Menerapkan cara perawatan transmisi otomatis - Setelah kamu mempelajari
perawatan transmisi manual pada bab sebelumnya, sekarang kamu akan mempelajari
transmisi otomatis. Transmisi otomatis pada kendaraan dikenal oleh masyarakat
awam dengan istilah mobil matik. Seiring dengan berkembangnya teknologi, orang
pasti semakin ingin mengembangkan teknologi.
yang dapat menghemat waktu dan tenaga manusia. Demikian halnya dengan mobil,
sekarang banyak orang yang beralih menggunakan mobil matik. Mobil matik
merupakan mobil yang menggunakan transmisi otomatis. Sehingga, kita tidak
perlu repot mengganti gigi percepatan saat mengemudikan kendaraan.
Lalu, bagaimana cara transmisi otomatis mengatur momen yang diperlukan
kendaraan sesuai kondisi jalan dan beban kendaraan? Transmisi otomatis
menggunakan mekanisme tertentu untuk menyesuaikan besarnya momen dengan beban
dan kondisi jalan.
Sehingga, kita tidak perlu repot memindah kan gigi percepatan. Tuas pemindah
pada transmisi otomatis juga berbeda dengan tuas pemindah pada transmisi
manual. Salah satu contoh tuas pemindah percepatan transmisi otomatis dapat
kamu perhatikan pada Gambar 3.1!
Sumber: https://carfromjapan.com, diakses 11 Februari 2018, pukul 16.20 WIB
Gambar 3.1 Contoh tuas pemindah percepatan transmisi otomatis pada kendaraan
Gambar 3.1 menunjukkan perbedaan yang mendasar antara unit transmisi manual,
yaitu pada tuas pemindah percepatan transmisi otomatis menggunakan simbol
huruf P, R, N, dan D berbeda dengan transmisi manual yang perpindahan giginya
sesuai gigi percepatan yaitu, angka 1, 2, 3, 4, 5, dan R.
Pada bab ini kamu akan mempelajari mengenai fungsi dan komponen-komponen pada
transmisi otomatis. Selain itu, kamu akan mempelajari cara kerja transmisi
otomatis dan perawatan serta perbaikan pada unit transmisi otomatis tersebut.
Oleh karena itu, pelajarilah materi transmisi otomatis dalam bab ini dengan
sungguh-sungguh.
Jangan lupa untuk membiasakan diri berdoa sebelum dan setelah belajar agar
selalu diberikan kemudahan dalam memahami materi pembelajaran yang ada dalam
bab ini!
Pengertian transmisi otomatis atau A/T dapat dikatakan sebagai jenis
transmisi dengan gigi-gigi yang bisa melakukan perpindahan sendiri atau
otomatis berdasarkan pada beban mesin yang berasal dari besaranya tekanan
gas pedal dan kecepatan kendaraan itu sendiri.
Pengoperasiannya berbeda dengan transmisi manual yang memerlukan perpindahan
gigi dengan memakai tuas pemindah gigi. Melalui transmisi otomatis,
gigi-gigi bisa berpindah dengan sendirinya untuk menyesuaikan kondisi jalan
dan jumlah muatan yang beragam. Pengertian transmisi otomatis ini memang
berbeda dengan transmisi manual pasalnya, transmisi otomatis dilengkapi
dengan torque converter atau pengubah puntiran yang difungsikan sebagai
kopling otomatis.
Pada transmisi otomatis, minyak transmisi memiliki fungsi ganda karena tak
hanya melumasi dan mendinginkan tetapi juga memindahkan gigi dan fluida
kopling secara otomatis. Sehingga minyak transmisi ini jumlahnya harus
selalu mencukupi agar bisa melakukan fungsinya dengan baik. Penggantian
minyak transmisi secara rutin merupakan hal yang penting untuk dilakukan
sebab jika jarak tempuhnya bertambah maka kualitasnya akan menurun.
Dengan mengetahui pengertian transmisi otomatis, Anda kini sudah memahami
apakah yang membedakan jenis transmisi ini dengan transmisi manual. Selain
itu, Anda sudah memiliki gambaran singkat tentang bagaimana kinerja dari
transmisi ini. Berikutnya, Anda akan mengetahui apa fungsi transmisi
otomatis.
A. Fungsi Transmisi Otomatis
Seringnya terjadi kemacetan di kota-kota besar di Indonesia, mendorong
masyarakat beralih ke mobil yang menggunakan transmisi otomatis.
Kecenderungan penggunaan mobil transmisi otomatis, setiap tahun mengalami
peningkatan. Khusus pada mobil mewah, sebagian besar telah menggunakan
transmisi otomatis. Lalu apakah itu transmisi otomatis? Apakah perbedaan
antara transmisi otomatis dengan transmisi manual?
Transmisi otomatis merupakan sistem transmisi yang perpindahan giginya
dilakukan secara otomatis berdasarkan beban mesin dan kecepatan pada
kendaraan. Transmisi otomatis berbeda dengan sistem transmisi manual. Pada
transmisi manual, pengemudi menggunakan tuas pemindah gigi untuk memindahkan
gigi percepatan ke tingkat yang lebih tinggi untuk menambah kecepatan
kendaraan saat berjalan di jalan yang rata dan lurus.
Pengemudi harus memindahkan tuas gigi percepatan ke tingkat yang lebih
rendah (gigi percepatan 2 atau 1) pada saat kendaraan berjalan pada jalan
menanjak agar kendaraan memiliki tenaga yang cukup untuk berjalan menanjak.
Hal ini tentu membuat pengemudi harus memiliki pemahaman mengenai
perpindahan gigi yang sesuai dengan kondisi jalan.
Selain itu, pengemudi akan kelelahan karena harus menekan pedal kopling dan
memindahkan tuas pemindah gigi. Untuk itu, transmisi otomatis digunakan
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Transmisi otomatis tidak menggunakan
pedal kopling, sehingga pengemudi tidak perlu menekan pedal kopling saat
mengendarai kendaraan. Selain itu, pengemudi kendaraan dapat lebih fokus
untuk mengendarai kendaraan karena perpindahan gigi transmisi akan dilakukan
secara otomatis pada saat kondisi yang tepat sesuai dengan beban mesin dan
kecepatan kendaraan.
Secara umum fungsi transmisi otomatis adalah untuk memindahkan gigi-gigi
transmisi ketika kendaraan sedang dijalankan secara otomatis dengan
menyesuaikan pada beban mesin dan kecepatan kendaraan. Berdasarkan
fungsinya, transmisi otomatis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transmisi
otomatis full hydraulic dan transmisi otomatis
Power train Control Module (PCM). Transmisi otomatis dengan jenis
full hydraulic berfungsi untuk mengatur waktu perpindahan gigi dan
lock up sepenuhnya secara hidraulis.
Sedangkan, fungsi dilengkapi dengan pedal kopling, hanya pada transmisi
otomatis Power train Control Module (PCM) adalah dan gas mengatur
waktu perpindahan gigi dan lock up secara elektronik. Selain memakai data
yang berupa shift dan lock pattern pada PCM sebagai pengontrol, jenis
transmisi
otomatis ini juga memiliki fungsi sebagai diagnosa dan fail-safe.
Ada beberapa fungsi transmisi otomatis, antara lain.
- Transmisi otomatis berfungsi meneruskan tenaga dan putaran mesin ke poros propeler, yang kemudian diteruskan ke roda.
- Transmisi otomatis berfungsi mengatur kecepatan kendaraan melalui perubahan gigi yang berlangsung secara otomatis sesuai dengan beban dan kondisi jalan.
- Transmisi otomatis berfungsi mengatur tenaga atau torsi kendaraan melalui perubahan gigi yang berlangsung secara otomatis sesuai dengan beban dan kondisi jalan.
