator yang berkaitan langsung dengan system bahan
bakar diesel common rail.
a. Electronic Drive Unit (EDU)
EDU adalah alat pembangkit tegangan tinggi yang terpasang diantara ECU dan
actuator, EDU mem-boost tegangan batere, dan menggerakan SPV ripe
direct-acting pada EFI-diesel konvensional, atau injector pada system common
rail berdasarkan sinyal dari ECU. EDU membangkitkan tegangan ketika katup
tertutup. Untuk beberapa jenis mesin, EDU terpasang didalam ECU.
b. Injektor
Injektor pada common rail berbeda dengan injektor konvensional. Injektor ini
dilengkapi solenoid untuk pembukaan injektor. Selain itu, injektor ini juga
sangat sensitif sehingga pembongkarannya tidak boleh sembarangan. Sinyal dari
ECU dikuatkan oleh EDU untuk mengoprasikan injector. Tegangan tinggi yang
digunakan terutama ketika katup terbuka untuk membuka selang. Pada tiap
injector terdapat resistor koreksi, agar ECU dapat mengoreksi varian volume
injeksi dari injector.
c. Suction Control Valve (SCV)
Suction Control Valve (SCV) berfungsi untuk mengontrol volume bahan bakar yang
di pompakan oleh fuel pump ke common rail. Control ini dilakukan untuk
menyetel tekanan internal bahan bakar dari common rail ke target tekanan
injeksi.
d. Idle Speed Control (ISC)
Idle Speed Control (ISC) berfungsi untuk mengontrol udara yang masuk pada saat
idling.
e. Malfunction Indikator Lamp (MIL)
Malfunction Indikator Lamp (MIL) berfungsi sebagai lammpu penunjuk terjadi
ketidak normalan (abnormal) pada engine. Pada kondisi normal, MIL menyala
ketika ignition switch di putar ke ON dan kondisi mesin tidak hidup. Ketika
mesin di start/dihidupkan maka MIL harup padam. Bila MIL masih tetap hidup
saat di start/dihidupkan, berarti system diagnosis telah mendeteksi malfungsi
atau kelainan dalam system control.
Sistem commonrail merupakan pengembangan teknologi sistem bahan bakar pada
mesin diesel. Sistem commonrail merupakan sistem bahan bakar yang dikontrol
secara elektronik.
Pada saat mesin bekerja selalu tersedia tekanan bakan bakar yang cukup
tinggi pada sistem commonrail. Kontrol tekanan dan waktu penginjeksian pada
sistem commonrail dirancang untuk mesin high speed direct injection. Seluruh
kinerja sistem commonrail diatur atau dikendalikan oleh ECU (Electronic
Control Unit).
Terdapat beberapa komponen pada sistem commonrail ini, antara lain :
Fuel tank (tangki bahan bakar)
Fuel tank atau tangki bahan bakar pada sistem commonrail berfungsi untuk
menampung bahan bakar di dalam kendaraan.
Pre supply pump (pompa pengalir)
Komponen pre supply pump atau pompa pengalir pada sistem common rail
berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke pompa
bahan bakar tekanan tinggi. Pre supply pump ini terletak di dalam tangki
bahan bakar.
Pre supply pump terdapat dua jenis pada umumnya, yaitu tipe mekanik dan
tipe elektrik. Pada tipe pompa mekanik ini memanfaatkan putaran dari mesin
untuk memutarkan pompanya sedangkan pada tipe elektrik memanfaatkan tenaga
listrik untuk memutarkan pompanya.
Fuel filter (saringan bahan bakar)
Fuel filter atau saringan bahan bakar pada sistem commonrail berfungsi
untuk menyaring kotoran pada bahan bakar agar tidak mengalir pada sistem
commonrail karena kotoran ini dapat merusak komponen-komponen pada sistem
commonrail.
High pressure pump (pompa tekanan tinggi)
High pressure pump atau pompa tekanan tinggi pada sistem commonrail
berfungsi untuk meningkatkan tekanan bahan bakar di dalam sistem
commonrail.
Cara kerjanya :
Ketika plunger bergerak ke bawah maka katup inlet akan terbuka sehingga
bahan bakar akan terhisap masuk kedalam ruangan pompa.
