Menerapkan cara perawatan poros propeller - Kamu telah mempelajari
materi mengenai beberapa komponen yang menyusun sistem pemindah tenaga pada
kendaraan, yaitu kopling dan transmisi. Selain kedua komponen tersebut, ada
beberapa komponen sistem pemindah daya yang akan kamu pelajari pada bab ini
yaitu poros propeller, differensial, dan poros penggerak roda.
Komponen-komponen tersebut akan meneruskan tenaga atau putaran mesin dari
transmisi ke roda sehingga kendaraan dapat bergerak di jalan raya.
Komponen sistem pemindah tenaga yang akan kamu pelajari pada bab ini adalah
poros propeller. Tahukah kamu yang dimaksud dengan poros propeller? Poros
propeller merupakan komponen pemindah tenaga yang memindahkan tenaga dari
transmisi menuju ke differensial pada mobil dengan konstruksi mesin berada di
depan dan penggerak mobil belakang atau penggerak empat roda.
Menerapkan Cara Perawatan Poros Propeller
Jika pada mobil dan kendaraan ringan lainnya tidak dilengkapi dengan poros
propeller maka tenaga atau putaran mesin akan sulit dipindahkan karena letak
transmisi yang jauh dari differensial.
Semakin panjang konstruksi kendaraan, maka poros propeller yang dibutuhkan
semakin panjang. Gambaran mengenai poros propeller dapat kamu perhatikan pada
Gambar 4.1 berikut ini!
Gambar 4.1 Letak Poros Propeller pada Kendaraan |
Gambar 4.1 menunjukkan letak poros propeller pada kendaraan. Poros propeller
terletak di antara transmisi dan differensial. Dengan adanya poros propeller
maka perpindahan tenaga dapat berlangsung dengan halus sesuai kondisi jalan.
Pada bab ini kamu akan mempelajari mengenai fungsi dan komponen-komponen pada
poros propeller. Selain itu, kamu akan mempelajari cara kerja dan perawatan
berkala pada poros propeller.
Pelajarilah materi poros propeller dalam bab ini dengan sungguh-sungguh agar
kamu dapat mendeteksi kerusakan pada poros propeller! Sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang kamu laksanakan dapat berjalan dengan
baik dan kamu selalu diberikan kemudahan dalam memahami materi pembelajaran
yang ada dalam bab ini!
Secara ringkas bab atau kompetensi dasar (KD) ini membahas materi yang lengkap
mengenai, berikut ini.
- Fungsi propeller shaft
- Komponen
- Prinsip kerja
- Jenis sambungan universal joint
- Perawatan Poros Propeller
A. Fungsi Poros Propeller
Putaran mesin dari roda penerus (fly wheel) diteruskan ke transmisi
melalui kopling. Prinsip kerja Pemindahan tenaga telah kamu pelajari pada
bab sebelumnya. Agar putaran dari mesin sampai ke roda maka diperlukan
komponen pemindah daya lainnya, yaitu poros propeller, gardan
(differential), dan poros roda. Pada kendaraan dengan tipe mesin di depan
seperti FR dan 4WD membutuhkan poros propeller untuk meneruskan tenaga atau
putaran mesin dari transmisi ke gardan (differential).
Sistem transmisi pada kendaraan biasanya terpasang pada rangka kendaraan
atau chassis Jrame, sedangkan gardan (differential) dan sumbu belakang atau
rear axle disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Sehingga,
posisi gardan terhadap transmisi selalu berubah-ubah pada saat kendaraan
berjalan sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban.
Poros propeller dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari
transmisi ke differensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan
jalan dan ukuran beban kendaraan. Seperti perubahan panjang pendek maupun
harus berputar secara lancar walaupun terjadi sudut poros propeller. Pada
setiap ujung poros propeller dipasang universal joint yang berfungsi untuk
menyerap perubahan sudut dari suspensi.
