Apa yang diperoleh dari materi MENERAPKAN PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL DARAH PADA TERNAK SAKIT, antara lain:
- Setelah mempelajari materi tentang menerapkan prosedur sampel darah pada ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan tujuan pengambilan sampel darah pada ternak sakit dengan teliti.
- Setelah mempelajari materi tentang menerapkan prosedur sampel darah pada ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan prosedur pengambilan sampel darah pada ternak sakit dengan benar.
- Setelah mempelajari materi melakukan pengambilan sampel darah pada ternak sakit, peserta diklat mampu melakukan pengambilan sampel darah pada ternak sakit dengan tepat.
- Setelah mempelajari materi melakukan pengambilan sampel darah pada ternak sakit, peserta diklat mampu menangani sampel darah sebelum dianalisis dengan benar.
A. TUJUAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
Apa tujuan pengambilan sampel darah? Sampel darah yang diambil dimasukkan ke dalam botol kecil khusus dan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan digunakan untuk mendeteksi penyakit, mengetahui fungsi organ, mendeteksi zat berbahaya, dan pemeriksaan kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Tes darah lengkap merupakan salah satu jenis pengambilan sampel darah yang sering dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan. Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya beberapa gangguan kesehatan, seperti anemia, infeksi, dan masalah pembekuan darah.
Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan peternakan. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut.
Pengambilan sampel darah ternak dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit yang menyerang atau diderita ternak tersebut. Pengambilan sampel darah pada ternak tidak bisa di l a k u ka n d e n g a n c a ra s emb a ra n g a n , diperlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi.
Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak, yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dengan menggunakan suntikan. Pengambilan darah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan serum yang cukup jumlahnya dengan kualitas memadai dan memudahkan evaluasi terhadap suatu penyakit.
B. PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
1. Prosedur Pengambilan Darah pada Unggas
Berikut ini beberapa teknik pengambilan darah pada unggas yang bisa dilakukan.
a. Ayam Kecil DOC (umur 1—7 hari)
Pengambilan pada ayam DOC biasanya dipergunakan untuk monitoring titer maternal antibodi yang diperoleh dari h a s i l v a k s i n a s i p a d a i n d u k n y a . G u n a n y a m o n i t o r i n g i n i u n t u k menentukan kapan ayam tersebut mulai dilakukan vaksinasi. Pengambilan darah ada dua acara yang bisa dilakukan, yaitu:
1) Vena Jugularis
Prosedur:
- a) Pegang ayam dengan hati-hati, jepit leher dengan jari telunjuk dan jari tengah
- b) Dengan kapas beralkohol, usap daerah sekitar leher sehingga vena jugularis terlihat jelas
- c) Tusuk vena jugularis dengan syringe 1 ml (jarum 26G x ½”)
- d) Tarik piston perlahan-lahan sampai darah masuk ke syringe
- e) Jika volume darah sudah cukup ( + 0,5—1 ml ), cabut syringe perlahan dan tutup jarumnya
- f) Tarik piston sampai ke ujung syringe untuk memberi ruang supaya serumnya keluar
- g) Beri label identitas darah.
Gambar 10.1
Pengambilan Darah Lewat Pembuluh Vena Jugularis
2) Jantung
Prosedur:
- a) Pegang badan ayam dengan posisi bagian abdomen mengarah ke atas dan posisi kepala lebih rendah dari bagian kaki dengan harapan organ jantung turun
- b) Dengan kapas beralkohol usap pada daerah Thoracic Inlet (rongga dada)
- c) Tusukan syringe 1 ml (jarum 26G x ½”) ke rongga dada sehingga jarum mengenai jantung
- d) Tarik piston perlahan-lahan sehingga darah masuk ke dalam syringe
- e) Jika volume darah sudah cukup ( + 0 , 5 m l ) , c a b u t s y r i n g e perlahan dan tutup jarumnya
- f) Tarik piston sampai ke ujung syringe untuk memberi ruang supaya serumnya keluar
- g) Letakkan syringe pada posisi mendatar atau sedikit miring dengan posisi jarum di atas dan biarkan 15—30 menit (pada s u h u r u a n g ) s u p a y a d a ra h membeku.
