Cara Merawat Transmisi Manual - Dalam materi ini kamu akan belajar
tentang menerapkan cara perawatan transmisi setelah kamu mempelajari cara
perawatan kopling mobil pada pelajaran sebelumnya. Pada dasarnya terdapat dua
jenis transmisi, yaitu transmisi manual dan otomatis. Transmisi otomatis akan
dibahas tersendiri pada bab selanjutnya.
Transmisi atau mungkin lebih dikenal dengan persneling adalah salah satu
komponen sistem pemindah tenaga pada kendaraan bermotor. Dalam sistem
pemindah tenaga, transmisi adalah komponen terbesar dan paling rumit
konstruksinya.
Transmisi inilah yang memiliki peran besar untuk mengatur kecepatan
kendaraan dan mengatur aliran tenaga dan torsi ke roda-roda. Tahukah kamu
bagaimana prinsip kerja transmisi dalam mengatur tingkat kecepatan
pemindahan tenaga pada kendaraan?
Transmisi manual adalah jenis transmisi yang dahulu banyak digunakan oleh
kendaraan ringan, khususnya mobil. Namun seiring perkembangan kondisi di
jalan dan tuntutan aspek kenyamanan oleh pengemudi, transmisi manual
perlahan mulai berkurang penggunaannya.
Namun demikian, transmisi manual masih dapat kita temui pada
kendaraan-kendaraan baru, terutama untuk kendaraan dengan harga
"terjangkau". Transmisi manual memiliki keunggulan mudah proses perawatan
dan perbaikannya serta daya tahannya relatif lebih awet.
Cara kerjanya pun relatif lebih mudah untuk dipahami daripada transmisi
otomatis yang lebih rumit. Pada bab ini kamu akan mempelajari mengenai
fungsi dan komponen-komponen pada transmisi. Selain itu, kamu akan
mempelajari cara kerja transmisi dan perawatan serta perbaikan pada unit
transmisi tersebut.
Oleh karena itu, pelajarilah materi transmisi manual dalam bab ini dengan
penuh semangat dan Sungguh-sungguh! Berdoalah sebelum dan setelah belajar
agar selalu diberikan kemudahan dalam memahami materi pembelajaran yang ada
dalam bab ini!
Fungsi Transmisi Manual
Transmisi pada kendaraan tidak hanya berfungsi sebagai pemindah tenaga saja.
Salah satu fungsi transmisi yaitu sebagai pengatur besar momen yang
dipindahkan ke roda. Mengapa harus dilakukan pengaturan momen? Momen yang
dihasilkan oleh mesin harus disesuaikan dengan putaran mesin dan kondisi
jalan yang ditempuh kendaraan (pembebanan mesin).
Pada jalan yang menanjak, roda penggerak kendaran memerlukan momen yang
lebih besar daripada jalan yang rata. Untuk itu, momen mesin harus diubah
menjadi lebih besar daripada momen yang dihasilkan oleh mesin.
Dalam kondisi ini, kecepatan putaran roda berkurang sedangkan momennya
bertambah. Pada saat kendaraan melaju di jalan yang rata, tidak dibutuhkan
momen yang besar karena momen mesin hanya digunakan untuk mempertahankan
laju kendaraan.
Oleh sebab itu, kendaraan dapat melaju dengan kecepatan tinggi karena
putaran roda cepat. bertambah Agar kecepatan dan momen pada kendaraan
dapat diatur sesuai kebutuhan, maka dibutuhkan suatu mekanisme pengubah
momen yang disebut dengan transmisi.
Transmisi digunakan untuk mengatur perpindahan tenaga pada kendaraan saat
dengan cara menukar kombinasi gigi (perbandingan gigi) untuk mengubah
tenaga mesin menjadi momen yang sesuai dengan kondisi jalan. Momen
tersebut kemudian dipindahkan ke roda- roda pengegerak kendaraan. Apabila
kendaraan akan berjalan mundur maka transmisi akan membalikkan arah
putaran sebelum dipindahkan ke roda-roda.
Transmisi merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan
kondisi jalan dan kondisi pembebanan, yang pada umumnya dengan menggunakan
perbandingan-perbandingan roda gigi. Pada kendaraan gerak roda belakang,
transmisi terletak di antara kopling dan poros propeler. Adapun fungsi
lainnya dari transmisi dapat kamu baca di bawah ini.
- Memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke sistem pemindah tenaga kendaraan, sehingga kendaraan dapat berhenti saat mesin hidup.
- Mengatur perbedaan putaran ántara putaran mesin dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan putaran ini bertujuan agar kendaraan dapat bergerak sesuai dengan beban dan kecepatan kendaraan.
- Mengatur kecepatan kendaraan sesuai dengan beban dan kondisi jalan.
- Mengubah arah putaran roda sehingga kendaraan dapat bergerak maju dan mundur. Pada saat kendaraan berjalan mundur, putaran input transmisi dibalik oleh transmisi sebelum dipindanka ke roda-roda penggerak kendaraan.
- Memungkinkan kendaraan diam saat mesin hidup (posisi netral).
- Mereduksi perbandingan gigi antara gigi yang menggerakkan dengan gigi yang digerakkan.
Sistem transmisi harus memenuhi beberapa persyaratan agar dapat mengatur
perpindahan 8 pada dengan baik. Syarat-syarat transmisi yang baik adalah
sebagai berikut.
- Dapat bekerja dengan mudah dan cepat.
- Dapat memindahkan tenaga dengan lembut dan tepat.
- Ringan, praktis dalam bentuk, bebas masalah, dan mudah dioperasikan.
- Ekonomis dan mempunyai efisiensi yang tinggi.
