Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic
Fuel Injection/EFI) - Setelah peserta didik mengikuti pelajaran, diharapkan
dapat menjelaskan komponen sistem bahan bakar injeksi (EFI) beserta fungsinya,
dan dapat melakukan pemeriksaan terhadap sistem bahan bakar injeksi (EFI).
Sistem bahan bakar injeksi adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin
pembakaran dalam untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar.
Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila
dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar
tercampur secara homogen.
Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan
bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Tahukah
anda apa saja komponen yang termasuk kedalam sistem bahan bakar dan apa peran
dari setiap komponen tersebut. Untuk itu ikutilah bab ini untuk mengetahui
komponen-komponen serta fungsi dari komponen tersebut. Karena materi ini
merupakan dasar dalam tingkat selanjutnya.
Sistem injeksi pada mobil |
A. Pengertian Sistem Bahan Bakar Injeksi
Sistem Bahan Bakar Injeksi atau sering di sebut EFI (Electronic uel Injection)
adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya di kontrol
secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar sesuai
dengan kebutuhan motor bakar, maka di dalam ruag bakar akan terjadi secara
sempurna sehingga didapatkan daya motor yang optimal serta didapat gas buang
yang ramah lingkungan.
Pada umumnya sistem bahan bakar injeksi dikontrol secara elektronik oleh
Electronik Control Module (ECM) atau sering disebut juga Electronic Control
Unit (ECU). Tujuan pengaplikasian sistem injeksi adalah meningkatkan efisiensi
penggunaan bahan bakar, kinerja mesin maksimal, memperpanjang umur mesin dan
mengurangi emisi gas buang yang ramah lingkungan. Berdasarkan sistem
kontrolnya, sistem injeksi pada saat sekarang dibagi menjadi tiga jenis yaitu,
1. K Jetronic atau K EFI
K Jetronik |
Pada sistem injeksi tipe K jetronik ini, sistemi njeksinya masih dikontrols
ecara mekanik yang artinya pada sistem K jetronik ini belum dilakukan secara
elektronik. Pengontrolan injeksi ini dilakukan berdasarkan tekanan udara yang
masuk ke dalam intake manifold
2. L Jetronic atau L EFI
L Jetronik |
Pada tipe L jetronik ini L kepanjangan dari kata Luft yang berasal dari bahasa
Jerman yang memiliki arti udara. Pada sistem injeksi tipe L jetronik ini,
untuk kontrol injeksinya sudah dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
sensor utama yaitu Air Flow Meter atau Mass Air Flow (MAF) sensor yang
berfungsi untuk mengukur berapa banyaknya jumlah udara yang masuk ke dalam
silinder.
3. D Jetronic atau D EFI
D Jetronik |
Pada tipe D jetronik ini D kepanjangan dari kata Druck yang berasal dari
bahasa Jerman yang memiliki arti tekanan. Pada sistem injeksi tipe D jetronik
ini, kontrol injeksinya sudah dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
sensor utama yaitu MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor yang berfungsi
untuk mengukur berapa banyak jumlah udara yang masuk ke dalam silinder melalui
deteksi tekanan kevacuuman di intake manifold
B. Komponen Sistem Bahan Bakar Injeksi
Dalam sistem injeksi terdapat beberapa komponen utama yaiu: Adapun fungsi dari
masing-masing komponen dalam sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Tangki bahan bakar (fuel tank)
berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara bahan bakar yang dibutuhkan oleh mesin.
Tangki bahan bakar |
2. Pompa bahan bakar (fuel pump)
berfungsi untuk memompa dan
mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor bertekanan tinggi.
Jumlah bahan bakar yang disalurkan ke injektor harus lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan mesin, hal ini bertujuan agar tekanan dalam sistem bahan
bakar dapat selalu dipertahankan meskipun kondisi mesin berubah-ubah.
Saring bahan bakar |
3. Saringan bahan bakar (fuel suction filter)
berfungsi untuk menyaring
kotoran yang mungkin terkandung dalam bahan bakar agar tidak ikut terhisap
oleh pompa bahan bakar (fuel pump) dan menyumbat injektor.