- h) Beri label identitas darah.
b. Ayam besar (di atas 7 hari)
Darah yang diambil pada ayam besar bisanya dipergunakan untuk pembuatan RBC, monitoring titer antibodi hasil vaksinasi dan bahan campuran media pertumbuhan pada produksi bakteri sebagai bahan untuk antigen vaksin. Teknik pengambilan darah pada ayam besar biasanya melalui vena pectoralis dan jantung:
1) Prosedur Venesectio secara Vena Pectoralis:
- a) Pegang ayam dengan hati-hati,
- b) Dengan kapas beralkohol, usap daerah sayap sehingga vena pectoralis terlihat jelas
- c) Tusukan jarum syringe 3 ml (jarum 23G x 1 1/4”) di bawah tendon pronator muskulus kemudian arahkan jarum ke vena pectoralis lalu tusukan ke vena tersebut
- d) Tarik piston perlahan-lahan sehingga darah masuk ke syringe + 0,5—1 ml
- e) Jika volume darah sudah cukup, cabut syringe perlahan sambil ibu jari menekan vena pectoralis dan tutup jarumnya
- f) Tarik piston sampai ke ujung syringe (3/4 bagian) untuk memberi ruang supaya serumnya keluar
- g) Beri label identitas darah.
2) Prosedur Venesectio pada Jantung
- a) Pegang ayam dengan hati-hati, b) Dengan kapas beralkohol usap daerah Thoracic Inlet (rongga dada)
- c) Tusukan jarum syringe 3 ml (jarum 23G x 11/4”) ke rongga dada sehingga jarum mengenai jantung
- d) Tarik piston perlahan-lahan sehingga darah masuk ke syringe + 0,5—1 ml
- e) Jika volume darah sudah cukup cabut syringe perlahan dan tutup jarumnya
- f) Tarik piston sampai ke ujung syringe (3/4 bagian) untuk memberi ruang supaya serumnya keluar
- g) Letakkan syringe pada posisi mendatar atau sedikit miring dengan posisi jarum di atas dan biarkan 15—30 menit (pada s u h u r u a n g ) s u p a y a d a ra h membeku.
- h) Beri label identitas darah.
Gambar 10.2
Pengambilan Darah Melalui Jantung
2. Prosedur Pengambilan Darah pada Aneka Ternak
Pengambilan Darah pada Ternak Kelinci Pengambilan darah pada kelinci bisanya dilakukan melalui vena auricularis di telinga atau bisa melalui jantung, hanya saja pengambilan darah melalui jantung harus lebih hati-hati dan dilakukan oleh orang yang sudah mahir karena jika dalam pengambilannya tidak benar, akan berakibat kematian pada kelinci.
a. Vena Auricularis
Prosedur:
- Pegang kelinci (punggung atas dan bawah)
- Usap vena auricularis pada telinga dengan kapas yang dibasihi xylol gunanya untuk memperbesar vena
- Tusukan jarum syringe 1 ml (jarum 26G x ½”) tepat pada venanya, jika sudah terlihat darah masuk ke syringe, perlahan-lahan tarik pistonnya sehingga darah mengalir ke dalam syringe
- Jika darah sudah cukup, tarik syringe perlahan-lahan, tekan area bekas pengambilan darah dengan ibu jari yang lapisi kapas kering
- Beri label identitas darah.
b. Jantung
- Baringkan kelinci dengan cara memegang kedua kaki depan dan kaki belakang
- Ulas area dada atas (posisi jantung) dengan dengan kapas beralkohol
- Cari posisi jantung dengan cara menekannya perlahan yang ditandai terasanya denyut jantung
- Tusukkan jarum syringe 5 ml (jarum 22G x 11/2”) atau 10 ml (jarum 21G x 11/2”) tepat pada jantungnya, jika sudah terlihat darah masuk ke syringe, perlahan-lahan tarik pistonnya sehingga darah mengalir kedalam syringe
- Jika darah sudah cukup, tarik syringe perlahan-lahan
- Beri label identitas darah.