Pada posisi titik mati bawah (TMB) dan plunger mulai bergerak ke arah atas,
maka katup akan tertutup karena katup jenis ini merupakan katup satu arah
dan bahan bakar di dalam ruangan pompa ini akan dikompresikan sehingga bahan
bakar akan terdorong keluar pada saluran outlet.
Pada pompa tekanan tinggi ini terdapat kompoen electromagnetic switch off
yang berfungsi untuk mematikan atau menghentikan aliran bahan bakar saat
kunci kontak off.
High pressure accumulator (pipa rel)
High pressure accumulator atau pipa rel (rail) berfungsi untuk menyimpan
bahan bakar bertekanan sementara pada pipa dan untuk mencegah terjadinya
fluktuasi tekanan bahan bakar.
Pressure control valve
Pressure control valve pada sistem commonrail berfungsi untuk mengatur dan
menjaga tekanan di dalam pipa rel agar tekanannya tetap konstan dan tidak
melebihi tekanan spesifikasinya.
Rail pressure sensor
Rail pressure sensor atau sensor tekanan pipa rel berfungsi untuk
mendeteksi dan mengukur berapa besar tekanan di dalam pipa rel. Data ukuran
yang didapat oleh sensor tekanan ini nantinya akan dikirimkan ke ECU
(Electronic Control Unit) berupa data tegangan signal. Data ini digunakan
oleh ECU sebagai dasar atau inputan untuk mengontrol dan mengatur kinerja
dari pressure control valve untuk menjaga tekanan di dalam pipa rel agar
stabil sesuai dengan tekanan spesifikasinya.
Injector
Injektor pada sistem commonrail berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar
ke dalam ruang bakar dengan jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat
pula.
Membuka dan menutupnya injektor ini diatur oleh ECU berdasarkan dari data
pada sensor-sensor yang ada pada mesin.
ECU (Electronic Control Unit) dan sensor-sensor
Sistem commonrail merupakan sistem injeksi yang dikontrol oleh EDC
(Electronic Driver Control)
ECU pada sistem commonrail berfungsi untuk mengontrol dan memonitor sistem
injeksi pada sistem secara menyeluruh.
Sensor-sensor pada sistem commonrail berfungsi untuk membaca dan mengukur
data secara menyeluruh pada sistem yang nantinya data ini akan dikirim ke
ECU sebagai data input untuk dasar ECU mengontrol dan mengatur sistem.
Pressure limitter valve
Pressure limitter valve merupakan sistem komponen tambahan pada sistem
commonrail sehingga tidak setiap kendaraan commonrail dilengkapi dengan
pressure limitter valve.
Fungsi dari pressure limitter valve adalah untuk membatasi tekanan yang ada
pada pipa rel agar tidak berlebihan.
C. Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar Diesel Common Rail
Prinsip kerja sistem common rail sebenarnya sama dengan sistem bahan bakar
diesel konvensional. Sama-sama menggunakan tekanan tinggi pada solar, tapi
perbedaannya ada pada pola tekanan solar. Pada mesin diesel konvensional
tekanan solar akan dinaikan hanya saat timing pengapian tercapai.
Artinya tekanan solar pada mesin diesel konvensional berlangsung dengan
interval tertentu. Pada mesin diesel common rail tekanan solar akan dinaikan
secara konstan selama mesin hidup. Jadi tekanan solar akan selalu tinggi dan
yang mengatur timming adalah pembukaan injektor oleh solenoid.
Pada sistem common-rail, fungsi dari pembangkitan tekanan dan penginjeksian
bahan-bakar adalah terpisah. Tekanan injeksi dihasilkan independen dari
kecepatan putar mesin dan jumlah bahan bakar yang disemprotkan. Pada kontrol
diesel elektronik (EDC) mengontrol setiap komponen.