Saring bahan bakar |
4. Pipa bahan bakar (fuel feed hose)
berfungsi untuk mengalirkan bahan
bakar yang telah dipompa oleh pompa bahan bakar (fuel pump) dari tangki bahan
bakar menuju ke injektor. Fuel feed hose dirancang harus tahan terhadap
tekanan dari bahan bakar yang memiliki tekanan cukup besar akibat dipompa oleh
pompa bahan bakar (fuel pump).
Pipa Bahan Bakar |
Baca juga: Menerapkan Cara Perawatan SISTEM PELUMASAN
5. Injektor
berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar dan menyemprotkan
bahan bakar tersebut ke saluran masuk (intake manifold), pada umumnya sebelum
katup masuk. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tergantung dari tekanan
bahan bakar, besarnya lubang pada injektor, dan lamanya injektor tersebut
membuka. Setiap injektor yang digunakan pada mesin injeksi sepeda motor
memiliki konstruksi yang tidak selalu sama.
Injektor |
6. ECU/ECM
adalah sistem pengontrol yang terdapat pada mobil EFI berisi
rangkaian elektronika dan software yang bertugas membaca sensor-sensor pada
mesin kemudian memerintahkan aktuator untuk bekerja, berbagai kontrol mesin
dan keamanan mobil biasanya ada di dalam ECU atau ECM (Engine Control Module).
ECU/ECM mobil |
7. Sensor
Sensor berfungsi untuk melaporkan kondisi atau keadaan komponen yang berada
dibawah pengawasannya ke ECU. Berikut ini adalah jeis-jenis sensor yang
terdapat pada mobil.
a. IAT (Intake Air Temperature)
IAT adalah kependekan dari ( Intake Air Temperatur) sensor ini berfungsi untuk
mengukur suhu udara yang akan masuk kedalam intake manifold. Biasanya, sensor
ini terletak berdekatan dengan filter udara.
Sensor IAT |
b. MAF (Mass Air Flow)
Sensor selanjutnya, adalah MAF sensor (Mass Air Flow) beberapa menyebutnya
sebagai Air Flow meter. Sesuai namanya, sensor ini akan menghitung massa udara
yang akan masuk kedalam intake melalui aliran udara tersebut.
Sensor MAF |
c. TPS (Throtle Position Sensor)
TPS (Throtle position sensor) adalah sensor yang akan anda temui berikutnya
pada mobil yang telah mengusung sistem EFI. Fungsi sensor ini adalah untuk
mengukur sudut buka katup gas. Nantinya data ini akan digunakan untuk
menentukan banyaknya bahan bakar yang akan diinjeksikan ke mesin. Pada
kendaraan yang mengusung DBW (Drive bywire) juga menggunakan TPS untuk
mengoreksi kinerja DBW.
Sensor TPS |
d. MAP (Manifold Air Pressure)
MAP adalah singkatan dari Manifold Air Pressure. Ini adalah sensor yang
digunakan untuk mengukur tekanan udara didalam intake manifold/ kevakuman
intake manifold. Sensor ini akan menggantikan vacum advancer pada pengapian
konvensional yang akan mengatur timing pengapian berdasarkan beban mesin.
Sensor TPS |
e. CKPs (Crankshaft Position sensor)
Crankshaft Position Sensor atau disingkat CKPs, adalah sensor yang berfungsi
untuk mengetahui kecepatan mesin (RPM). Sensor ini biasanya terletak dibagian
blok mesin. CKPs memanfaatkan perpotongan ggm untuk mengetahui kecepatan
mesin. Nantinya data dari CKPs akan digunakan untuk menentukan beberapa sistem
seperti sistem pengapian dan sistem pengisian.
CKPs (Crankshaft Position sensor) |
Baca juga: Mengevaluasi hasil perawatan berkala Mesin Kendaraan Ringan
f. CMPs (Camshaft Position sensor)
Sensor ini pada dasarnya sama dengan CKPs. Namun, Camshaft position sensor
digunakan pada camshaft dan terletak di head cylinder. Fungsi utama sensor ini
adalah untuk mengetahui posisi “top” pada salah satu silinder. Posisi “top”
adalah kondisi dimana piston disalah satu silinder berada pada posisi akhir
kompresi dan akan melakukan proses usaha. Biasanya, CMPs akan menentukan
posisi “top” pada silinder satu. Nantinya data ini berguna untuk menentukan
timing dasar sistem pengapian.