3. Pengambilan Darah pada Ternak Ruminansia
Berikut adalah beberapa tempat pengambilan darah pada ternak ruminansia.
a. Vena Jugularis
Pembuluh darah ini terletak pada bagian ventrolateral leher (leher di bawah dagu, bagian depan). Tempat ini biasanya dilakukan pada hewan sapi, kuda, domba, kambing, dan babi.
Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut:
- Rambut di sekitar ventral leher dicukur bila perlu.
- Pembuluh darah dibendung pada 1/3 distal leher.
- Setelah darah terbendung, daerah tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi alkohol, tujuannya adalah untuk desinfeksi.
- Jarum suntik steril ditusukkan dengan sudut 300 ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.
- Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan. Jika darah tidak terisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah.
b. Vena Cephalica Antibrachii Anterior
Pembuluh darah ini terletak pada bagian distal anterior kaki depan (atas tracak). Ini bisa dilakukan pada hewan anjing, kucing, ruminansia kecil (domba dan kambing yang terukuran kecil, jika ternak tersebut direbahkan).
Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut.
- Rambut di sekitar pembuluh darah dicukur bila perlu.
- Pembuluh darah dibendung pada bagian siku.
- Setelah darah terbendung, daerah tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi alkohol. Tujuannya adalah untuk desinfeksi.
- Jarum suntik steril ditusukkan dengan sudut 300 ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.
- Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan.
Jika darah tidak terisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah maka spuit ditarik sedikit dan dimasukkan se dengan arah pembuluh darah, untuk mengidentifikasi terisap atau tidaknya darah ada baiknya sebelum diberikan sedikit udara (dengan menarik sedikt spuit) sebelum menusuk.
c. Vena Femoralis
Pembuluh darah ini terletak pada daerah proksimomedial kaki belakang. Pengambilan darah pada daerah ini cukup sulit. Lebih mudah dilakukan jika domba direbahkan.
Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut.
- Rambut di sekitar pembuluh darah dicukur bila perlu.
- Pembuluh darah dibendung pada bagian proksimal.
- Setelah darah terbendung, daerah tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi alkohol. Tujuannya adalah untuk desinfeksi.
- Jarum suntik steril ditusukkan dengan sudut 300 ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.
- Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan. Jika darah tidak terisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah.
d. Vena Coccigea
Pembuluh darah ini terletak pada daerah ventral tulang ekor ke 2 atau 3, ini biasanya dilakukan pada ternak sapi, lokasi pengambilan darah di pembuluh darah jugularis mengalami kesulitan misalnya terlalu tebalnya gelambir.
Prosedur pengambilan darah sebagai berikut.
- H ew a n s e b a i k n y a d i - re s t ra i n dengan baik dengan menggunakan kandang jepit,
- Angkat ekor sapi ke atas,
- Lalu raba tulang ekor pertama (pada pangkal ekor) lalu kedua,
- Oleskan alkohol 70% sebagai desinfektan,
- Pada tengah tulang ekor terdapat celah, lalu jarum dimasukkan ke dalamnya dan disusul dengan tabung venoject steril.
C. PENGAMBILAN SAMPEL DARAH PADA TERNAK SAKIT
Pada dasarnya teknik pengambilan sampel darah pada berbagai jenis ternak hampir sama. Perbedaan yang mendasar hanya pada tempat pengambilan sampel darah dan ukuran jarum yang digunakan. Namun, pada prosedur dan tekniknya hampir sama. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah adalah:
- Posisi ternak yang akan diambil sampel darahnya harus dalam posisi yang nyaman dan kondisi ternak tenang.
- Cari titik pada tubuh ternak yang banyak mempunyai pembuluh darah sehingga akan mempermudah dalam pengambilan darah. Bagian tersebut sebelumnya perlu dibersihkan dengan alkohol. Pembersihan tersebut berfungsi untuk menghindarkan dari adanya bakteri (sterilisasi).
- Gunakan jarum suntik dengan ukuran yang tepat.
- Alat suntik diposisikan secara tepat ketika pengambilan sampel darah. Bagian jarum yang runcing berada di bawah (posisi jarum menengadah ke atas) sehingga fungsinya berjalan dengan baik yaitu untuk mengambil darah supaya terisap oleh tabung isap. Selain itu, usahakan ujung jarum masuk atau tertutupi sehingga darah akan mudah masuk pada jarum tersebut. Alat suntik tersebut disuntikkan berlawanan arah dengan pembuluh darah dan dimasukkan dengan lurus tidak keluar dari pembuluh darah.