1. Pembangkitan Tekanan
Pembangkitan tekanan dan injeksi bahan-bakar dipisahkan atas pertolongan
volume akumulator. Bahan bakar di bawah tekanan disediakan pada volume
akumulator dari common-rail siap untuk injeksi. Pompa tekanan tinggi bekerja
terus-menerus yang diputar oleh mesin menghasilkan tekanan injeksi yang
diinginkan. Tekanan pada rel bahan bakar dipelihara tanpa tergantung dengan
putaran mesin atau kuantitas bahan bakar yang diinjeksikan. Pompa tekanan
tinggi adalah pompa piston radial. Perhatikan gambar 2 berikut:
Gambar 9.2 Bagian-bagian komponen Common rail |
- a. Kontrol tekanan pada sisi tekanan tinggi dengan cara mengaplikasikan katup kontrol tekanan untuk mobil penumpang.
- b. Kontrol tekanan pada sisi isap dengan unit metering yang disambungkan ke pompa tekanan tinggi (untuk mobil penumpang dan kendaraan komersial).
- c. Kontrol tekanan pada sisi isap dengan unit metering dan kontrol tambahan dengan katup kontrol tekanan (untuk mobil penumpang).
2. Kontrol Tekanan
a. Kontrol Pada Sisi Tekanan Tinggi
Pada sistem mobil penumpang, tekanan rel yang diperlukan dikontrol pada sisi
tekanan tinggi oleh sebuah katup kontrol tekanan (gambar 2a, 4). Bahan bakar
tidak diperlukan untuk pengembalian aliran injeksi ke sirkuit tekanan rendah
melalui katup kontrol tekanan. Kontrol pada sisi tekanan tinggi diadopsi pada
sistem common-rail yang pertama. Katup kontrol tekanan dipasang terutama pada
rel bahan bakar.
b. Kontrol Aliran Bahan Bakar Pada Sisi Isap
Cara lain pengontrolan tekanan rel adalah untuk mengontrol aliran bahan bakar
pada sisi isap (Gambar 2b). Unit metering (10) yang disambungkan pada pompa
tekanan tinggi memastikan bahwa pompa mengalirkan kuantitas bahan bakar yang
tepat ke rel bahan bakar agar memelihara tekanan injeksi yang diperlukan oleh
sistem. Jika terjadi kesalahan, katup relief tekanan (9 ) mencegah tekanan rel
melebihi batas maksimum.
c. Sistem Dua-Aktuator
Sistem dua-aktuator (Gambar 2c) mengombinasikan kontrol tekanan pada sisi isap
melalui unit metering dan kontrol pada sisi tekanan tinggi melalui katup
kontrol tekanan, dengan demikian menggabungkan keuntungan dari kontrol sisi
tekanan tinggi dan kontrol aliran bahan bakar sisi isap.
3. Injeksi Bahan-Bakar
Injektor menyemprotkan bahan bakar secara langsung ke dalam ruang bakar mesin.
Injektor dilayani oleh aliran bahan bakar tekanan tinggi yang pendek yang
dihubungkan dengan rel bahan bakar. Unit kontrol mesin mengontrol katup
switching yang diintegrasikan pada injektor untuk membuka dan menutup nosel
injektor. Waktu buka injektor dan tekanan sistem menentukan kuantitas bahan
bakar yang dialirkan. Pada tekanan tetap, kuantitas bahan bakar yang dialirkan
sebanding dengan waktu switching dari katup solenoid. Oleh sebab itu, tidak
tergantung dengan kecepatan putar mesin atau pompa (berdasar waktu injeksi
bahan bakar).
4. Daya Hidrolik Yang Potensial
Tekanan injeksi maksimum saat ini 1600 bar dan pada masa depan akan meningkat
menjadi 1800 bar. Sistem common-rail menghasilkan emisi gas buang yang rendah
dengan memperkenalkan peristiwaawal-injeksi atau peristiwa banyak injeksidan
juga memperlemah suara pembakaran. Peristiwa banyak injeksi sampai dengan lima
per siklus injeksi dapat dibangkitkan dengan menggerakkan secara cepat katup
tombol beberapa kali. Gerakan menutup jarum nosel dilakukan secara hidrolis
untuk memastikan bahwa akhir dari injeksi adalah cepat.