- Transmisi otomatis berfungsi mengubah arah putaran roda sehingga kendaraan memungkinkan
- Transmisi otomatis berfunsi memutus dan menghubungkan tenaga dan putaran mesin berjalan maju dan mundur dari mesin ke roda, sehingga kendaraan dapat berhenti ketika mesin hidup.
- Transmisi otomatis berfungsi menambah kenyamanan berkendara sesuai kondisi beban mesin dan jalan. Sehingga, pengemudi dapat mengendarai mobil dengan lebih mudah.
Keuntungan dari penggunaan sistem transmisi otomatis dibandingkan dengan
sistem transmisi manual antara lain sebagai berikut.
- Mengurangi kelelahan pengemudi karena tidak perlu mengoperasikan pedal kopling dan pemindahan gigi-gigi percepatan.
- Perpindahan gigi yang terjadi secara otomatis dan lembut pada kecepatan yang sesuai dengan kondisi pengemudian. Sehingga, pengemudi tidak perlu menguasai teknik pengendaraan kendaraan yang menyulitkan seperti pengoperasian kopling.
- Mencegah mesin dan pemindah tenaga dibebani beban yang berlebihan karena semua komponen dihubungkan secara hidraulis melalui torque converter bukan komponen mekanik.
Kegiatan 3.1
A. Judul Kegiatan:
Menganalisis Fungsi Transmisi Otomatis pada Kendaraan
B. Jenis Kegiatan:
Tugas Individu
C. Tujuan Kegiatan:
- Peserta didik dapat menyimpulkan fungsi transmisi otomatis dengan benar. (KD 3)
- Peserta didik dapat membedakan transmisi manual dan transmisi otomatis pada kendaraan dengan tepat. (KD 4)
D. Langkah Kegiatan
1. Amatilah Gambar 3.4 dengan teliti
2. Setelah itu, amatilah beberapa jenis mobil yang menggunakan sistem
transmisi otomatis!
Hasil pengamatan:...
3. Identifikasilah perbedaan antara transmisi manual dengan transmisi
otomatis berdasarkan hasil pengamatanmu!
Hasil identifikasi: ........
4. Analisislah keuntungan penggunaan transmisi otomatis Gambar 3.4
Perbedaan tuas transmisi otomatis dan berdasarkan fungsinya !
Hasil analisis: ........
5. Tuliskan kesimpulan kerjamu mengenai fungsi transmisi otomatis dengan
rapi! Kemudian, presentasikan hasilnya di depan kelas dengan percaya
diri!
Kesimpulan: ............
Permasalahan dan Penyelesaian
Saat ini banyak orang yang beralih menggunakan mobil dengan transmisi
otomatis atau mobil matik, terutama orang-orang di daerah perkotaan.
Mengapa mobil otomatis lebih dipilih masyarakat perkotaan daripada mobil
dengan transmisi manual?
Penyelesaian
Mobil dengan transmisi otomatis lebih banyak dipilih masyarakat
perkotaan saat ini karena keuntungan mobil ini yang tidak perlu
menginjak pedal kopling dan mengoperasikan tuas pemindah gigi saat
melaju di jalan kota yang sering macet. Kemacetan di kota membuat
pengemudi mobil transmisi manual mudah lelah karena sering
mengoperasikan pedal kopling dan tuas pemindah gigi.
B. Macam-Macam Transmisi Otomatis
Pada umumnya, mobil memiliki dua macam transmisi yaitu manual dan
otomatis. Transmisi otomatis cukup banyak diminati karena memudahkan
pengemudi dalam mengendarai kendaraan tanpa perlu memindahkan gigi
percepatan. Transmisi otomatis sebenarnya sudah lama dikembangkan dan
digunakan, yaitu sejak tahun 1940. Ada beberapa jenis transmisi otomatis
yang digunakan pada kendaraan ringan, antara lain sebagai berikut.
1. Sistem Transmisi Otomatis AT atau Hydraulic Automatic Transmission
Transmisi ini pertama kali diperkenalkan dengan nama hydra-matic
transmission oleh Oldsmobile. Transmisi otomatis AT memiliki komponen
utama berupa planetary gear unit (roda gigi planet), hyaraulic
control unit, dan torque converter. Cara kerja transmisi otomatis
AT menggunakan torque converter yang mengubah tenaga mekanis dari mesin
menjadi energi kinetis kemudian menyalurkannya kepada drive shaft.
Umumnya, komputer transmisi otomatis dapat membaca situasi berkendara dari
cara pengendara menginjak gas. Contohnya, ketika pengemudi memacu mobil
dengan santai, maka gigi akan berpindah pada putaran 3.000 rpm. Akan
tetapi, jika pengemudi berkendara secara agresif, maka komputer akan
memilih gigi yang lebih rendah agar tenaga besar dan putaran mesin yang
tinggi dapat dicapai. Selain itu, permasalahan engine braking dapat
diatasi dengan adanya mode manual pada transmisi otomatis modern.
Keunggulan yang dimiliki oleh transmisi ini adalah perawatan yang lebih
mudah dibandingkan ienis transmisi otomatis CVT maupun kopling ganda.
Sedangkan, kekurangan transmisi otomatis AT adalah perpindahan gigi yang
tidak sehalus CVT dan lebih boros bahan bakar. Transmisi ini digunakan
pada beberapa mobil matik, antara lain Toyota Yaris, Honda Jazz GE8,
Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin, Mazda 2, Daihatsu Sirion dan lain-lain.
2. Sistem Transmisi Otomatis atau Continuous Variable Transmision (CVT)
Transmisi otomatis CVT merupakan jenis transmisi otomatis yang sering
banyak digunakan beberapa mobil keluaran terbaru dan skuter. Mobil dengan
transmisi otomatis CVT, menggunakan perangkat puli dan sabuk baja sebagai
komponen utama penggerak transmisi. Transmisi jenis CVT dapat melakukan
perubahan gigi rasio menyesuaikan dengan putaran mesin. Hal ini membuat
mobil yang menggunakan transmisi otomatis CVT, perpindahan gigi sangat
halus dan terkadang tidak terasa oleh pengemudi.
Selain itu, hentakan saat perpindahan gigi juga sangat kecil karena CVT
tidak menggunakan roda gigi untuk memindahkan putaran mesin dari mesin ke
roda dan rasio gigi transmisi CVT paling rapat dan paling banyak.
Kelebihan lain dari transmisi otomatis CVT adalah pengemudi tidak
memerlukan putaran mesin atau RPM tinggi untuk mendapatkan tenaga besar.
Sehingga, mobil dengan transmisi CVT lebih irit bahan bakar, dibandingkan
dengan mobil transmisi otomatis AT.
Sistem transmisi otomatis jenis CVT memanfaatkan dua pulley yang terhubung
oleh sabuk (belt) dimana pulley pertama terhubung dengan mesin sebagai
penggerak dan pulley satunya untuk menggerakan roda (pulley yang
digerakan). Diameter kedua pulley ini dapat membesar atau mengecil sesuai
putaran mesin.
Pada kondisi mesin stasioner ukuran pulley penggerak lebih kecil dari pada
pulley yang digerakan seiring bertambahnya putaran mesin maka pulley
penggerak akan membesar dan pulley yang digerakan
mengecil hingga pada satu kondisi ukuran kedua pulley sama dan
menghasilkan rasio 1:1 (rasio gear 4 atau 5 di transmisi manual).
Kekurangan transmisi manual CVT adalah tenaga yang hilang (power lost)
yang cukup tinggi khususnya saat berakselerasi. Hal ini akibat dari
gesekan antara pully dan belt CVT yang terkadang slip
membuat jenis transmisi CVT tidak digunakan pada mobil tipe sport atau
supercar yang membutuhkan
perpindahan tenaga maksimal dari mesin dengan torsi yang sangat besar.