Selain itu, sleeve yoke pada Transmission poros propeller bersatu untuk
menyerap perubahan -axle shaft antara transmisi dan gardan. Poros propeller
dirancang untuk tahan terhadap puntiran dan tekukan (bending) serta harus
mampu menahan dan menyerap getaran yang dihasilkan oleh mesin. Oleh karena
itu, poros propeller terbuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan
terhadap gaya puntiran atau bengkok.
Bandul pengimbang atau balance weight dipasang pada bagian luar pipa dengan
tujuan untuk keseimbangan pada waktu berputar. Dengan keseimbangan ini
diharapkan poros propeller dapat berputar dengan lembut tanpa menghasilkan
getaran yang besar.
Pada umumnya poros propeller terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua
penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint. Namun,
ada beberapa poros propeller yang panjang menggunakan dua pipa dengan tiga
joint untuk mencegah timbulnya vibrasi yang besar.
Hal ini akan menyebabkan poros propeller mudah melentur dan jalannya
kendaraan tidak nyaman. Sehingga pada umumnya, apabila poros propeller
terlampau panjang, poros propeller akan dibagi menjadi dua atau tiga bagian
dengan tiga atau empat joint.
Berdasarkan uraian tersebut, poros propeller memiliki tiga fungsi utama
antara lain sebagai berikut:
- Untuk dapat meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke gardan dengan lembut.
- Untuk meneruskan tenaga atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke gardan pad saat kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata (naik turun).
- Menyesuaikan perubahan jarak antara transmisi dengà n gardan ketika kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata.
B. Komponen Poros Propeller
Sebelum melakukan tugasnya dengan baik, ada persyaratan khusus yang harus
dipenuhi oleh fungsi propeller shaft. Seperti contoh, komponen ini harus
mampu bergerak bebas ke bawah, ke atas, ke samping selama meneruskan putaran
transmisi gardan.
Tidak berhenti sampai di situ saja, komponen ini harus juga meneruskan gaya
putar dari transmisi ke gardan dengan lembut. Maka dari itu, propeller shaft
tidak dibentuk hanya sendiri saja. Terdapat beberapa bagian lagi untuk dapat
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan tersebut.
Lantas apa saja yang menjadi komponen tepat untuk propeller shaft? Biasanya,
komponen ini terdiri dari lima bagian meliputi, universal joint, drive
shaft, flange yoke, center bearing, hingga sleeve yoke. Untuk komponen
sleeve yoke akan bekerja sebagai penghubung antara poros transmisi dengan
poros propeller yang dapat bekerja melalui sebuah universal joint.
Dalam melaksanakan tugasnya untuk memindahkan tenaga dari transmisi menuju
poros propeller didukung oleh beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut
bekerja sama dalam satu sistem. Konstruksi poros propeller dapat kamu
perhatikan pada Gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4 Komponen-Komponen Poros Propeller |
Komponen-komponen pada poros propeller, antara lain sebagai berikut.
- Slip yoke merupakan komponen poros propeller yang berfungsi untuk menghubungkan poros output transmisi ke universal joint depan.
- Universal joint depan atau front universal joint berfungsi untuk mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive shaft).
- Poros penggerak atau drive shaft merupakan komponen poros propeller yang berfungsi untuk memindahkan gaya putar dari universal joint depan ke universal joint belakang.
- Universal joint belakang atau rear universal Joint berfungsi untuk melenturkan sambungan yang menghubungkan sumbu penggerak dengan yoke differensial.
- Yoke rear berfungsi untuk memegang universal joint belakang dan memindahkan gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang.
Universal joint pada poros propeller harus dapat mengatasi segala kondisi
pada waktu poros propeller berputar, seperti mengatasi kemungkinan patah
dan menjaga hubungan dengan transmisi harus tetap. Untuk itu, universal
joint yang digunakan join pada poros propeller harus memenuhi syarat
sebagai berikut.
- Dapat menghindari kerusakan pada saat poros propeller bergerak naik turun.
- Tidak berisik dan harus dapat berputar dengan lembut.
- Konstruksinya harus sederhana dan tidak mudah rusak.