Sensor CMPs |
g. Knock Sensor
Knock sensor adalah komponen mesin yang berfungsi mendeteksi ketukan
(knocking) pada mesin. Ketukan atau knocking terjadi akibat pembakaran yang
tidak sempurna, hasilnya akan menimbulkan suara ketukan di dinding silinder
mesin. Knock sensor menggunakan bahan piezeo electric yang akan mengeluarkan
tegangan saat mendeteksi getaran. Tegangan tersebut dikirimkan ke control
module untuk memperbaiki pengapian. Sensor ini terletak di tengah blok mesin,
beberapa mesin ada pula yang mengusung dua buah knock sensor.
Knock Sensor |
h. Oil pressure sensor
Oil pressure sensor akan mendeteksi tekanan oli didalam mesin, sebelumnya ada
komponen bernama oil level switch yang akan mematikan mesin saat ketinggian
oli berkurang. Namun komponen ini tidak bekerja efektif saat mesin bekerja.
Oil pressure sensor bekerja saat mesin sedang menyala. Saat tekanan oli
didalam mesin berkurang, sensor ini akan mengirimkan peringatan ke pengemudi
melalui indicator oli. Namun, Jika tekanan oli drop, secara otomatis mesin
akan berhenti.
Oil pressure sensor |
i. Oxygen sensor
Sensor selanjutnya, sangat berguna untuk menentukan emisi yang dikeluarkan
mesin. Pasalnya, oxygen sensor ini akan mendeteksi kadar oksigen didalam gas
buang. Oksigen yang terkandung didalam gas buang mengindikasikan pembakaran
yang kurang sesuai. Sehingga, informasi dari sensor ini sangat berguna untuk
menentukan pengapian yang lebih sempurna. Biasanya dalam sebuah mesin terdapat
dua buah sensor oksigen. Tujuannya, agar pembacaan lebih akurat.
Oxygen sensor |
j. WTS (Water Temperature Sensor)
Water temperature sensor (WTS) atau Engine Coolant Temperature (ECT) adalah
sensor yang berguna untuk mendeteksi suhu air pendingin. Suhu air pendingin
mengimplementasikan suhu mesin. WTS akan menjaga suhu mesin tersebut agar
tidak berlebihan melalui sistem pendingin. Sinyal dari WTS akan digunakan
untuk menghidupkan cooling fan untuk mendinginkan radiator. Biasanya dalam
sebuah mesin terdapat dua buah WTS. Pertama terletak sebelum radiator yang
berfungsi mendeteksi suhu air pendingin dari mesin. Sensor kedua terletak
setelah radiator berfungsi untuk mengoreksi pendinginan dari radiator.
WTS (Water Temperature Sensor) |
k. Fuel level sensor
Sensor ini terletak jauh dari mesin namun, secara tidak langsung berhubungan
dengan kinerja mesin. Fuel level sensor akan mendeteksi jumlah bahan bakar
didalam tanki bahan bakar. Sinyal dari sensor ini akan dikirimkan ke MID
dengan fuel bar.
Fuel level sensor |
l. Fuel tank pressure sensor
Fuel tank sensor juga terletak jauh dari mesin. Karena komponen ini terletak
didalam fuel tank untuk mendeteksi tekanan bahan bakar dalam tanki. Tekanan
didalam tanki bahan bakar terbentuk karena uap bahan bakar dan goncangan saat
mobil berjalan. Uap ini kemudian diolah menggunakan sistem carcoal canister.
Fuel tank pressure sensor |
m. Brake pedal sensor
Sensor berikutnya juga secara tidak langsung berhubungan dengan kinerja mesin.
Brake pedal sensor akan mendeteksi apakah pedal rem berada pada posisi
terinjak atau tidak. Pada mobil-mobil matic, pedal rem akan menentukan saat
starting. Saat pedal rem tidak terinjak, maka mobil tidak akan bisa strart.
Brake pedal sensor |
n. Fuel line pressure sensor
Fuel line pressure sensor adalah komponen yang akan mendeteksi tekanan bahan
bakar dalam sistem bahan bakar. Sensor ini bertujuan untuk mengatur kinerja
fuel pump sehingga tekanan didalam sistem bahan bakar tidak drop dan tidak
berlebih.