Contoh mobil dengan transmisi CVT yang ada di Indonesia seperti, Honda
Mobilio, Toyota Prius Hybrid dan All New Camry. Sebagian besar mobil
Hybrid telah menggunakan transmisi CVT karena lebih halus dan irit bahan
bakar.
3. Sistem Transmisi Otomatis Kopling Ganda atau Dual - Clutch Transmision (DCT)
Sistem transmisi otomatis kopling ganda atau DCT menggunakan kopling ganda
yang dikontrol oleh komputer. Kedua kopling ini bertanggung jawab
atas gigi yang berbeda, yaitu ganjil dan genap. Sehingga, perpindahan
giginya selalu halus. Perpindahan gigi seperti ini terjadi karena kedua
kopling bekerja dalam waktu yang bergantian sesuai gigi yang dipilih.
Transmisi ini jarang ditemui di pasaran, kecuali pada mobil-mobil brand
eropa yang harganya tidak murah. Transmisi kopling ganda digunakan untuk
menggabungkan kelebihan dari sistem transmisi manual dan otomatis yaitu
perpindahan gigi lebih cepat dan minim selip pada transmisi manual dan
keunggulan transmisi otomatis yang mengurangi beban kerja pengemudi dalam
memindahkan posisi gigi.
Pada dasarnya, mekanisme kerja sistem transmisi kopling ganda ini seperti
transmisi manual yang dioperasikan secara elektronik. Hanya saja, ada
beberapa pelat yang direndam dalam oli transmisi Seperti kopling sepeda
motor untuk menambah bidang gesek karena konstruksi kopling ini lebih
kecil dari kopling manual biasa, terutama untuk kopling yang berada di
sisi dalam. Sedangkan, oli transmisi berfungsi untuk mereduksi panas yang
ditimbulkan oleh pelat yang bergesek sambil melumasi komponen bergerak
lainnya.
Prinsip kerja kopling pelat ganda adalah kopling pertama melayani
perbandingan gigi 1, 3 dan 5 serta mundur. sementara kopling kedua
melayani gigi 2, 4 dan 6. Mekanisme kontrol Twin Clutch Sports Shift
transmision (TC-SST) ini memakai Electronic Control Unit (ECU) yang
terpisah dari ECU mesin dan menyatu pada rumah transmisi.
Bersama ECU mesin dan ECU tuas transmisi, secara simultan data yang
didapat digunakan untuk mengoperasikan valve body yang memberikan tekanan
hidrolis pada kopling dan garpu pemindah gigi. Saat rasio gigi berada di
posisi gigi 1, maka kopling kedua telah memutar gear ratio ke-2 melalui
kopling lainnya.
Sehingga, perpindahan gigi pun dapat berlangsung cepat dan lembut. Saat di
posisi gigi 2, garpu akan menyiapkan gigi 3 untuk bekerja, begitu
seterusnya. Namun untuk mengantisipasi down shift, garpu tidak mengunci
secara penuh. Sehingga, saat gigi akan dipindahkan ke tingkat lebih
rendah, transmisi masih sanggup merespons dengan cepat.
4. Sistem Transmisi Otomatis atau Automated Manual Transmission (AMT)
Transmisi otomatis AMT mengombinasikan cara kerja sistem transmisi manual
dengan sistem transmisi otomatis. Pengemudi masih bisa menggantinya secara
manual namun kerja kopling diatur oleh komputer. Konstruksi transmisi
otomatis AMT pada dasarnya sama dengan transmisi manual yang terdiri dari
roda-roda gigi yang berpasangan dan dilengkapi dengan kopling gesek.
Transmisi ini dijalankan secara otomatis melalui sistem yang bekerja
secara elektro hidrolik yang dikontrol oleh elektronik. Aktuator
elektro-hidraulik bekerja untuk mengoperasikan kopling dan perpindahan
gigi secara otomatis. Aktuator elektro-hidraulik ini dipasang langsung
pada AMT transmisi manual 5-percepatan konvensional.
Keuntungan transmisi otomatis AMT adalah perpindahan giginya berlangsung
mulus karena sinkronisasi operasional kopling, perpindahan gigi, dan
putaran mesin diatur oleh komputer. Selain itu, konsumsi bahan bakar mobil
yang digunakan tetap irit.
C. Komponen Transmisi Otomatis
Kamu telah membahas materi mengenai jenis-jenis transmisi otomatis, kamu
akan belajar komponen transmisi otomatis. Transmisi Otomatis terdiri dari
beberapa jenis yang berbeda-beda, tetapi fungsi dasar prinsip kerjanya
sama. Pada subbab ini kamu akan mempelajari komponen-komponen pada
transmisi AT atau tipe torque conventer. Transmisi otomatis AT mempunyai
beberapa komponen utama agar ini dapat bekerja dengan baik. Agar kamu
memperoleh pemahaman sepenuhnya tentang cara keria aid, Kamu perlu
memahami komponen-komponen utama transmisi otomatis. Beberapa komponen
utama transmisi otomatis antara lain sebagai berikut.
1. Torque converter
Torque coverter merupakan komponen transmisi otomatis yang dipasang pada
bagian input shaft Transmisi dan dikencangkan dengan baut ke flywheel atau
roda gila pada mesin. Komponen ini biasanya degan minyak transmisi
otomatis (ATF) vang berguna untuk memperbesar momen mesin yang
akan dipindahkan ke bagian transmisi. Selain untuk memperbesar momen yang
dihasilkan oleh mesin, torque converter juga berfungsi sebagai kopling
otomatis untuk memindah atau memutus momen mesin ke transmisi.
Torque converter dilengkapi dengan sudut-sudut yang berbentuk seperti
kurva dan stator yang dipasang di antara pompa impeller dengan turbin.
Stator berfungsi untuk mengubah aliran minyak searah dengan putaran pompa
impeller dengan menggunakan tenaga yang ada di dalam minyak. Berikut ini
merupakan beberapa fungsi torque conventer
- Memperbesar momen yang dihasilkan oleh mesin kendaraan.
- Sebagai kopling otomatis yang memindahkan atau memutuskan momen mesin ke transmisi.
- Berfungsi sebagai flywheel yang dapat memperlembut putaran mesin kendaraan.
- Meredam getaran yang diakibatkan oleh momen dari mesin dan pemindahan daya.
- Dapat menggerakkan pompa oli dari hydraulic control system.
Novriza (2012:30) menjelaskan Torque Converter atau pengubah momen
berfungsi mengubah tenaga putar yang dihasilkan oleh mesin yang
selanjutnya disalurkan ke unit roda gigi planet (planetary gear unit).
Torque converter terpasang pada sisi input shaft dan diikat dengan baut
terhadap bagian belakang poros engkol mesin melalui drive plate (Owen,
2011:338-339).