Gambar 4.5 Universal joint tipe hook joint |
Di bagian depan komponen ini ada sebuah poros yang di bagian dalamnya
terdapat ujung bergerigi yang akan mengikat dengan output transmisi.
Sementara komponen propeller shaft yang meneruskan gaya puntir dari
transmisi menuju poros gardan adalah batang propeller atau drive
shaft.
Komponen tersebut berbentuk seperti tabung memanjang yang terbuat dari
bahan besi baja yang di tengahnya ada bagian kosong. Ujung batang drive
shaft ini berbentuk U yang bisa terhubung dengan universal joint depan
dan belakang.
Selain itu, juga terdapat center bearing yang umumnya dipasang di bagian
tengah antara dua poros transmisi. Bagian ini berfungsi sebagai
penghubung antara dua poros propeller yang bisa menjaga putaran poros
agar tetap stabil dan lurus. Tidak berhenti sampai di situ saja, beban
puntir pada drive shaft juga akan berkurang sehingga getaran dapat
teredam ketika berputar.
1. Hook Joint
Universal joint tipe ini memiliki konstruksi sederhana dari hook joint
yang bekerja konstan. Hook joint tersebut menggunakan 2 buah yoke dimana
salah satu yoke digabungkan dengan poros propeller dan yoke satunya
digabungkan dengan spider dan bearing.
Bagian spider yang berhubungan dengan roller bearing dibuat lebih keras
untuk mencegah keausan. Bentuk bearing menggunakan madel roller bearing
yang ditutup dengan cup untuk mengurangi gesekan yang terjadi. Snap ring
atau lock plate dipasangkan pada yoke agar bearing tidak terlepas pada
waktu propeller shaft berputar dengan kecepatan tinggi.
2. Slip joint
Sleeve yoke yang memiliki nama lain slip yoke, sliding joint, atau slip
joint merupakan komponen propeller shaft yang berfungsi sebagai penghubung
antara poros transmisi dengan poros propeller melalui sebuah front
universal joint. Sleeve yoke terhubung dengan output shaft transmisi.
Pada bagian ujung depan dari sleeve yoke terdapat sebuah poros yang
dibagian dalamnya memiliki spline bergerigi. Spline bergerigi ini saling
mengikat dengan output shaft transmisi. Sedangkan pada bagian ujung
belakangnya, sleeve yoke memiliki bentuk U yang akan terhubung dengan
front universal joint.
Panjang propeller shaft dapat berubah-ubah disebabkan adanya perubahan
posisi antara transmisi dan poros-poros belakang. Pada universaljoint tipe
ini, bagian ujung propeller dihubungkan dengan poros output transmisi
terhadap alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan
panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output shaft dengan
defferential.
Adapun fungsi sleve yoke pada propeller shaft yakni sebagai berikut :
- Sebagai komponen penghubung antara output shaft transmisi dengan drive shaft (batang propeller) melalui front universal joint.
- Sebagai tempat bergesernya propeller shaft agar bisa memanjang atau memendek saat terjadi perubahan jarak akibat perubahan sudut pada roda dan gardan.
3. Universal Joint
Universal joint pada propeller shaft kerap dikenal dengan sebutan cross
joint, join kopel, spider joint, atau hook joint. Universal joint ini
berbentuk seperti tanda tambah (+) dimana pada masing-masing ujungnya
dipasang roller bearing.
Fungsi universal joint bagi propeller shaft adalah :
- Sebagai penghubung antara antara sleeve yoke dengan drive shaft (batang propeller)
- Sebagai komponen yang memungkinkan poros propeller tetap berputar saat terjadi perubahan sudut antara gardan dengan transmisi.
Ya, dengan adanya universal joint, maka poros propeller dapat bergerak
ke beberapa arah sudut sambil terus berputar untuk mengimbangi perubahan
ketinggian saat melewati jalan tidak rata. Baca : Fungsi universal joint
Jumlah universal joint pada propeller shaft ini umumnya terdiri dari
dua. Pertama, dibagian ujung depan yang terhubung dengan output shaft
transmisi, dikenal dengan sebutan Front Universal Joint. Kedua, dibagian
ujung belakang yang terhubung dengan poros gardan, dikenal dengan
sebutan Rear Universal Joint.