5. Pengaturan dan Kontrol
a. Konsep Operasi
Unit kontrol mesin mendeteksi posisi pedal akselerasi dan status operasi mesin
dan kendaraan atas bantuan sensor. Data yang dikumpulkan meliputi :
- Derajat sudut dan kecepatan crankshaft
- Tekanan rel bahan bakar
- Tekanan udara pengisian
- Udara isap, suhu pendingin, dan suhu bahan bakar
- Massa udara (isap)
- Kecepatan kendaraan, dsb.
Unit kontrol elektronik mengevaluasi sinyal masuk. Sinkron dengan pembakaran,
unit kontrol elektronik menghitung sinyal trigger untuk katup kontrol tekanan
atau unit metering, injektor, dan aktuator lain (misalnya katup EGR, aktuator
turbocharger gas buang, dsb.). Waktu switching injektor, yang seharusnya
singkat, dapat dicapai dengan menggunakan katup switching tekanan tinggi dan
sebuah sistem kontrol spesial. Sistem derajat sudut/waktu membandingkan waktu
injeksi, berdasarkan data dari sensor crankshaftdan camshaft, dengan keadaan
mesin (kontrol waktu). Kontrol elektronik diesel (EDC) membolehkan metering
yang presisi dari kuantitas bahan bakar yang diinjeksikan.
b. Fungsi Dasar
Fungsi dasar melibatkan kontrol presisi waktu injeksi bahan-bakar Diesel dan
kuantitas bahan bakar pada tekanan referensi. Dengan cara ini, mereka
memastikan bahwa mesin Diesel mempunyai karakteristik konsumsi bahan bakar
yang rendah dan putaran mesin yang halus.
c. Fungsi Koreksi
Sejumlah fungsi koreksi mampu untuk mengkompensasi toleransi antara sistem
injeksi bahan-bakar dan mesin, yaitu :
- Kompensasi aliran injektor
- Kalibrasi tanpa aliran
- Kontrol keseimbangan bahan bakar
- Adaptasi aliran rata-rata.
d. Fungsi Tambahan
Penambahan fungsi kontrol open-and closed-loop memiliki tugas mereduksi emisi
gas buang dan konsumsi bahan bakar atau meningkatkan keselamatan dan
kenyamanan. Beberapa contoh adalah :
- Kontrol dari resirkulasi gas buang
- Kontrol tekanan naik
- Kontrol penjelajahan
- Immobilizer elektronik, dsb.
Mengintegrasikan EDC pada sistem kendaraan secara keseluruhan membuka sejumlah
peluang baru,misalnya pertukaran data dengan kontrol transmisi atau sistem
pengaturan suhu AC.
6. Konfigurasi Unit Kontrol
Secara normal unit kontrol mesin maksimum mempunyai hanya delapan langkah
output untuk injektor, mesin lebih dari delapan silinder dipasang dengan dua
unit kontrol mesin, yangdipasangkan pada jaringan ‘master/slave’ melalui
highspeed CAN interface. Maka digunakan jugamicrocontroller yang berkapasitas
lebih tinggi. Beberapa fungsi dialokasikan secara tetap pada unit kontrol
spesifik (misalnya kontrol keseimbangan bahan bakar). Yang lain dapat
dialokasikan secara dinamis ke satu atau unit kontrol lainnya sesuai dengan
keadaan yang dituntut (misalnya untuk mendeteksi sinyal sensor).
7. Ada tiga kelompok utama, yakni sensor, ECM dan injektor.
Sensor berfungsi sebagai pendeteksi semua informasi yang dibutuhkan untuk
mencari volume solar yang pas. Antara lain, masa udara yang masuk ke mesin,
suhu udara, suhu mesin RPM mesin, dan posisi Top mesin. ECM berfungsi sebagai
pengontrol, komponen ini akan melakukan perhitungan dari semua data yang
dikirim oleh sensor. Hasil perhitungan ECM akan dikirim ke injektor. Injektor
berfungsi sebagai aktuator/output yang akan mengeksekusi perintah dari ECM.
Injektor memiliki sebuah solenoid yang akan terbuka apabila dialiri arus
listrik. Saat solenoid itu terbuka maka solar bisa mengabut kedalam ruang
bakar.