Secara umum fungsi torque converter meliputi: a) memperbesar momen, b)
sebagai kopling otomatis, c) meredam getaran perpindahan daya, d)
sebagai flywheel, dan e) menggerakkan pompa oli (Isuzu Training Center,
2013:4). Torque converter memiliki tiga bagian utama, yaitu impeller
pump, stator blade, dan turbin. Berikut ini penjelasan mengenai fungsi
komponen torque convertermenurut Isuzu Training Center (2013:5-7),
yaitu:
a) Pump Impeller
Pump impeller berfungsi untuk melemparkan fluida ke turbin runner agar
turbin runner ikut berputar. Pump impeller terdiri dari vane dan guide
ring. Guide ring berfungsi untuk membentuk celah yang memperlancar
aliran minyak (Isuzu Training Center, 2013:5).
b) Turbin Runner
Turbin Runner berfungsi untuk menerima lemparan fluida dari pump
impeller dan memutarkan over drive input shaft transmisi. Turbine runner
terdiri dari vane dan guide ring. Arah vane pada turbine runner
berlawanan dengan vane pump impeller (Isuzu Training Center, 2013:6).
c) Stator
Stator berfungsi untuk mengarahkan fluida dari turbine runner agar
menabrak bagian belakang vane pump impeller, sehingga memberikan
tambahan tenaga pada pump impeller. One way clutch memungkinkan stator
hanya berputar searah dengan poros engkol. Stator akan berputar atau
terkunci tergantung dari arah dorongan minyak pada vane stator (Isuzu
Training Center, 2013:7).
Prinsip kerja Torque Converter yaitu pada saat pump impeller berputar karena
tenaga dari mesin, automatic transmission fluid (ATF) sebagai perantara
tenaga ikut berputar disepanjang blade dan case akhirnya jatuh dikarenakan
gaya sentrifugal. Turbine runner yang terletak di depan pump impeller ikut
berputar juga dikarenakan fluida dari pump impeller bergerak ke turbine
runner. Kata lain, terjadi pemindahan tenaga dari ke pump impeller melalui
turbine runner (Isuzu Training Center, 2013:9).
Prinsip pembesaran momen yang terjadi yaitu pada saat turbin runner
berputar, fluida menubruk pump impeller tetapi dengan arah yang berlawanan
sehingga mengurangi atau menghalangi pump impeller memperbesar momen,
sehingga stator diperlukan untuk menyesuaikan arah fluida dengan arah pump
impeller.
Pump impeller diputar oleh tenaga yang sama arahnya yaitu dari mesin dan
fluida sehingga memperkuat torsi (Isuzu Training Center, 2013:10). Cara
kerja torque converter terdiri dari tiga langkah yaitu 1) stall, 2)
acceleration, 3) coupling. Berikut ini penjelasan singkat mengenai cara
kerja torque converter, diantaranya:
a) Stall
Saat pengemudi menginjak pedal rem, mesin meneruskan tenaga ke pump impeller
namun turbin tidak berputar sehingga kendaraan tidak dapat bergerak
(Wikipedia, 2017).
b) Acceleration
Saat pedal rem dilepas dan pedal gas diinjak, pump impeller berputar lebih
cepat, turbin runner beputar lambat, pada kondisi ini torque converter
sedang meningkatkan momen mesin (Wikipedia, 2017).
c) Coupling
Saat kendaraan bergerak cepat, turbin runner memiliki kecepatan hampir sama
dengan pump impeller sehingga penambahan momen sangat kecil. Kondisi torque
converter ini berada pada kopling (Wikipedia, 2017).
2. Planetary Gear Unit
Planetary gear unit atau unit gigi planet berfungsi sebagai penerima input
dari torsi konverter dan pengubah kecepatan serta tenaga putar sesuai
dengan kondisi pengendaraan (Novriza, 2012:30).
Bagian-bagian unit gigi planet yang dijelaskan Purnomo (2012:125) terdiri
dari:
a) gigi matahari (sun gear),
b) roda gigi planet dan rumahnya (planet gear & carrier),
c) roda gigi cincin (ring gear).
Roda gigi matahari terletak di pusat, sementara roda gigi pinion berputar
di sekelilingnya, dan sebuah roda gigi cincin di sekitar roda gigi pinion.
Isuzu Training Center (2013:24) menjelaskan cara kerja unit gigi planetary
terdiri dari tiga macam, diantaranya:
a) Perlambatan
Saat perlambatan, ring gear sebagai penggerak, sun gear ditahan, dan
carrier yang digerakkan. Akibatnya pinion gear juga berputar searah jarum
jam. Carrier berputar searah jarum jam dengan ring gear dan putaran
carrier lebih cepat dari putaran ring gear (Isuzu Training Center,
2013:24).
Cara Kerja Planetary Gear Unit: Perlambatan |
b) Percepatan
Saat percepatan, sun gear sebagai penggerak, carrier yang ditahan, dan
ring gear yang digerakkan. Akibatnya pinion gear berputar berlawanan arah
jarum jam. Ring gear berputar searah dengan carrier dan putaran ring gear
lebih cepat dari putaran carrier (Isuzu Training Center, 2013:24).
Cara Kerja Planetary Gear Unit: Percepatan/Direct coupling |
c) Mundur
Saat mundur, sun gear sebagai penggerak, carrier yang ditahan, ring gear
yang digerakkan. Akibatnya pinion gear berputar berlawanan arah, ring gear
berputar berlawanan arah dengan sun gear dan putaran ring gear lebih
lambat dari putaran sun gear (Isuzu Training Center, 2013:24).
Bagian-bagian roda gigi planet ditahan dengan alat penahan (holding
device) agar tidak bergerak, alat-alat penahan ini dapat berupa kopling
(clutches) atau rem-rem (brakes), pita rem (brake band) dan
kopling-kopling satu arah (one way clutches) (Novriza, 2012: 30). Berikut
penjelasan mengenai komponen penahan pada planetary gear unit:
Sistem Roda Gigi Planet |
a) Clutch (kopling)
Clutch terdiri dari beberapa discs dan plates, piston dan silinder. Clutch
plates berputar bersama input shaft sebagai unit. Clutch disc mengait pada
salah satu anggota dari planetary gear set. Clutch digerakkan oleh tenaga
hidrolik. Piston juga digerakkan oleh tenaga hidrolik akibatnya tenaga
mesin dipindahkan dari input shaft ke planetary gear melalui plates dan
disc (Novriza, 2012: 32). Planetary gear unit menggunakan beberapa
kopling, yaitu kopling maju (forward clucth) (C1) dan kopling langsung
(direct clucth) dan kopling mundur (reverse clucth) (C2) (Novriza, 2012:
32).
Menurut Isuzu Training Center (2013:17) cara kerja kopling dibedakan
menjadi dua macam, yaitu saat berhubungan dan tidak berhubungan. Saat
berhubungan fluida mengalir ke piston silinder kemudian mendorong piston
check ball sehingga check valve tertutup. Piston bergerak di dalam
silinder mendorong plate berhubungan dengan disc akibatnya poros input
berhubungan dengan ring gear dan tenaga dari input shaft diteruskan ke
ring gear.
Saat tidak berhubungan yaitu pada saat tekanan dibebaskan, tekanan fluida
di dalam silinder turun, menyebabkan check ball tidak lagi menutup check
valve sehingga fluida di dalam silinder keluar. Piston kembali ke posisi
awal karena terdorong pegas pembalik dan membebaskan hubungan kopling
(Isuzu Training Center, 2013:17).
b) Brake (rem)
Brake terdiri dari beberapa discs dan plates, piston dan silinder. Brake
plates terpasang pada transmission case dan brake disc dihubungkan dengan
anggota-anggota yang berputar seperti gear dan carrier. Piston digerakkan
oleh tenaga hidrolik sehingga plates tertekan terhadap disc untuk mencegah
gear atau carrier tidak berputar. Brake band menjepit brake drum yang
dihubungkan dengan anggota planetary gear set untuk tidak berputar
(Novriza, 2012:33).
c) Kopling-kopling satu arah (one way clutches)
Mengunci gear atau carrier sehingga berputar pada satu arah saja
(Novriza, 2012:33-34).
Komponen pada planetary gear set adalah Planet gear disebut juga
planetary gear, pinion atau idler gear. Selain berputar pada porosnya,
planet gear juga berputar mengelilingi sun gear, Carrier ,
Ring gear , dan Sun gear disebut juga centered gear.