Walaupun seperti itu, terdapat pula propeller shaft yang memiliki lebih
dari 2 universal joint. Dikenal sebagai propeller shaft tipe 3 joint.
Jumlah universal joint pada propeller shaft sagat tergantung dari model
dan jenis kendaraan. Semakin panjang wheel base kendaraan dan semakin
berat bobot kendaraan yang digunakan, umumnya jumlah universal joint
juga akan bertambah.
4. Drive Shaft (BATANG PROPELLER)
Drive shaft (batang propeller) merupakan komponen utama dari propeller
shaft. Secara umum, fungsi drive shaft (batang propeller) ini adalah
sebagai bagian yang akan meneruskan gaya puntir dan putaran dari
transmisi menuju ke poros gardan.
Batang propeller berbentuk seperti tabung memanjang, terbuat dari bahan
besi baja campuran yang pada bagian tengahnya dibuat kosong. Di kedua
ujung batang propeller ini terdapat sebuah besi berbentuk U yang akan
terhubung dengan universal joint baik untuk universal joint bagian depan
atau universal joint bagian belakang. Baca : Fungsi poros propeller
Pada titik-titik tertentu dari batang propeller ini, kita akan menemukan
komponen tambahan terbuat dari besi baja yang dipasang menempel di badan
batang propeller. Komponen ini dikenal dengan nama balance weight yang
berfungsi untuk menyeimbangkan batang propeller saat berputar.
5. Flange Yoke
Komponen propeller shaft yang selanjutnya adalah flange yoke. Flange
yoke ini terbuat dari bahan besi baja campuran yang dibentuk seperti
huruf U dimana pada bagian pangkal yang terhubung dengan poros gardan
(differential) dibuat rata.
Fungsi flange yoke adalah sebagai penghubung antara drive shaft dengan
poros gardan melalui rear universal joint. Selain itu, flange yoke ini
juga memberikan kebebasan pada universal joint agar dapat bergerak bebas
saat terjadi perubahan sudut antara transmisi dengan gardan.
6. Center Bearing
Center bearing pada propeller shaft umumnya hanya ada pada propeller
shaft tipe 3 joint atau lebih. Center bearing merupakan bearing yang
dipasang tepat dibagian tengah di antara dua poros propeller.
Setidaknya ada 4 fungsi center bearing bagi propeller shaft, yaitu:
- Sebagai penghubung antar dua poros propeller
- Menjaga putaran poros propeller tetap stabil dan lurus
- Mengurangi beban puntir pada batang propeller
- Meredam getaran yang terjadi saat batang propeller berputar.
C. Prinsip atau Cara Kerja Poros Propeller
Prinsip kerja poros propeller dapat dibedakan berdasarkan jenis
kendaraan yang menggunakannya, yaitu sebagai berikut.
1. Kendaraan dengan Mesin di Depan, Penggerak Roda Belakang
Prinsip kerja poros propeller yang digunakan Engine Rear Wheel pada
kendaraan dengan mesin di depan dan Transmission Drive Shaft penggerak
roda belakang adalah saat gaya putar atau gerakan dari batang output
transmisi mengalir ke sumbu belakang batang propeller. Sumbu poros
propeller kendaraan bergerak naik atau turun terhadap transmisi.
Kemudian, poros propeller harus memindahkan gaya putar melalui
berbagai perubahan sudut dan panjang.
Universal joint dan slip yoke dapat penggerak roda belakang melakukan
penyesuaian yang dibutuhkan sebagai akibat perubahan tempat yang dilalui
kendaran selama berjalan. Hal ini dapat dilakukan karena universal joint
memungkinkan dua batang bergerak dalam sudut yang berbeda satu dengan
yang lain.
Contohnya, saat kendaraan menumbuk gundukan di jalan, sudut belakang
ditekan ke atas dan relatif terhadap bodi mobil. Universal joint
memungkinkan jalur penggerak tetap pada posisi melentur tanpa
menyebabkan kerusakan pada porosnya. Kemudian, slip yoke terpasang pada
output transmisi mengubah panjang-pendek poros penggerak dengan
meluncurkannya ke dalam atau keluar dari transmisi.