- Pada saat jarum suntik telah masuk ke dalam pembuluh darah ternak, usahakan jangan menggerakkan alat suntik karena bisa merobek pembuluh darah pada ternak dan dapat mengakibatkan pembengkakan pada bagian tersebut karena pembuluh darahnya pecah. Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak, yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dengan menggunakan suntikan.
Pengambilan darah dari tubuh target harus dilakukan dengan cara hati-hati dan aseptik sehingga darah tidak mengalami kerusakan. Dalam proses pengambilannya ada 2 macam, yakni:
- Darah yang diambil dibiarkan membeku Normalnya darah akan membeku beberapa menit setelah pengambilan, yang kemudian akan keluar cairan bening sampai kekuningan yang kita sebut serum, serum ini yang nantinya sebagai bahan uji untuk mengetahui titer antibodi.
- Darah yang diambil harus tetap cair
Supaya darah tetap cair biasanya ditambahkan bahan antikoagulan (heparin, alsever) atau dengan cara darah digoyang- goyang perlahan secara terus menerus dan biasanya pada alat penampung terlebih dahulu di masukan glass bead.
Pada saat pengambilan sampel darah, alat dan bahan yang harus disiapakan adalah:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam pengambilan darah pada ternak yaitu satu set Blood Kit Sampling yang terdiri atas:
a. Tabung Isap (Vacuum Tube)
Tabung isap yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya dibedakan menjadi tiga warna tutup tabung, yaitu:
- Merah : tanpa heparin (zat anti pembekuann darah)
- Hijau : d e n g a n a n t i ko a g u l a n (lhitium heparin)
- Ungu : dengan anti koagulan EDTA ( E t h y l e n e D i a m a i n e Tetraacetic Acid)
Selain disesuaikan dengan kandungan anti koagulannya, yang harus diperhatikan adalah volume dari tabung tersebut. Biasanya ini disesuai-kan dengan kebutuhan jumlah sampel darah yang diperlukan. Tabung ini terdiri atas beberapa ukuran yaitu 5 ml, 7 ml, dan 9 ml.
Tabung harus diisi sesuai dengan kapasitas volumenya. Selain itu harus diperhatikan pula mengenai tanggal kadaluarsa dari tabung yang terdapat pada label karena berpengaruh terhadap zat anti koagulan yang terkandung di dalam tabung.
b. Jarum Isap (Multi Drawing Needle)
Jarum isap tesedia dalam berbagai macam ukuran yang disesuaikan dengan jenis ternak yang akan diambil sampelnya, yaitu sebagai berikut.
- No. 14, 16, 18 : untuk ternak sapi dan kerbau
- No. 23 atau 25 : untuk ternak kelinci
- No. 21 : untuk ternak ayam
- No. 14—16 : untuk ternak domba atau kambing
c. Standard Tube Holder Sebagai tempat Multi Drawing Needle dan Vacum Tube
d. Spuit
e. Cooler Box
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat pengambilan darah ternak ini adalah:
- Ternak yang akan diambil sampel darah
- Alkohol
- Kapas
Teknik Pengambilan Sampel Darah pada Ayam
- Siapkan ayam dalam posisi berbaring sambil dipegang
- Menahan kepala ayam ke satu sisi dan membuka sayap
- Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan kapas yang telah dibasahi alkohol
- Darah diambil dengan cara menusukkan jarum di vena pectoralis yang berada di bawah sayap
- Tampung darah menggunakan vacum tube sesuai kebutuhan
Gambar 10.3 Pengambilan Darah
Melalui Vena Pectoralis pada Ayam
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012.