Fuel line pressure sensor |
o. Refrigerant pressure sensor
Refrigerant adalah cairan yang berfungsi untuk menyerap panas latent didalam
sistem AC. Untuk membangkitkan tekanan refrigerant, digunakan komlressor AC
yang digerakan oleh mesin. Tekanan refrigerant akan diukur oleh refrigerant
pressure sensor. Tekanan ini akan mempengaruhi RPM mesin. Saat kompresor AC
terhubung secara otomatis, RPM mesin akan meningkat untuk menerima beban
kompresor, RPM kembali normal saat tekanan refrigerant mencapai maksimal.
Refrigerant pressure sensor |
Baca juga: Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar diesel Common Rail
C. Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar Injeksi
Pada dasarnya, prinsip kerja sistem injeksi adalah mengontrol aliran bahan
bakar secara elektronik, mulai dari tangki hingga masuk ke ruang bakar. Aliran
bahan bakar ini diproses dalam bentuk kabut dengan volume, sesuai permintaan
mesin sehingga teknologi ini lebih irit dari teknologi pengabut bahan bakar
karburator. Otak pengontrolnya adalah ECU (Engine Control Unit) atau biasa
disebut ECM (Engine Control Modul).
“Ketika kunci kontak di posisi On, pompa bahan bakar atau fuel pump akan
bekerja selama 2 detik dan memberi tekanan pada selang bahan bakar,. ECU
bekerja berdasarkan laporan dari setiap sensor yang terhubung pada beberapa
komponen tertentu, sehingg memudahkan ECU untuk melakukan perintah kepada
setiap sensor untuk mendeteksi kondisi seiap komponen. Namun pada setiap
Sistem tetap memiliki Kelebihan dan Kekurangannya masing-masing.
Berikut merupakan Kelebihan pada Sistem Injeksi dan Karburator :
1. Pada Sistem Injeksi :
Kelebihannya :
- Dapat mengatur A/F berdasarkan kebutuhan mesin dan kondisi cuaca.
- Dapat mengatur A/F bedasarkan kadar emisi yang diwajibkan sehingga emisi lebih baik.
- Ketika temperature dan tekanan udara berubah maka dia dapat menyesuaikannya.
- Injektor menyuplai bahan bakar ke mesin berdasarkan kebutuhan mesin sehingga penggunaan bahan bakar dapt lebih effisien sehingga menjadi lebih irit.
Kelebihannya :
- Harga lebih mahal dibandingkan karburator sebab lebih banyak terdapat komponen.
- Jumlah komponen yang lebih banyak dan kompleks.
- Perawatan harus menggunakan alat khusus dan teknik tertentu.
2. Pada Sistem Karburator :
Kelebihannya :
- Lebih murah dibandingkan System Injector tetapi apabila ditambah alat lain, maka harganya mendekati System Injection.
- Jumlah komponen lebih sedikit dan tidak kompleks.
- Perawatan lebih gampang dan sederhana.
- Gampang saat dilakukan pembersihan atau servis.
Kelemahannya :
- Untuk penyetelan A/F ratio dilakukan manual dan hanya bisa sekali.
- Membutuhkan penyetelan ulang yang tepat untuk semua kondisi tetapi tidak dapat mengatasi setiap kondisi yang dapat berbeda-beda.
- Perlu adanya alat/komponen tambahan agar kerja karburator dapat menyesuaikan kondisi seperti Pompa Akselerasi, Coasting Enricher, dll.
- Penggunaan bahan bakar kurang efisien, sehingga cenderung boros.
D. Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar Injeksi
Dalam melakukan pemeriksaan kondisi mobil kita harus melakukan beberapa tahap
yaitu dengan cara memeriksa:
1. Memeriksa kondisi baterai
Cara:
- Bersihkan kepala baterai dari debu
- Kencangkan baut kepala baterai
- Ukur tegangan baterai menggunakan Volt meter, apabila tegangan berada dibawah standar aka lakukan pengecasan baterai.
2. Memeriksa Kabel
Cara:
- Memeriksa kondisi pembungkus, apabila ada yang robek lakukan penutupan kabel menggunakan solasi atau gati kabel.
- Kencangkan semua baud yang menempel pada kabel
3. Memeriksa Fuse/Sikring
Cara:
- Buka tutup box sikring
- Periksa setiap sikring dengan menggunakan Ohm meter, apabila ada yang putus maka ganti sikring.