Gambar 4.6 Kerja poros propeller pada kendaraan mesin di depan |
2. Kendaraan dengan Penggerak Empat Roda
Kendaraan-kendaraan dengan penggerak empat roda menggunakan pengaturan
jalur penggerak yang mirip dengan kendaraan dengan mesin di belakang.
Kendaraan dengan penggerak empat roda memiliki jalur penggerak pada
kedua sumbu kendaraan depan dan belakang.
Penggerak empat roda |
Seperti rangkaian sumbu belakang kendaraan konvensional. Sumbu penggerak
depan harus terhubung dengan sistem kemudi untuk mengemudikan kendaraan.
Dua sumbu pemindahan gaya putar dari transmisi dilewatkan unit
differensial dan batang sumbu untuk menggerakkan empat roda kendaraan.
Adapun proses pemindahan tenaganya sama dengan kendaraan mesin di depan
penggerak roda di belakang.
Berikut ini cara kerja propeller shaft saat kendaraan berjalan dipermukaan
jalan rata dan jalan bergelombang, antara lain:
1. Ketika Kendaraan di Jalan yang Rata
Ketika kendaraan berjalan dipermukaan jalan yang rata, hal ini tentunya
tidak mengakibatkan perubahan sudut yang terjadi diantara transmisi dengan
gardan.
Oleh karenanya, poros transmisi yang terhubung dengan slip yoke pada poros
propeller akan memutar slip yoke sesuai dengan arah putaran yang
dihasilkan oleh poros transmisi. Putaran ini juga membuat universal joint
, drive shaft (batang poros propeller) dan flange yoke berputar ke arah
yang sama.
Dijalan Rata |
Dengan begitu, seluruh komponen yang ada pada poros propeler ini akan
berputar menjadi satu kesatuan sehingga tenaga putar dari transmisi dapat
digunakan untuk memutar poros gardan ke arah putaran yang sama.
2. Ketika Kendaraan di Jalan Bergelombang
Ketika kendaraan berjalan dipermukaan jalan yang tidak rata, maka akan
terjadi perubahan sudut antara transmisi dengan gardan secara
berulang-ulang sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui. Disini,
penggunaan komponen slip yoke dan universal joint pada poros propeller
menjadi sangat penting.
Propeller Shaft mengayun |
Saat, posisi gardan lebih tinggi atau lebih rendah daripada posisi
transmisi, maka akan terjadi perubahan sudut dan jarak antara poros
transmisi dengan gardan.
Slip yoke (sliding joint) akan bergeser mundur sedikit dari poros
transmisi sehingga akan menambah jarak yang dibutuhkan oleh poros
propeller, sedangkan universal joint akan memberikan pergeseran sudut
putar pada poros propeller baik pada poros transmisi melalui slip yoke
ataupun pada poros gardan melalui flange yoke.
Meskipun terjadi perubahan sudut putaran dan panjang poros, namun poros
propeller ini tetap dapat meneruskan tenaga putar dari transmisi ke gardan
dengan lembut dan baik.
D. Jenis Jenis Sambungan Universal Joint
Universal joint adalah sambungan yang menghubungkan batang kaku yang
kapaknya cenderung satu sama lain dan biasanya digunakan pada poros yang
mengirimkan gerakan putar. Komponen penyambung ini terdiri dari dua engsel
yang memiliki 2 yoke yang letaknya berada pada bagian input shaft dan
output shaft. Engsel pada sambungan ini berorientasi pada 90 derajat
antara satu dengan yang lain, dihubungkan oleh poros silang.
Sambungan universal bukan sambungan kecepatan konstan. Sambungan ini
berfungsi untuk memungkinkan drive shaft untuk memindahkan daya dalam
keadaan sudut yang berbeda. Bentuknya seperti tanda tambah dan bagian
ujungnya dipasang roller bearing.