Dari ketiga perangkat inilah solar bisa diinjeksikan secara ideal pada segala
kondisi mesin. Misal saat mesin dalam putaran idle, maka aliran udara yang
melewati intake itu rendah sehingga ECM bisa menyesuaikan kecepatan aliran
dengan jumlah solar yang diperlukan. Sementara penentuan timming atau waktu
pembukaan injektor, itu CKP dan CMP sensor yang menentukan. Kedua komponen ini
berbanding lurus dengan RPM mesin.
D. Pemeriksaan dan Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar Common Rail
1. Pemeriksaan kebocoran bahan bakar
- Periksa bahwa tidak ada kebocoran dari setiap part pada system bahan bakar selama mesin berhenti. Jika terdapat kebocoran bahan bakar, perbaiki atau ganti part yang diperlukan.
- Hidupkan mesin (starter) dan periksa kembali bahwa tidak ada kebocoran dari setiap part pada system bahan bakar, lakukan perbaikan atau penggantian apabila terdapat kebocoran pada part system bahan bakar.
- Lepas hubungan selang balik dari common rail.
- Star mesin dan periksa terhadap kebocoran bahan bakar dari pipa pembalik.
- Jika terdapat kebocoran pada system bahan bakar, lakukan perbaikan atau penggantian part.
- Hubungkan intelegent tester
- Hidupkan mesin dan tekan intekkegent tester main switch on.
- Pilih test kebocoran bahan bakar dari mode active test pada intelligent tester.
- Jika tidak tersedia intelligent tester, teka sepenuhnya pedal akselerator secara cepat. Naikan putaran mesin ke maksimum dan pertahankan pitaran selama 2 atau 3 detik. Ulangi oprasi ini beberapa kali.
- Periksa bahwa tidak ada kebocoran pada part manapun dalam system bahan bakar.
2. Membuang udara dari system bahan bakar.
- Menggunakan pompa tangan yang terpasang pada tutup filter bahan bakar, buang udara dari system bahan bakar. Terus pompa hingga tahanan pompa bertambah.
- Periksa apakah mesin hidup.
- Bila meisn sukar dihidupkan, lanjutkan ke step selanjutnya.
- Bila mesin tidak bisa dihidupkan, terus buang udara menggunakan pompa tangan hingga tahanan pompa tangan bertambah, kemudian hidupkan mesin.
- Putar ignition switch ke off.
- Hubungkan intelegen tester
- Putar ignition switch ke On dan hidupkan intelligent tester.
- Hidupkan diagnosis troble code (DTC).
- Hidupkan mesin.
- Masuk ke menu berikutnya, di bawah ini :
- Power train / engine dan ECT /active test / test the fuel leak.
- Lakukan pengujian berikut 5 kali dengan interval on/off 10 detik : acive test / test the fuel leak.
- Biarkan mesin idle selama 3 menit atau lebih setelah melakukan active test selama lima kali.
3. Memeriksa diagnostic troble code (DTC) dan menghapusnya
c.1. Memeriksa DTC :
- Hubungkan Intellegent tester.
- Putaran ignition switch ke ON.
- Hidupkan tester.
- Masuk ke menu berikut ini : powertrain / engine dan DTC / DTC.
- Periksa DTC dan freeze frame data, dan kemudian menuliskannya.
- Periksa detail dari DTC.
c.2. Menghapus DTC (menggunakan intelligent tester/scanner) :
Table 9.1 diagnostic trouble code (DTC) untuk Diesel Common Rail
(Sumber : PT. Toyota Astra Motor – Innova 2KD-FTV, 2011)
- Hubungkan intelligent tester
- Putar igniton switch ke ON
- Hidupkan tester
- Masuk ke menu berikut : powertrain / engine and ECT / DTC / Clear
- Tekan tombol YES.
c.2. menghapus DTC (tanpa menggunakan intelligent tester)
Pilihlah salah satu langkah berikut :
- Lepas hubungan kabel dari terminal negative baterai (-) lebih dari satu menit.
- Lepas fuse EFI dari relay block ruang mesin dan junction block assembli selama lebih dari satu menit.
Demikian materi Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar diesel
Common Rail kali ini. Semoga bermanfaat.