Sun gear adalah gear terkecil dalam susunan dan terletak di tengah
poros. Sun gear dapat juga berupa spur gear atau helical gear.
Sun gear
bertautan dengan planetary pinion gear. Planetary pinion gear
adalah gear kecil yang disusun dalam kerangka yang disebut planetary
carrier.
Planetary pinion berputar pada needle bearing yang diposisikan di antara
shaft planetary carrier dan planetary pinion. Jumlah planetary pinion di
dalam sebuah carrier tergantung dari beban yang dipikul.
Transmisi kendaraan otomatis harus mempunyai tiga planetary pinion dalam
planetary carrier. Heavy-duty highway trucks dapat mempunyai sebanyak lima
planetary pinion dalam planetary carrier. Carrier dan pinion-nya disebut
sebagai satu kesatuan unit gear.
Planetary pinions mengelilingi poros tengah sun gear dan dilingkari oleh
annulus atau ring gear. Ring gear berfungsi seperti sebuah pengikat yang
menahan keseluruhan gear set bersama dan memberikan kekuatan yang besar
pada unit.
Keuntungan planetary gear set dibanding dengan external gear yaitu Lebih
praktis karena tidak memerlukan ruang yang besar, Lebih halus dalam
memindahkan power, Beban dari masing-masing gears seimbang,
Pemilihan rasio gears yang sangat besar.
Cara Kerja Planetary Gear
Setiap komponen dalam planetary gear set, sun gear, pinion gear carrier,
dan ring gear dapat berputar atau di tahan. Perpindahan tenaga melalui
sebuah planetary gear set hanya mungkin ketika satu komponen di tahan,
atau jika dua komponen di tahan bersama.
Salah satu dari tiga komponen sun gear, carrier, atau ring gear dapat
digunakan sebagai penggerak atau komponen input. Pada saat yang bersamaan,
komponen yang lain tetap berputar dan kemudian menjadi komponen yang
ditahan atau diam. Komponen ketiga kemudian menjadi bagian yang digerakkan
atau output. Tergantung pada komponen yang menjadi penggerak, yang
ditahan, dan yang digerakkan, peningkatan torque atau peningkatan
kecepatan akan dihasilkan oleh planetary gear set. Arah output juga dapat
di balik melalui berbagai kombinasi.
Tabel 1. Cara Kerja Planetary Gear
Sun Gear
|
Carrier
|
Ring Gear
|
Speed
|
Torque(torsi)
|
Direction
|
1. Input
|
Output
|
Ditahan
|
Reduksi maksimum
|
Meningkat
|
Sama dengan input
|
2. Ditahan
|
Output
|
Input
|
Reduksi minimum
|
Meningkat
|
Sama dengan input
|
3. Output
|
Input
|
Ditahan
|
Kenaikan maksimum
|
Reduksi
|
Sama dengan input
|
4. Ditahan dengan masukan
|
Input
|
Tertahan
|
Kenaikan maksimum
|
Reduksi
|
Sama dengan input
|
5. Input
|
Ditahan
|
Output
|
Reduksi
|
Meningkat
|
Kebalikan dari output
|
6. Output
|
Ditahan
|
Input
|
Pningkatan
|
Reduksi
|
Kebalikan dari input
|
7. Bila dua komponen ditahan bersama, kecepatan dan arah sama
dengan input. sehingga rasio gear 1:1 atau direct drive.
|
|||||
8. Bila tidak ada komponen planetary gear yang ditahan atau
terkunci bersama, maka tidak ada output yang dihasilkan atau
gigi pada kondisi netral.
|
Kombinasi 1, Maximum Forwad Reduction
Dengan ring gear dalam keadaan diam dan sun gear berputar searah dengan arah
jarum jam, gigi eksternal sun gear akan memutar planetary pinions berlawanan
arah dengan jarum jam pada shaft-nya. Diameter dalam dari setiap planetary
pinion mendorong melawan shaftnya, menggerakan planetary carrier searah
jarum jam.
Sun gear yang kecil (penggerak) akan berputar beberapa kali, menggerakkan
planetary carrier satu revolusi penuh, menghasilkan reduksi. Kombinasi ini
mewakili gear reduksi paling besar atau kelipatan maximum torque yang dapat
dicapai dalam satu planetary gear set. Kecepatan input akan tinggi, tapi
kecepatan output akan turun.
Kombinasi 2, Minimum Forward Reduction
Dalam kombinasi ini, sun gear diam dan ring gear berputar searah jarum jam.
Ring gear menggerakkan planetary pinion searah jarum jam dan berputar
mengelilingi sun gear yang diam. Planetary pinion menggerakkan planetary
carrier dengan arah yang sama dengan ring gear. Ini menghasilkan lebih dari
satu putaran input bila dibandingkan dengan satu putaran penuh output.
Hasilnya adalah penggandaan torque.
Besarnya reduksi tidak sebesar seperti dalam kombinasi 1. Planetary gear set
sedang beroperasi dengan mid-size ring gear menggerakkan planetary carrier
besar. Sehingga kombinasi tersebut menghasilkan minimum penurunan arah maju.
Kombinasi 3, Overdrive Maksimum
Dengan ring gear dalam keadaan diam dan planetary carrier berputar searah
jarum jam, tiga planetary pinion shaft mendorong melawan diameter dalam
planetary pinion. Pinion tersebut didesak untuk berjalan mengelilingi bagian
dalam ring gear, yang menggerakkan sun gear searah jarum jam.
Carrier berputar kurang dari satu putaran input dibanding dengan satu
putaran output, yang menghasilkan kondisi overdrive. Dalam kombinasi ini,
planetary carrier berukuran besar berputar kurang dari satu putaran dan
menggerakkan sun gear yang lebih kecil pada kecepatan yang lebih besar dari
kecepatan input. Hasilnya adalah overdrive yang cepat dengan kenaikan
kecepatan maksimum.
Kombinasi 4, Slow Overdrive
Dalam kombinasi ini, sun gear diam dan carrier berputar searah jarum jam.
Pada saat carrier berputar, pinion shaft mendorong diameter dalam pinion dan
didesak untuk berjalan di sekeliling sun gear yang tertahan. Ini
menggerakkan ring gear lebih cepat dan kecepatan meningkat.
Carrier yang berputar kurang dari satu putaran menyebabkan pinion
menggerakkan ring gear satu putaran penuh dalam arah yang sama dengan
planetary carrier. Seperti dalam kombinasi 3, kondisi overdrive terjadi,
tetapi carrier yang berukuran besar saat ini menggerakkan ring gear yang
berukuran menengah.
Kombinasi 5, Slow Reverse
Di sini, sun gear yang berukuran kecil menggerakkan ring gear dengan
planetary carrier tertahan diam. Planetary pinion, gear yang digerakkan oleh
external sun gear, berputar ke arah yang berlawanan dengan arah gerakan
jarum jam atas shaft-nya. Planetary pinion menggerakkan internal ring gear.
Pada saat sun gear sedang bergerak, planetary pinion digunakan sebagai idler
gear untuk menggerakkan ring gear berlawanan arah jarum jam.
Ini berarti bahwa input shaft maupun output shaft sedang bekerja dengan arah
yang berlawanan atau terbalik untuk memberikan aliran power mundur. Karena
penggerak sun gear terkecil dan ring gear yang berukuran sedang digerakkan,
hasilnya adalah mundur perlahan (reduksi).