Universal joint sangat berperan dalam poros propeller dan memiliki banyak
kegunaan sebagai berikut. Universal joint harus dapat mengatasi masalah
pada saat propeller shaft berputar dari kemungkinan patah dan kerusakan
lain, hubungan dengan transmisi harus tetap.
Dilihat dari konstruksinya, maka universal joint dibagi menjadi beberapa
jenis sebagai berikut.
1. Hook Joint
Konstruksi sederhana dari hook joint bekerja secara konstan. Jenis ini
yang umumnya digunakan pada poros propeller karena tipe ini juga berfungsi
secara akurat. tipe ini menggunakan 2 buah yoke, salah satunya digabungkan
dengan propeller shaft, sedangkan spider dan bearing.
Bagian spider yang terhubung dengan roller bearing dibuat lebih keras agar
tidak cepat aus. Bentuk bearing menggunakan model roller bearing yang
ditutup dengan cup agar dapat mengurangi gesekan.
2. Flexible Joint
Konstruksi dari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada
gambar diatas. Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak
berisik dan tidak memerlukan minyak/ grease. Jenis ini terdiri dari
coupling, rubber coupling, dan sleeve yoke yang saling terhubung.
Keuntungan dari model ini adalah tidak mudah rusak/aus, tidak memerlukan
minyak/grease dan tidak berisik.
Namun, vibrasi tetap akan timbul jika sudut melebihi tujuh sampai
sepuluh derajat. Center ring ball dapat dipasang pada ujungnya untuk
menghindari terjadinya vibrasi.
3. Turnion Joint
Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun
hasilnya masih dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Turnion join adalah kombinasi antara hook joint dengan slip joint. Di dalam
bodi terdapat alur sebagai tempat masuknya propeller shaft dan di ujung pin
di pasangkan ball, model ini sekarang jarang digunakan karena dalam
memindahkan daya masih kurang baik dibandingkan dengan model slip joint
sendiri.4. Uniform Velocity Joint
Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik, sehingga dapat
mengurangi getaran dan suara bising. Konstruksinya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Joint ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik sehingga dapat
mengurangi vibrasi dan suara bising. Akan tetapi harganya relatif lebih
mahal. Tipe ini digunakan pada kendaraan yang menggunakan sistem pemindah
daya tipe front engine front drive.
5. Slip Joint
Panjang propeller shaft dapat berubah – ubah disebabkan adanya perubahan
posisi antara transmisi dan poros – poros belakang.
Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros output transmisi
terdapat alur – alur untu pemasangan slip joint, hal ini memungkinkan
panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output shaft dengan
diferensial.
D. Pemeliharaan / Perawatan Poros Propeller
Setelah mempelajari komponen-komponen poros propeller beserta cara
kerjanya, sekarang kamu akan mempelajari langkah pemeliharaan pada poros
propeller. Mengapa pemeliharaan pada poros propeller perlu dilakukan?
Seperti yang kamu ketahui sebelumnya, poros propeller berfungsi untuk
meneruskan tenaga atau putaran mesin dari transmisi ke final drive atau
gardan sesuai dengan kondisi jalan dan beban kendaraan.
Kondisi jalan yang dilalui kendaraan tidak selalu rata, kadang
bergelombang dan beriubang. Kondisi jalan yang tidak selalu rata membuat
poros roda belakang akan bergerak naik dan turun oleh kerja dari suspensi
di roda belakang tersebut. Dengan demikian poros propeller tidak hanya
meneruskan putaran, tapi harus mampu mengikuti gerak dari poros roda
belakang yang naik dan turun.
Apabila poros propeller tidak dapat mengikuti gerak naik turun dari poros
roda belakang maka poros propeller dapat patah atau bengkok. Selain itu,
penerusan putaran mesin menjadi tidak lancar. Tahukah kamu apa yang akan
terjadi apabila poros propeller pada kendaraan patah?
Apabila poros propeller pada kendaraan patah, maka putaran mesin tidak
dapat diteruskan ke roda-roda sehingga kendaraan tidak dapat bergerak.