Teknik Pengambilan Darah pada DOC
Gambar 10.4 Pengambilan Darah Lewat Vena Jugularis
1. Pegang ayam dengan hati-hati, jepit leher dengan jari telunjuk dan jari tengah
2. Dengan kapas beralkohol, usap daerah sekitar leher sehingga vena jugularis terlihat jelas
3. Tusuk vena jugularis dengan spuit 1 ml (jarum 26G x ½”)
4. Tarik piston perlahan-lahan sampai darah keluar
5. Jika volume darah sudah cukup ( + 0,5—1 ml ), cabut spuit perlahan dan tutup jarumnya
6. Tarik piston sampai ke ujung spuit (3/4 bagian) untuk memberi ruang supaya serumnya keluar.
Ayam Besar
Gambar 10.5 Pengambilan Darah Melalui Sayap
Teknik pengambilan darah melalui pembuluh darah di bagian sayap.
- Pegang ayam dengan hati-hati,
- Dengan kapas beralkohol, usap daerah sayap sehingga vena branchialis terlihat jelas
- Tusukan spuit 3 ml (jarum 23G x 1 1/4”) dibawah tendon pronator muskulus kemudian arahkan jarum ke vena branchialis lalu tusukkan ke vena branchialis-nya
- Tarik piston perlahan-lahan sehingga darah masuk ke spiut + 0,5—1 ml
- Jika volume darah sudah cukup, cabut spuit perlahan sambil ibu jari menekan vena branchialis dan tutup jarumnya
- Tarik piston sampai ke ujung spuit (3/4 bagian) untuk memberi ruang supaya serumnya keluar.
- Pegang ayam dengan hati-hati
- Dengan kapas beralkohol usap daerah Thoracic Inlet (rongga dada)
- Tusukan spuit 3 ml (jarum 24G x 1”) ke rongga dada sehingga jarum mengenai jantung
- Tarik piston perlahan-lahan sehingga darah masuk ke spiut + 0,5—1 ml 11.
Gambar 10.6 Pengambilan Darah Melalui Pembuluh di Jantung
Jika volume darah sudah cukup cabut spuit perlahan dan tutup jarumnya 12. Tarik piston sampai ke ujung spuit (3/4 bagian) untuk memberi ruang supaya serumnya keluar 13. Letakkan spuit pada posisi mendatar atau sedikit miring dengan posisi jarum di atas dan biarkan 15—30 menit (pada suhu ruang) supaya darah membeku.
Teknik Pengambilan Sampel Darah pada Kelinci
Pengambilan sampel darah pada kelinci dilakukan di bagian telinga, karena pada bagian tersebut banyak mengandung pembuluh darah dan pembuluh darah tersebut tepatnya di vena lateralis yang mudah terlihat pada telinga kelinci karena sifatnya yang tipis dan sedikit transparan apabila diterawang pada tempat yang cukup cahaya. Sedangkan pengambilan sampel darah pada ayam dilakukan di bawah sayap, tepatnya pada bagian vena pectoralis. Vena pectoralis banyak mengandung pembuluh darah dan dari luar pembuluh tersebut terlihat berwarna biru.
Teknik pengambilan darah pada kelinci adalah sebagai berikut.
- Siapkan kelinci pada kotak kekang
- Pegangi kepala kelinci
- Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan kapas yang telah dibasahi alkohol
- Darah diambil dengan cara menusukkan jarum di vena lateralis yang berada di atas telinga
- Tampung darah menggunakan vacum tube sesuai dengan kebutuhan
Teknik Pengambilan Darah pada Ternak Ruminansia
1. Vena Jugularis
Gambar 10.7
Teknik Pengambilan Darah di Vena Jugularis pada Sapi
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012
Gambar 10.8
Teknik Pengambilan Darah di Vena Jugularis pada Kambing
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012
Gambar 10.9 Teknik Pengambilan darah di Vena Jugularis Babi
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012
Pengambilan sampel darah di bagian ekor
Gambar 10.10
Pengambilan Sampel Darah di Bagian Ekor pada Ternak Ruminansia
Posisi ternak yang akan diambil sampel darahnya harus dalam posisi yang nyaman dan kondisi ternak tenang. Selain akan mempermudah pengambilan sampel darah, juga akan lebih meminimalisir rasa sakit pada ternak dan hal tersebut merupakan salah satu kaidah “animal welfare” atau yang biasa disebut kesejahteraan hewan.
Untuk sebagian ternak yang ukuran tubuhnya agak besar sehingga susah untuk diposisikan dalam posisi yang tepat, maka bisa digunakan penjepit atau kerangka. Namun, untuk ternak yang ukuran tubuhnya kecil maka cukup dipegang oleh praktikan pada bagian tertentu.