Kombinasi 6: Fast Reverse
Untuk mundur cepat, carrier ditahan, sedangkan sun gear dan ring gear
berganti tugas, dengan ring gear menjadi penggerak dan sun gear menjadi yang
digerakkan. Pada saat ring gear berputar berlawanan arah jarum jam, pinion
juga berputar berlawanan arah jarum jam, sedangkan sun gear berputar searah
jarum jam. Dalam kombinasi ini, input ring gear menggunakan planetary pinion
untuk menggerakkan output sun gear. Sun gear berputar kebalikan dari input
gear. Dalam kombinasi ini, gear tengah berputar berlawanan arah jarum jam
menggerakkan sun gear yang kecil searah jarum jam, yang memberikan arah
mundur cepat (overdrive).
Kombinasi 7, Direct Drive
Dalam kombinasi direct drive, ring gear dan sun gear merupakan komponen
input. Mereka berputar searah jarum jam pada kecepatan yang sama. Gigi
internal dari ring gear yang berputar searah jarum jam akan berusaha memutar
planetary pinion searah jarum jam. Tetapi sun gear, sebuah eksternal gear
berputar searah jarum jam, akan mencoba menggerakkan planetary pinions
berlawanan arah jarum jam. Gaya berlawanan ini mengunci planetary pinions
melawan putaran seluruh planetary gear set berputar sebagai satu kesatuan
lengkap. Hal ini mengikat bersama komponen input dan output dan menyediakan
direct drive. Untuk direct drive, kedua anggota input harus berputar pada
kecepatan yang sama.
Kombinasi 8, Pengoperasian Netral
Kombinasi komponen planetary gear 1 sampai 7 menghasilkan gerakan output
dengan berbagai macam kecepatan, torque, dan arah. Dalam setiap keadaan satu
komponen dari planetary gear set di tahan atau dua komponen di kunci untuk
output. Pada kombinasi 8, tidak ada komponen yang ditahan akan ada input
dalam gear set, tetapi tidak ada output. Hasilnya adalah kondisi netral.
Kesimpulan Operasi Planetary Gear Set
- Ketika planetary carrier berfungsi sebagai penggerak (komponen input), gear set menghasilkan kondisi peningkatan kecepatan (overdrive). Kecepatan bertambah, torsi berkurang.
- Ketika planetary carrier berfungsi sebagai komponen output, gear set tersebut menghasilkan pengurangan kecepatan arah maju. Kecepatan berkurang, torsi bertambah.
- Ketika planetary carrier ditahan, gear tersebut akan menghasilkan arah mundur.
3.Hydraulic Control Unit
Sistem pengontrol hidraulis yang dijelaskan oleh Purnomo (2010:126)
berfungsi untuk memindahkan secara otomatis dan menghubungkan roda-roda
gigi input, output, dan stationary dari roda gigi planet sesuai dengan
kondisi jalannya kendaraan (kecepatan, membukanya throttle, beban, dan
lain-lain). Hydraulic Control Unit terdiri dari pompa oli yang membuat
tenaga hidrolik, beberapa valve, dan saluran fluida.
Gambar 2.15. Hydraulic Control Unit
(Nice, 2017)
Menurut Novriza (2012:35) unit pengontrol hidrolik ini mengatur operasi
dari unit gigi planet. Tekanan hidrolik dan titik-titik perpindahan gigi
(shift) diatur oleh hidrolik berdasarkan kecepatan kendaraan dan posisi
throttle. Koplingkopling dan rem-rem bekerja diatur oleh fluida yang
mengalir karena tekanan dari pompa oli (oil pump) melalui body katup
sehingga perbandingan putaran dari susunan roda gigi planet dapat
dikontrol.
Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis
dengan tekanan yang diperoleh dari pompa oli. Unit pengendali hidrolik
mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik
Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli
membangkitkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian
transaxle otomatis dengan menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga
putar (mesin).
2. Menyesuaikan tekanan hidrolik
Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil
pengatur utama. Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan
hidrolik yang sesuai dengan output mesin
3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)
Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan
(switch), roda gigi dialihkan. Jalur cairan diciptakan sesuai dengan
posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan lendaraan meningkat,
signal sikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECT ECU
(Electronic Control Unit). Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil
shift ke pemindahan (shifting) roda gigi
Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai
berikut:
- Pompa oli
- Valve body
- Primary regulator valve
- Manual valve
- Shift valve
- Solenoid valve
- Throttle valve
Cara kerja kontrol hidrolik yaitu pompa oli bekerja pada throttle valve
dan governor valve. Tenaga yang dibangkitkan oleh throttle valve disebut
throttle pressure, sedangkan governor valve disebut governor
pressure.Throttle valve bekerja pada beban kendaraan, sedangkan governor
valve bekerja pada kecepatan kendaraan. Saat tenaga hidrolik dibangkitkan,
fluida dari pompa oli mengalir menuju shift valvekemudian masuk ke saluran
unit gigi planetari yang terbuka (Isuzu Training Center, 2013: 43).
4. Manual Linkage
Manual linkage adalah komponen transmisi berupa link yang saling
terhubung dan bekerja secara manual berdasarkan perintah pengemudi.
Contoh dari manual linkage pada komponen transmisi ini adalah tuas
transmisi otomatis, kabel selector, Inhibitor switch, parking pawl, Over
Drive Switch, dan lain sebagainya.
Sistem transmisi otomatis melakukan up-shift dan down-shift secara
otomatis. Untuk mengoperasikannya, terdapat dua buah linkage yang
dioperasikan secara manual serta dihubungkan dengan menggunakan
transmisi otomatis. Linkage merupakan selector lever dengan cable serta
accelerator pedal dan throttle cable.
5. Clutch dan One-way Clutch
Clutch dan One-way ClutchKomponen ini menghubungkan antara torque yang
digunakan untuk memindahkan momen mesin ke intermediate shaft serta
memutuskan hubungan torque converter dariconverter dari planetary gear
untuk menghentikan perpindahan momen mesin.
Clucth berjenis multiple disc ini terdiri dari beberapa dics yang
disusun secara bolak balik. Clutch ini dihubungkan serta dibebaskan
dengan tekanan hidrolik. Sedangkan one-way clucth terdiri dari komponen
inner race dan outer race serta sprag (roller) yang ditempatkan diantara
keduanya. Jenis clucth ini hanya dapat meneruskan momen puntir ke satu
arah saja.
Berikut adalah komponen transmisi otomatis pada mobil yang juga sering
anda jumpai pada kendaraan mobil anda. Dengan adanya model gambar
seperti ini maka akan membuat anda lebih paham tentang komponen
otomatis.
6. Hydraulic Control System
Hydraulic Control SystemKomponen ini teridir dari oli pan yang memiliki
fungsi sebagai reservoir fluida, pompa oli yang berfungsi untuk
membangkitkan tekanan hidrolik, katup-katup memiliki berbagai macam
fungsi, serta pipa saluran fluida yang dapat mengalirkan minyal
transmisi ke clucth, brake serta komponen lainnya yang ada di hydraulic
control system. Fungsi dari bagian hydraulic control system antara lain
adalah:
- Mengalirkan minyak transmisi ke bagian torque connverter
- Mengubah beban mesin dan kecepatan kendaraan menjadi hidrolik
- Melumasi bagian-bagian sistem transmisi dengan minyak
- Mengatur tekanan hidrolik yang dihasilkan dari pompa oli
- Memberikan tekanan hidrolik ke bagian clucth dan brake untuk mengatur pengoperasian planetary gear
- Mendinginkan bagian torque converter dan transmisi dengan menggunakan minyak
7. Shifting Control
Shifting ControlKomponen otomatis yang lain nya yang juga harus anda
ketahui dan anda perhatikan adalah Shifting Control. Dimana ini
merupakan komponen yang paling di utamakan dalam kendaraan.