Kasus ini sering terjadi pada truk-truk yang bermuatan berlebih dan
berjalan di jalan bergelombang dan berlubang.
Gambar 4.8 Poros propeller yang patah |
Sehingga perawatan berkala pada poros propeller perlu dilakukan agar
tidak terjadi kerusakan pada komponen komponennya. Perawatan berkala pada
poros propeller tidak terlalu rumit apabila dibandingkan dengan
komponen-komponen pemindah daya lainnya. Perawatan rutin yang dilakukan
pada poros propeller adalah pemberian pelumas grease pada
komponen-komponennya seperti universaljoint, transmission, body, sleeve
joint, yoke tube, dan flange.
Selain perawatan rutin, poros propeller juga perlu diperiksa secara rutin
dari kemungkinan kerusakan komponennya. Pemeriksaan dilakukan untuk
mencegah kerusakan atau untuk memastikan penyebab Suatu kerusakan yang
telah terjadi. Adapun beberapa pemeriksaan pada poros propeller, antara
lain sebagai berikut.
1. Pemeriksaan Bunyi dan Getaran dari Poros Propeller
Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukan pendengaran yang baik, ketelitian
dan kecetmatan yang tinggi, karena pada kendaraan akan terdapat sumber
bunyi yang komplek sehingga kalau tidak cermat sering terkecoh pada
bunyi-bunyi yang lain.
Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada poros propeller dilakukan
dengan mengangkat roda penggerak dan menghidupkan mesin pada posisi gigi
transmisi masuk. Naikkan putaran mesin secara bertahap. Kemudian, amati
getaran dan bunyi dari poros propeller. Jika ditemukan adanya getaran atau
bunyi dari poros propeller maka lakukan pemeriksaan baut-baut pengikat
atau lepaskan unit propeller dan lakukan pemeriksaan komponen.
Gambar 4.9 Pemeriksaan kebengkokan poros propeller
|
2. Pemeriksaan Kebengkokkan Poros Propeller
Kendaraan yang sering digunakan pada jalan yang tidak rata dapat mengalami
kerusakan pada poros propeller berupa kebengkokan porosnya. Pemeriksaan
kebengkokan poros propeller perlu dilakukan untuk memastikan hal tersebut.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan dial indikator dan V-blok. Adapun
langkah-langkah pengukuran kebengkokan pada poros propeller, antara lain
sebagai berikut.
- Letakan poros propeller pada v-blok seperti pada Gambar 4.9.
- Lalu setting dial indikator untuk pengukuran dengan menekan bagian tengah dari poros propeller
- Putar poros propeller secara perlahan hingga satu putaran, sambil membaca pergerakan jarum di dial indikator tersebut.
- Jika hasil perngukuran lebih dari0,8 mm, maka poros propeller sudah terlalu bengkok dan harus diganti.
Pemeriksaan universal joint dilakukan untuk memeriksa kinerja dari
universal joint apakah masih layak digunakan atau tidak. Pemeriksaan pada
universal joint dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
- Lakukan penarikan atau penekanan seperti pada Gambar 4.10 ke arah maju atau mundur dari universal joint di poros propeller. Lakukan hal ini sambil menahan poros propeller
- Rasakan apakah terjadi gerakan pada universal joint yang menunjukkan bahwa sambungan dari universal joint kendor.
- Jika terasa ada gerakkan antara universal joint dengan poros propeller, maka bearing pada universal joint sudah rusak.
- Langkah perbaikannya adalah dengan membongkar universal joint dengan tracker dan mengganti bearing-nya. Tracker merupakan peralatan khusus yang digunakan untuk membongkar universal joint sehingga pembongkaran tidak merusak atau membuat lecet pada bagain dari universal joint.
4. Memberikan Grease (Pelumas) Secara Rutin
Beberapa komponen propeller shaft ada yang membutuhkan pelumasan secara
rutin. Ya, dengan memberikan pelumas (grease) secara rutin merupakan
langkah dan cara perawatan propeller shaft yang selanjutnya harus
dilakukan. Pemberian grease (grease up) untuk propeller shaft umum
dilakukan setiap kelipatan 10.000 km menggunakan grease jenis chassis
grease.