Langkah pertama pengambilan darah adalah mengangkat ekor sapi secara horizontal dengan salah satu tangan, dan tangan lainnya memegang jarum untuk dimasukkan pada vena ekor yang terletak di bagian pangkal ekor di atas letak anus. Tekan pangkal ekor dengan jari telunjuk untuk menyumbat aliran darah pada vena sehingga vena terlihat agak mengembang.
Alat suntik diposisikan secara tepat ketika pengambilan sampel darah, bagian jarum yang runcing berada di bawah buntut (posisi jarum menengadah ke atas). Selain itu, ujung jarum usahakan masuk atau tertutupi sehingga darah akan mudah masuk pada jarum tersebut terisap oleh tabung hisap. Alat suntik tersebut disuntikkan berlawanan arah dengan pembuluh darah dan dimasukkan dengan lurus tidak keluar dari pembuluh darah. Pada saat jarum suntik telah masuk ke dalam pembuluh darah ternak, usahakan jangan menggerakan a l a t s u n t i k ka re n a b i s a me ro b e k pembuluh darah pada ternak dan dapat mengakibatkan pembengkakan pada bagian tersebut akibat pembuluh darahnya pecah.
4. PENANGANAN SAMPEL DARAH
Langkah Penanganan Sampel Darah Setelah dilakukan pengambilan darah pada ternak maka sesegera mungkin dilakukan penanganan yang tepat pada sampel darah yang diambil, berikut adalah kegiatan penanganan yang dilakukan pada sampel darah.
1. Menampung darah dalam tabung
Darah dari spuit/syringe dimasukkan dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan- lahan melalui dinding tabung.
Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Jika menggunakan tabung vakum, darah dimasukkan ke dalam tabung dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, lalu biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
Darah yang ditampung dalam tabung yang berisi antikoagulan harus segera dicampur dengan cara membolakbalikkan tabung 8—10 kali dengan lembut. Pada pengambilan sampel darah dengan sistem vakum, tabung harus dibolak-balik dengan lembut segera setelah ditarik dari holder.
Pengocokan yang kuat dapat menyebabkan hemolisis dan harus dihindari. Pencampuran sampel darah yang tidak memadai dalam tabung berantikoagulan menyebabkan pembentukan microclot yang dapat menyebabkan hasil tes yang tidak valid.
2. Memberi Identitas Spesimen
Semua spesimen harus memiliki identitas, harus dicatat dan dinomori pada saat spesimen tersebut tiba di laboratorium. Hal ini bermanfaat untuk mencegah tercampurnya spesimen dan memudahkan pencarian informasi mengenai hasil pemeriksaan. Penomoran dilakukan segera setelah spesimen tersebut diperoleh atau d i t e r i m a . P e n o m o r a n t e r s e b u t dilakukan pada formulir permintaan laboratorium, pada wadah spesimen, pada setiap tabung reaksi yang digunakan untuk spesimen, dan pada setiap kaca objek mikroskop yang digunakan untuk spesimen.
Pemberian identitas pada spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi p e n g i s i a n fo r m u l i r p e r m i n t a a n p e m e r i k s a a n l a b o r a t o r i u m d a n pemberian label pada wadah spesimen.
Label pada wadah sampel harus mencantumkan data yang berisi informasi setidaknya mengenai nama ternak, nomor rekam medis atau nomor registrasi laboratorium, tanggal pengambilan spesimen. Identitas ternak yang dicantumkan pada formulir permintaan haruslah sama dengan dicantumkan pada label.
3. Sentrifugasi
Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memutar darah pada kecepatan putar atau revolusi (revolution per minute, rpm) tertentu. Gaya sentrifugal yang diciptakan menyebabkan pemisah-an sel-sel dan plasma atau serum. Tabung harus tetap ditutup selama sentrifugasi untuk mencegah konta-minasi, penguapan, pembentukan aerosol (substansi yang dilepaskan dalam bentuk kabut halus), dan perubahan ph. Jika sumbat dilepaskan untuk aliquot, tabung harus ditutupi kembali atau ditutupi dengan perangkat penutupan yang cocok setelah selesai. Penggunaan tongkat aplikator untuk atau melepaskan bekuan berpotensi menjadi sumber kontaminasi serta hemolisis dan tidak dianjurkan.