Pada sistem hydraulic control akan mengubah beban mesin dan kecepatan
kendaraan menjadi hydraulic. Berdasarkan kondisi inilah tekanan hidrolik
kemudian dialirkan ke kopling, rem, serta planetary gear untuk mengubah
getaran ratio secara otomatis yang disesuaikan dengan kondisi pengemudi
kendaraan.
Apabila anda sudah mengetahui apa saja fungsi – fungsinya maka anda bisa
lebih hati – hati dan waspada dalam menggunakan kendaraan anda dan anda
juga sudah menentukan jadwal sendiri untuk melakukan pemeriksaan dan
pengecekan secara rutin. Pengecekan dengan cara sendiri di rumah atau
dengan mendatangi bengkel kepercayaan anda.
8. Pedal Akselerasi
Pedal Akselerasi dimana komponen ini dihubungkan menggunakan kabel pada throttle
valve. Derajat penekanan akselerasi yang juga merupakan pembukaan
throttle valve kemudian diteruskan ke sistem transmisi menggunakan kabel
ini. Sistem transmisi otomatis akan melakukan shift up dan down up
tergantung dari beban mesin serta pengemudi yang dapat mengubahnya
dengan mengatur penekanan pedal akselerasi.
Komponen ini juga membutuhkan perawatan khusus dan juga harus di
perhatikan kebersihannya. Sebagai pemilik kendaraan anda juga harus
mengetahui fungsi – fungsi komponen yang berada pada kendaraan mobil
anda.
Salah satu komponen otomatis pada mobil anda adalah pedal akselerasi.
Apabila anda tidak mengetahui nama dari komponen ini maka artikel ini
sangat cocok untuk anda dan membantu anda untuk mengetahui nama – nama
komponen dan fungsi dari komponen tersebut.
9. Automatic Transmission Fluid (ATF)
Automatic Transmission Fluid (ATF)ATF atau merupakan kepanjangan dari
Automatic Tranmission Fluid merupakan minyak pelumas yang dicampurkan
dengan beberapa bahan tambahan yang digunakan untuk melumasi transmisi
otomatis. Hal inilah yang membedakan nya dari jenis minyak lainnya.
Sistem transmisi otomatis harus selalu menggunakan ATF yang sudah
ditentukan.
Penggunaan ATF yang berbeda akan membuat kemampuan transmisi otomatis
akan menurun. Untuk memastikan bahwa sistem transmisi otomatis dapat
bekerja dengan benar, tingkat level minyak juga perlu diperhatikan.
Untuk memeriksanya, anda dapat menggunakan dipstick pada saat mesin
berputar dan transmisi berada pada suhu normal serta tuas transmisi
berada di posisi P. Berikut beberapa fungsi ATF:
- Dapat memindahkan momen puntir pada torque converter
- Melumasi bagian planetery gear serta bagian lainnya yang bergerak
- Mendinginkan komponen-komponen yang bergerak
- Mengendalikan sistem hydraulic control yang akan berpengaruh pada kerja kopling dan rem pada transmisi otomatis
D. Prinsip Kerja Transmisi Otomatis
Pada subbab ini kamu akan mempelajari cara kerja transmisi otomatis pada
kendaraan. Pada dasarnya ada dua jenis transmisi otomatis pada kendaraan
yaitu transmisi otomatis penggerak roda depan dan transmisi otomatis
penggerak roda belakang. Pada mobil penggerak roda belakang, transmisi
biasanya dipasang ke bagian belakang mesin dan terletak di bawah tengah
lantai mobil bersama posisi pedal gas.
Sebuah poros penggerak menghubungkan bagian belakang transmisi ke final
drive yang terletak di poros belakang dan digunakan untuk mengirimkan
daya ke roda belakang. Aliran daya pada sistem ini adalah tenaga mesin
dialirkan ke torque converter kemudian melalui poros transmisi dan
dialirkan ke final drive dan dikirim ke kedua roda belakang.
Sedangkan, pada transmisi dengan penggerak roda depan, unit transmisi
otomatis menyatu dengan final drive atau disebut dengan transaxle. Mesin
pada mobil penggerak roda depan biasanya dipasang menyamping di dalam
mobil dengan transaxle berada di sisi bawah mesin menghadap belakang
mobil.
Poros roda depan terhubung langsung ke transaxle dan memberikan daya ke
roda depan. Sehingga, aliran tenaga dari mesin melalui torque converter
ke transmisi yang berada di sepanjang sisi mesin. Kemudian, daya
disalurkan melalui transmisi ke final drive dan dikirim ke kedua roda
depan melalui poros penggerak roda.
Lalu bagaimana cara torque conventer mengalirkan tenaga sesuai momen dan
kecepatan mesin? Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque
converter yang berfungsi sebagai kopling sehingga torsi ditransfer
dengan mekanisme pompa dan turbin.
Baling-baling pertama di dalam torque converter bekerja sebagai pompa,
baling-baling kedua menghubungkan turbin dengan planetary gear, dan
baling-baling terakhir berfungsi sebagai stator. Saat transmisi otomatis
berjalan, baling- baling yang terhubung ke mesin berputar untuk memompa
oli transmisi pada ruangan tertutup.
Kemudian tekanan oli digunakan untuk mendorong turbin. Sehingga, torsi
pada turbin akan terus meningkat saat kecepatan putar atau RPM mesin
meningkat. Drive berputar oleh torque converter dari mesin, maka oli
yang terdapat pada pompa impeller akan terlempar dengan gaya sentrifugal
mengenai sudu turbin yang mengakibatkan turbin ikut berputar. Oli akan
mencapai stator setelah melalui turbin dan berubah arahnya karena sudu
turbin. Dengan demikian oli akan mengalir kembali menuju ke pompa
impeller.
Pada saat mesin idling, maka momen yang dihasilkan kopling minimum. Bila
rem dioperasikan beban pada turbin runner menjadi besar. Karena
kendaraan berhenti, maka speed ratio antara pompa impeller dan turbin
runner nol sedangkan torque ratio-nya maksimum. Sehingga, turbin runner
akan selalu siap untuk berputar dengan momen yang lebih tinggi dari
momen yang dihasilkan oleh mesin.
Ketika kendaraan mulai bergerak yaitu pada saat rem dibebaskan maka
turbin runner dapat berputar dengan poros input transmisi. Dengan
menekan pedal akselator, maka turbin runner akan berputar dengan momen
yang lebih besar dari momen mesin sehingga kendaraan dapat mulai
bergerak. Bila kecepatan kendaraan bertambah, maka putaran turbin runner
dengan cepat mendekati pompa impeller.
Rasio torsinya dengan cepat mendekati 1, sehingga stator mulai berputar.
Dengan demikian, torque converter mulai bekerja sebagai kopling fluida
karena kecepatan berbanding lurus dengan putaran mesin. Saat terjadi
perpindahan gigi secara otomatis, rasio berubah berdasarkan perintah
dari TCM.
Penggunaan sensor-sensor elektronik dan switch-switch eksternal
menghasilkan input ke TCM. TCM mengolah sinyal-sinyal ini dan
mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan mengaktifkan solenaid dalam
transmisi. Bekerjanya solenoid ini mengarahkan aliran tekanan oli dari
pompa ke kopling-kopling pada transmisi. Gigi yang menghasilkan rasio
digerakkan melalui kopling. Arah output shaft dan pembesaran torsi
bergantung pada kopling mana yang bekerja. Tekanan oli pompa transmisi
juga dikontrol oleh TCM.
Beberapa posisi perpindahan gigi pada transmisi otomatis yang masih
dapat dioperasikan secara manual oleh pengemudi, antara lain:
- Posisi P (Park) merupakan posisi saat kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar tetapi mesin dapat dihidupkan. Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan. Pada saat parkir Qutput shaft dikunci oleh pawl yang masuk ke dalam shafting lock wheel pada output shaft. Kendaraan tidak dapat bergerak dan tidak ada rasio. Pada posisi P mesin dapat dihidupkan.