Dalam pemberian grease, sangat dianjurkan menggunakan grease gun (alat
tembak grease) sehingga lebih memastikan grease benar-benar masuk ke
dalam bearing dan laher. Berikut beberapa posisi pemberian grease/gemuk
yang ada pada propeller shaft:
Grease pada bagian universal joint
Pastikan grease yang lama keluar dari sela-sela roller bearing pada
universal joint, hal ini untuk memastikan grease yang baru benar-benar
masuk dan menggantikan grease lama.
Grease pada bagian slip joint
Lakukan hal yang sama saat melakukan penggantian grease pada bagian slip
joint. Pastikan grease lama keluar dan tergantikan dengan grease yang
baru
Grease pada bagian center bearing
Center bearing hanya ada di propeller shaft tipe 3 joint atau lebih.
Jika propeller shaft mobil anda memiliki center bearing, maka komponen
ini juga perlu di ganti greasenya. Namun begitu, ada center bearing yang
tidak menyediakan katup nipel penggantian gemuk, jika tidak disediakan,
maka lewati saja center bearing ini.
Perhatikan contoh posisi katup nipel untuk mengganti grease seperti
gambar dibawah ini.
Bagian yang Perlu Diberi Grease |
5. Pemeriksaan Kekencangan Baut Pengikat
Langkah selanjutnya sebagai cara merawat propeller shaft agar tetap awet
dan nyaman digunakan adalah dengan melakukan pemeriksaan kekencangan
baut pengikat propeller shaft. Selain pemeriksaan pada komponen poros
propeller, kerusakan pada poros propeller dapat dirasakan dengan adanya
getaran pada kendaraan saat berjalan.
Gejala kerusakan tersebut apabila tidak diatasi dapat menyebabkan baut -
baut sambungan dari poros propeller ke gardan patah. Seperti kita
ketahui bahwa propeller shaft memiliki tugas dan peran yang sangat berat
guna melajukan kendaraan. Hentakan serta puntiran yang secara tiba-tiba
kerap terjadi, bukan tidak mungkin baut-baut pengikat pada propeller
shaft ini akan mengalami kelonggaran sehingga kendor dan berpotensi
putus ditengah jalan.
Oleh karena itu, pemeriksaan kekencangan baut propeller shaft harus
rutin dilakukan. Lakukanlah pemeriksaan kekencangan baut poros propeller
setiap 10.000 km bersamaan dengan pemeriksaan keausan, ke-oblakan, dan
kebengkokan pada propeller shaft.
Berikut beberapa bagian baut yang wajib dilakukan pemeriksaan dan
pengencangan ulang pada propeller shaft:
- Baut pengikat antara Output shaft transmisi dengan yoke bagian depan
- Baut pengikat center bearing dengan chassis mobil
- Baut pengikat yoke bagianbelakang dengan pinion gear gardan (differensial)
Pastikan seluruh baut yang ada pada propeller shaft sudah dalam kondisi
kencang dan terikat kuat.
Permasalahan 4.2
Kendaraan yang panjang seperti truk, konstruksi poros propeller yang
digunakan adalah dua atau tiga Duah pipa dengan tiga atau empat
universal joint. Mengapa kendaraan tersebut tidak menggunakan satu buah
pipa saja?
Penyelesaian
Pada kendaraan yang berukuran panjang seperti truk menggunakan dua pipa
dengan tigajoint untuk mencegah timbulnya getaran yang besar. Getaran
yang besar dapat menyebabkan poros propeller mudah melentur dan jalannya
kendaraan tidak nyaman. Sehingga apabila kendaraan yang panjang hanya
menggunakan satu buah pipa dikhawatirkan pipa tersebut atau universal
joint-nya akan patah akibat beban berlebihan.
Demikian materi menerapkan cara perawatan poros propeller, komponen dan
fungsinya, cara kerja, macam macam jenis sambungan universal joint, dan
cara kerja propeller shaft pada kendaraan. Semoga bisa membantu.