Saat sentrifugasi, harus diperhatikan bahwa tabung berukuran yang sama dengan volume spesimen yang sama harus ditempatkan berlawanan satu sama lain atau seimbang dalam sentrifus. Jika tidak seimbang, bisa menyebabkan pecahnya tabung spesimen, merusak spesimen, dan menyebabkan pembentukan aerosol.
Centrifuge harus tetap tertutup selama proses sentrifugasi dan tidak boleh dibuka sampai rotor benarbenar berhenti berputar. Jika hanya ada satu tabung berisi spesimen yang akan disentrifugasi, seimbang dengan tabung sejenis yang diisi air dengan volume sama dengan spesimen.
Sentrifugasi terhadap setiap spesimen hanya dilakukan sekali. Sentrifugasi yang berulang dapat menimbulkan risiko hemolisis dan perubahan analit yang dapat mempengaruhi hasil tes. Karena mesin pemisah menghasilkan panas selama pengoperasian, spesimen yang memerlukan suhu dingin harus disentri-fugasi dalam refrigerated centrifuge terkontrol suhunya.
4. Pengiriman atau Penyimpanan Spesimen
Darah yang keluar dari tubuh akan s e g e r a m e n g a l a m i p e r u b a h a n . Spesimen yang masih segar memberikan hasil uji yang akurat, oleh karena itu sebaiknya spesimen harus segera diperiksa. Semua spesimen harus segera dibawa ke laboratorium. Sejak pengambilan darah sampai transportasinya ke laboratorium baik dengan kurir atau sistem transport modern seperti peneumatic tube, harus dijaga supaya tidak terjadi hemolisis pada spesimen darah.
Pemisahan serum atau plasma sebaiknya dilakukan kurang dari 2 jam dari waktu pengambilan darah. Hal ini disebabkan eritrosit dan sel darah yang masih hidup masih melakukan metabolisme dan dapat mempengaruhi kadar analit dalam serum atau plasma.
Spesimen darah rutin idealnya harus t i b a l a b o a t o r i u m d a l a m w a k t u maksimal 45 menit setelah pengambilan sampel. Bila karena sesuatu sebab spesimen harus disimpan atau dikirim ke laboratorium rujukan, maka sebaiknya spesimen disimpan atau dikirim dalam wadah tertutup rapat untuk mencegah pencemaran atau penguapan dan diberi label identitas penderita.
5. Homogenisasi
Homogenisasi adalah proses mencam- pur sampel darah sebelum dilakukan analisis supaya komponen sama bentuk atau kondisinya seperti ketika beredar dalam aliran darah. Proses ini dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sempel beberapa kali sesaat sebelum darah diperiksa. Homogenisasi yang tidak dilakukan dengan memadai dapat mengubah hasil pemeriksaan.
Kualitas Sampel Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan laboratorium ditentukan oleh kualitas sampel yang diperiksa. Agar dapat menggambarkan kondisi tubuh ternak dengan baik dan akurat, diperlukan sampel yang baik pula. Karena itu, sampel harus diambil, dikumpulkan, dan ditangani dengan cara yang tepat oleh petugas yang terlatih.
Untuk menjaga kualitas sampel, harus diperhatikan jenis tabung atau wadah s a m p e l . Ta b u n g s a m p e l d a r a h m i s a l n y a , d i p i l i h s e s u a i j e n i s pemeriksaan yang akan dilakukan nantinya, dan perlu zat tambahan khusus yang berbeda-beda untuk menjaga agar sampel tetap stabil sampai diperiksa. Zat tambahan ini dilapiskan pada dinding tabung saat diproduksi di pabrik. Untuk membedakan tabung berdasarkan zat tambahan, tutup tabung diberi warna berbedabeda.
Spesimen atau sampel yang telah diambil dari pasien akan diberi label barcode yang merupakan identitas pasien (ID) untuk mencegah tertukarnya ID dengan spesimen atau sampel lain, selanjutnya diproses sesuai dengan persyaratan masingmasing pemeriksaannya. Sampel adalah spesimen yang telah melalui proses lanjutan dan siap untuk diperiksa.