- Posisi R (Reverse) merupakan posisi saat kendaraan berjalan mundur. Posisi ini biasanya digunakan saat menggerakkan kendaraan yang keluar dari tempat parkir atau saat kendaraan akan parkir.
- Dosisi N (Netral) merupakan posiSI saat kendaraan tidak bergerak tetapi mesin dapat dihidupkan. Mesin hanya dapat dihidupkan saat posisi N dan P. Posisi N digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan. Selain itu, posisi N digunakan ketika kendaraan berhenti sementara mesin hidup, seperti berhenti saat lampu lalu lintas menyala merah. Pada posisi N tidak ada rasio perbandingan gigi.
- Posisi D (Drive) digunakan untuk pengendaraan normal Transmisi akan bekerja secara otomatis pada setiap gear ratio gigi maju. Saat beroperasi pada posisi D, perpindahan ke gigi yang lebih tinggi atau lebih rendah dicapai melalui perintah dari TCM. Posisi D digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya. Jika switch O/D diposisikan ON, maka transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata. Posisi D tidak boleh digunakan saat kendaraan memuat beban berat atau berjalan pada bukit yang terjal.
- Posisi 3 Manual Third digunakan untuk menarik beban berat atau berjalan pada bukit yang terjal. Jika manual third dipilih, transmisi akan mulai menggerakkan kendaraan pada gigi 1, naik gigi secara otomatis ke gigi 2 dan 3. Akan tetapi, transmisi tidak akan naik melebihi gigi 3. Manual 3rd tidak akan bekerja jika dioperasikan saat kecepatan kendaraan terlalu tinggi yaitu di atas 140 km/jam.
- Posisi 2 Manual Second dipilih saat kendaraan berjalan pada bukit yang terjal atau jalan yang sangat ramai. Jika manual second dipilih, transmisi akan mulai menggerakkan kendaraan pada gigi 1, naik gigi secara otomatis ke gigi 2, tetapi tidak akan naik melebihi gigi 2. Manual 2nd tidak akan bekerja jika dipilih saat kecepattan kendaraan terlalu tinggi yaitu di atas 90 km/jam.
- Posisi L Manual First. Posisi L diaktifkan saat kendaraan berjalan pada bukit yang sangat terjal dan engine brake maksimum. Jika Manual first dipilih, transmisi tidak akan naik ke gigi 2. Namun, manual 1st tidak akan bekerja jika dipilih saat kecepatan kendaraan terlalu tinggi, yaitu di atas 45 km/jam.
E. Pemeliharaan Transmisi Otomatis
Setelah mempelajari materi mengenai komponen-komponen dan prinsip kerja
sistem transmisi otomatis, kamu akan mempelajari materi mengenai
pemeliharaan sistem transmisi otomatis. Sebenarnya pemeliharaan sistem
transmisi otomatis tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak
orang.
Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang
dilakukan terhadap transmisi manual. Berupa pengecekan terhadap kualitas
minyak transmisi otomatis dan kebocoran dari sistem pelumasan yang ada.
Pastikan aki selalu prima, menghindari efek tidak baik terhadap ECU. |
Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan
sebagaimana semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu
kilometer sampai 100 ribu kilometer. Kopling transmisi otomatis ini
lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli transmisi manual.
Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan
langsung. Berbeda transmission fluid level dengan transmisi manual
dengan sistem kopling kering yang after running bersentuhan dengan roda.
Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua
bengkel yang bisa menanganinya adalah memang benar. Apabila kendaraan
dirawat dengan benar maka transmisi otomatis akan lebih awet. Kerusakan
yang sering terjadi pada transmisi otomatis adalah kerusakan pada
seal-seal dan pompa.
Gunakan persneling dengan tepat. |
Selain itu, kerusakan pada sistem transmisi otomatis dapat terjadi
apabila pengemudi menggunakan kendara dengan kasar dan beban yang
diberikan pada kendaraan terlalu besar. Oleh karena itu, setiap
pengemudi sewajarnya yang perlu perawatan berkala mengetahui
fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang tertera dituas transmisi
otomatis tersebut.
Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi tanjakan dan turunan
yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan
memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diperoleh
tidak seimbang.
Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang
menanjak dan menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak
lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya dengan posisi gigi 3,
yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.
Pada jalan yang lurus dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang lama
dapat mengaktifkan tombol Over Drive (0/D). Gunanya untuk menurunkan
putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar.
Posisi ini sama saja dengan gigi 4.
Ganti oli transmisi otomatis secara berkala |
Mobil bertransmisi otomatis lebih nyaman dibanding mobil bertransmisi
manual, namun perangkat ini membutuhkan perhatian khusus karena
teknologinya yang tidak sesederhana manual. Oleh karena itu ada beberapa
hal yang harus diperhatikan oleh para penggunanya, agar kenyamanan yang
diberikan oleh transmisi ini bertahan lama.
Seperti perangkat lain yang membutuhkan pelumasan, transmisi otomatis
juga membutuhkan pergantian pelumas. Transmisi otomatis menggunakan
jenis pelumas khusus, yaitu pelumas ATF. Selain itu, pengemudi perlu
memperhatikan dan membaca buku petunjuk servis kendaraan (manual book)
agar tidak salah dalam waktu penggantian pelumas kendaraan.
Masing-masing kendaraan terkadang berbeda dalam menentukan masa
penggantian pelumas. Ada kendaraan yang memerlukan penggantian pelumas
pada transmisi otomatis setiap 20.000 sampai 30.000 km. Akan tetapi, ada
juga mobil yang memerlukan penggantian pelumas hingga 40.000 km.
Sehingga, pengemudi perlu memperhatikan jadwal penggantian minyak
pelumas pada transmisi otomatis agar kerja sistemnya tetap terjaga.
Untuk mengetahui cukup tidaknya minyak pelumas, kita dapat memeriksa
level ketinggian pelumas. Level pelumas harus terpelihara selalu berada
pada kondisi cukup. Pelumasan yang berlebih akan menjadikannya berat
sementara kalau kurang dapat menimbulkan kerusakan serius.
Sedangkan, pelumas yang kurang dapat menyebabkan kerja sistem kurang
maksimal. Pemeriksaan level pelumas transmisi otomatis dapat dilakukan
dengan memeriksa dipstick pada saat mesin berputar idle dan transmisi
berada pada suhu normal serta tuas transmisi berada di posisi P
(Parkir).
Selain itu, penggunaan tuas transmisi harus diperhatikan dengan baik,
misalnya saat kendaraan berhenti untuk waktu yang lebih dari 10 detik,
biasakanlah untuk memindahkan tuas transmisi ke posisi N terutama pada
lampu lalu lintas.
Selain untuk menghindari keausan berlebihan pada sistem transmisi, cara
ini sangat efektif mengurangi keausan komponen rem dan sekaligus
mengurangi beban mesin yang ujung-ujungnya dapat meningkatkan efisiensi
bahan bakar. Tombol over drive (OD on/off) sebaiknya digunakan hanya
ketika ingin segera mendahului kendaraan didepan atau menyusuri jalan
mendaki.
Biarkan selalu pada kondisi ON agar transmisi dapat mencapai posisi gigi
tertinggi. Jika tidak, maka transmisi akan berada pada gigi 1 dibawah
top gear.
Demikian pembahasan menerapkan cara perawatan transmisi otomatis, cara
kerja, prinsip kerja, cara merawat transmisi otomatis yang bisa kami
paparkan. Semoga sobat pembaca sukses dengan pengetahuan baru ini.