4. Memeriksa saklar kelistrikan
Cara:
- Putarkan kunci kontak pada posisi “ON”
- Cek semua saklar kelistrikan, apabila ada kerusakan maka periksa secara mendalam pada komponen yang tidak berfungsi
5. Memeriksa kondisi sensor
Cara:
- Buka Kap mobil
- Periksa kondisi sensor, apakah ada yang terlepas atau bahkan kabelnya putus. Jika terlepas maka pasang kembali, dan jika kabelnya putus maka ganti dengan yang baru.
- Bersihkan sekitar sensor dari debu menggunakan majun.
6. Memeriksa sistem bahan bakar
Cara:
- Periksa penutup bensin
- Periksa saluran bahan bakar dari kebocoran, jika terdapat kebocoran maka gantilah dengan yang baru.
- Periksa setiap kleman yang menghubungakan setiap selang, jika longgar maka kencangkan.
7. Memeriksa putaran mesin/RPM
Cara:
- Buka kap mobil
- Hidupkan mesin, tunggu 5 sampai dengan 15 menit
- Pasang Tachometer/RPM meter, lihat hasil pada RPM meter, jika putaran mesin dibawah standar maka putarlah pengatur angin pada throtol body sampai putaran mesin sesuai dengan standar.
8. Memeriksa sistem pendingin
Cara:
- Buka kap mobil
- Periksa coolent/air radiator
- Periksa kipas apakah berfungsi atau tidak
- Periksa saringan udara, jika kotor berdebu kering bersihkan dengan air compresor dan jika berdebu basah, maka gantilah saringan udara.
9. Memeriksa sistem pelumas
Cara:
- Buka kap mobil
- Tarik stik oli
- Bersihakan stik oli menggunakan majun
- Masukan kembali stik oli
- Tarik kembali stik oli dan periksa volume oli dan kualitas oli. Jika kualitas dan volume oli dibawah standar maka lakukan penggantian
10. Memeriksa seluruh kondisi mesin menggunakan Scanner
Cara:
- Pasang scanner pada soket DLC yang menghubungkan scanner ke ECU
- Hidupkan mesin
- Hidupkan scanner
- Pilih menu diagnosa
- Pilih menu merek mobil
- Pilih menu liat kondisi mesin
- Jika terjadi kerusakan, maka pada scanner akan terbaca jenis kerusakan pada komponen setiap mobil.
- Jika terdapat kerusakan, maka matikan mobil dan juga scaner.
- Lakukan perbaikan secara manual.
- Jika sudah diperbaiki, hidupkan mobil dan juga scaner
- Lakukan penggunaan scanner seperti semula
- Pada saat itu, scanner sudah tidak akan lagi membaca kerusakan karena sudah diperbaiki.
- Lakukan penghapusan data kerusakan/ melakukan reset data.
- Simpan kembali alat yang digunakan.
E. Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar Injeksi
Setiap kendaraan harus dilakukan perawatan agar kondisinya tetap terjaga dan
memiliki kinerja yang optimal. Begitu pula pada kendaraan mobil dengan sistem
injeksi. Adapun perawatan yang harus dilakukan pada kendaraan bermobil dengan
sistem injeksi adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Jadwal Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar Injeksi
No | Bagian Yang Diservis | Tindakan setiap dicapai jarak tempuh |
---|---|---|
1 | Saringan Bahan bakar | Gantilah saringan bahan bakar bensin setiap 48.000 Km dan berlaku kelipatannya. |
2 | Saringan Bahan bakar | Gantilah saringan bahan bakar bensin setiap 48.000 Km dan berlaku kelipatannya. |
3 | Injektor | Periksa, dan jika semprotan injektor berada dibawah standar maka bersihkan injektor setiap 20.000 Km dan berlaku kelipatannya. |
4 | Cara kerja gas | Periksa dan setel (bila perlu) gas setelah menempuh jarak 3000 km, 5.000 km, 8.000 km dan seterusnya setiap 3.000 km |
5 | Kabel gas | Beri oli pelumas setiap 5.000 km |
6 | Saringan udara | Periksa dan bersihkan saringan udara setelah menempuh jarak 3.000 km dan seterusnya bersihkan setiap 2.000 km. Ganti setiap 12.000 km |