Hal-hal lain yang harus diperhatikan selama penanganan sampel adalah suhu, cahaya, pelabelan, pengemasan (jika dengan alasan tertentu dirujuk ke tempat lain), transportasi, dan keselamatan petugas. Untuk sampel darah, misalnya, setelah diambil dari vena ternak, harus didiamkan selama 30 menit sebelum diputar (disentrifugasi) dan dipisahkan serumnya.
Selanjutnya, serum diperiksa, cadangan disimpan atau untuk pemeriksaan khusus maka serum dirujuk atau dikirim ke pusat rujukan. Setelah sampel dianggap layak periksa sesuai dengan persyaratan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium.
CAKRAWALA
Pernahkah Anda berpikir mengapa darah manusia atau darah makhluk hidup vertebrata memiliki warna merah? Ada penjelasan sains mengapa darah memiliki warna merah. Darah berwarna merah karena di dalam darah terdapat protein yang dinamakan hemoglobin.
Setiap protein hemoglobin terbuat dari sub unit yang dinamakan hemes. Hemes inilah yang menjadikan darah berwarna merah. Lebih rinci lagi, hemes dapat mengikat molekul besi dan molekul besi ini mengikat oksigen.
Sel-sel darah berwarna merah karena interaksi antara besi dan oksigen. Hal yang penting bagi darah ialah kemampuannya membawa oksigen. Sebab saat darah mengalir melalui paru-paru, darah mengambil oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Saat semua oksigen telah digunakan, darah kembali ke paru-paru untuk mengambil lebih banyak oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis.
Darah juga mengangkut bahan sisa metabolisme, obat-obatan, dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
PRAKTIK
Judul : Pengambilan Sampel Darah Unggas
Tujuan : Peserta diklat dapat melakukan pengambilan darah pada unggas dengan benar.
Waktu : 3x45 menit
Alat dan bahan:
- Spuit
- Alkohol
- Kapas/Tisu
- Ayam Dewasa dan DOC
Keselamatan kerja:
- Gunakan baju lapangan
- Masker
- Sarung tangan
- Hati-hati dalam bekerja
Langkah kerja:
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
- Lakukan pengambilan darah pada unggas pada bagian jantung dan sayap.
- Buatlah laporan dengan teliti.
RANGKUMAN
Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut, dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit yang menyerang atau diderita dan untuk mendapatkan serum yang cukup jumlahnya dengan kualitas memadai dan memudahkan evaluasi terhadap suatu penyakit.
Berikut ini beberapa teknik pengambilan darah pada unggas yang biasa dilakukan pada ayam kecil/DOC (umur 1—7 hari) yaitu melalui:
- Vena Jugularis
- Jantung
Pengambilan darah pada ayam besar melalui:
- Venesectio secara Vena Pectoralis
- Venesectio pada Jantung
Pengambilan sampel darah pada kelinci dilakukan di bagian telinga, karena pada bagian tersebut banyak mengandung pembuluh darah dan pembuluh darah tersebut tepatnya di vena lateralis yang mudah terlihat pada telinga kelinci karena sifatnya yang tipis dan sedikit transparan apabila diterawang pada tempat yang cukup cahaya.
Teknik Pengambilan Darah pada Ternak Ruminansia dapat dilakukan melalui:
- Vena Jugularis
- bagian ekor
Alat yang digunakan dalam pengambilan darah pada ternak yaitu satu set Blood Kit Sampling yang terdiri atas:
- Tabung Isap (Vacum Tube)
- Jarum Isap (Multi Drawing Needle)
- Standard Tube Holder
- Spuit
- Cooler Box
Bahan yang digunakan pada saat pengambilan darah ternak:
- Ternak yang akan diambil sampel darah
- Alkohol
- Kapas
Demikian pembahasan menerapkan prosedur pengambilan sampel darah pada ternak sakit, Tujuan pengambilan sampel darah, Prosedur pengambilan sampel darah, Penanganan sampel darah sebelum dianalisis. Semoga artikel ini bisa bermanfaat.