7 | Batterai | Periksa tegangan baterai setiap 3.000 Km, 5.000 Km dan kelipatan 5.000 Km. Periksa kekencangan kleman dan kebersihan kepala batterai setiap saat |
8 | Sekring | Periksa kontiunitas sikring setiap komponen kelistrikan setiap 3.000 Km, 5.000 Km, dan kelipatannya. |
9 | Sensor | Periksa kondisi/kinerja sensor dari debu dan kekuatan cengkraman sensor dengan socetnya setiap 3.000 Km, 5.000 Km, dan kelipatannya. |
10 | Injektor | Periksa daya semprot injektor dalam menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar setiap Km, 5.000 Km, dan kelipatannya menggunakan scanner tools. |
11 | Throttle body | Periksa dan bersihkan menggunakan majun dan cairan pembersih karat setiap Km, 5.000 Km, dan kelipatannya |
12 | Kondisi mesin | Periksa kondisi mesin menggunakan scanner setaip 5.000 Km, dan kelipatannya. |
Selain perawatan berkala yang harus dilaksanakan setaip waktu, ada perlunya
juga kita mengantisipasi kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada
kendaraan yang menggunakan sistem injeksi. Banyak penyebab yang mempengaruhi
suatu kinerja kendaraan agar tetap dalam kondisi maksimal.
Namun hal tersebut terkadang tidak selamanya mulus, sehingga sering terjadi
kerusakan yang menyebabkan kinerja terganggu. Tabel di bawah ini menguraikan
permasalahan atau kerusakan sistem bahan bakar injeksi yang umum terjadi pada
mobil, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya
atau penanganannya (solusinya).
Tabel 5.2 Permasalahan Dan Solusi Sistem Bahan Bakar Injeksi
Permasalahan | Kemungkinan Penyebab | Solusi |
---|---|---|
Mesin tidak dapat hidup dan starter tidak ada masalah | 1. Aliran bahan bakartersumbat 2. Beberapa sensor terputus 3. Pompa bahan bakar mati 4. Terjadi kerusakan pada ECM/ECU | Periksa seluruh komponen dengan menggunakan Scan tools agar dapat terbaca kondisi mesin secara menyeluruh dan baru lakukan perbaikan secara manual |
Boros bahan bakar | 1. Terjadi kerusakan pada injektor, sensor TPS, MAP. 2. Terjadi kerusakan pada sistem pengapian yang tidak tepat. 3. Setting valve yang tidak sempurna | 1. Periksa seluruh komponen dengan menggunakan Scan tools agar dapat terbaca kondisi mesin secara menyeluruh dan baru lakukan perbaikan secara manual. 2. Stel valve ke standar yang direkomendasikan |
Mesin tersendat-sendat | 1. Terjadi kerusakan pada sensor TPS, MAP, yang lemah 2. Terjadi sistem VVT yang tidak sesuai 3. Sistem pengapian yang tidak normal | 1. Periksa menggunakan Scann tools serta dengan memeriksa secara manual kondisi soket pada setiap sensor. 2. Stel ulang valve sesuai Standar yang direkomendasikan 3. Periksa kondisi busi |
Mesin kurang bertenaga | 1. Terjadi kerusakan pada sistem injeksi | 1. Periksa menggunakan Scan tools agar dapat terbaca kondisi mesin secara menyeluruh dan baru lakukan perbaikan secara manual. |
CO2 berlebihan pada gas buang | 1. Terjadi kerusakan pada sensor control emisi. 2. Terjadi kerusakan pada sistem injeksi, sehingga bahan bakar yang disuplai tidak sesuai standar. 3. Terjadi kerusakan pada sistem VVT | 1. Periksa menggunakan Scan tools agar dapat terbaca kondisi mesin secara menyeluruh dan baru lakukan perbaikan secara manual. |
Kandungan Nitrogen Oxydes/ Nox berlebihan | 1. Terjadi amsalah pada sistem injeksi 2. Sensor O2 tidak normal | 1. Periksa menggunakan Scan tools agar dapat terbaca kondisi mesin secara menyeluruh dan baru lakukan perbaikan secara manual |
Itulah yang perlu menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar bensin
injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI). Semoga bisa membantu
keberhasilan belajar sobat.