- Mempunyai kemampuan yang tinggi.
- Perawatannya mudah.
Transmisi memindahkan tenaga atau putaran mesin dari mesin ke komponen
pemindah tenaga yang lain dengan menggunakan susunan roda gigi. Mobil yang
menggunakan transmisi 5 percepatan, memiliki susunan roda gigi dalam
transmisi yang terdiri dari 5 pasangan roda gigi. Tiap pasangan roda gigi
ini memiliki nilai tertentu yang menentukan besarnya momen yang akan
dipindahkan. Nilai tersebut biasa disebut dengan perbandingan roda gigi
(gear ratio).
Perbandingan roda gigi menyatakan jumlah putaran yang harus ditempuh roda
gigi penggerak (drive gear) agar roda gigi yang digerakkan (driven gear)
dapat berputar satu putaran penuh. Sebagai contoh, jika jumlah gigi pada
roda gigi yang digerakkan ada 24 buah dan pada roda gigi penggerak ada 12
buah, maka rasio giginya adalah 2:1. Hal ini berarti roda gigi penggerak
berputar dua kali untuk setiap satu putaran roda gigi yang diputar.
Pada transmisi 5 percepatan yang memiliki 5 pasangan roda gigi, tentu
mempunyai 5 nilai perbandingan roda gigi juga. Nilai perbandingan tiap
pasangan roda gigi tersebut tentu berbeda satu sama lain. Nilai
perbandingan roda gigi pada transmisi biasanya akan semakin kecil dari
percepatan pertama hingga percepatan terakhir.
Tingkatan percepatan lebih dikenal dengan istilah "gigi" oleh khalayak
umum, seperti untuk posisi percepatan pertama disebut dengan "gigi 1" atau
posisi percepatan untuk gerakan mundur lebih dikenal
dengan "gigi mundur".
Penggunaan banyak pasangan roda gigi bertujuan untuk mengatur penyaluran
momen sesuai kondisi jalan. Misalnya, saat mobil menanjak pasti akan
menggunakan posisi percepatan yang nilai perbandingan roda giginya tinggi,
seperti pada posisi gigi 1 atau gigi 2. Hal ini karena perbandingan roda
gigi yang besar memungkinkan mesin berputar cepat pada saat kendaraan
berjalan lambat. Putaran mesin yang cepat diperlukan agar dihasilkan momen
yang besar dan mampu menggerakkan kendaraan saat menanjak.
Bila saat menanjak, mobil menggunakan posisi gigi yang lebih tinggi
(seperti gigi 3 ke atas) tentu putaran mesin tidak dapat berputar cepat
sehingga momen yang dihasilkan mesin tidak cukup untuk membuat mobil dapat
menanjak. Contoh tersebut menunjukkan bahwa tiap pasangan roda gigi dengan
nilai perbandingan tertentu memiliki ciri khas masing-masing, Berdasarkan
nilai perbandingan giginya, pasangan roga gigi dapat dibedakan menjadi
tiga.
1. Direct Drive
Direct drive adalah sebutan untuk pasangan roda gigi yang nilai gear
ratio-nya 1 (satu). Ciri yangdimiliki pasangan roda gigi ini antara lain
jumlah gigi pada roda gigi penggerak dan yang digerakkan jumlahnya sama.
Keduanya berputar dengan kecepatan yang sama dan ukuran keduanya juga
saima. Direct drive biasanya digunakan untuk gigi 4 atau 5, tergantung
dari rancangan transmisinya. Saat transmisi berada pada posisi direct
drive, putaran poros input transmisi sama dengan putaran poros output-nya.
2. Gear Reduction
Gear reduction adalah sebutan untuk pasangan roda gigi yang nilai gear
ratio-nya lebih dari 1 (satu). Sesuai dengan namanya, pasangan roda gigi
ini akan menghasilkan putaran yang lebih lambat pada gigi yang digerakkan
(direduksi atau dikurangi).
Roda gigi penggerak ukurannya lebih kecil dan jumlah giginya lebih sedikit
daripada roda gigi yang digerakkan. Pasangan roda gigi ini sering
digunakan untuk posisi percepatan awal, seperti pada gigi 1, 2, atau 3.
Pasangan roda gigi jenis gear reduction pada umumnya dapat menghasilkan
momen yang besar saat kecepatan rendah.
3. Overdrive reduction
Overdrive adalah sebutan untuk pasangan roda gigi yang nilai gear
ratio-nya kurang dari 1 (satu). Pasangan gigi overdrive memiliki ciri yang
berkebalikan dengan pasangan gigi gear reduction. Roda gigi penggeraknya
berukuran lebih besar dengan jumlah gigi yang lebih banyak dari pada roda
gigi yang digerakkan.
Dengan adanya transmisi, maka kecepatan pada mobil dapat dipercepat dan
diperlambat dengan putaran mesin yang sama. Ini sangat berpengaruh
terhadap kenyaman dalam berkendara. Metode kerja transmisi adalah dengan
cara merubah setiap putaran poros input pada putaran tertentu
dengan cara mengaitkan roda yang ada didalamnya. Dengan cara
inilah transmisi menjadi komponen yang begitu berpengaruh terhadap laju
kendaraan.
Seperti yang tertera pada judul diatas, bahwa pada artikel ini kita akan
membahas mengenai cara menghitung perbandingan gigi ( gear ratio ) pada
transmisi Avanza/Xenia. Pada artikel sebelumnya, kami juga pernah
melakukan hitungan pada beberapa transmisi, yaitu :
1. Menghitung perbandingan gigi Suzuki Katana 5 Speed
2. Menghitung perbandingan gigi pada Toyota Kijang 5 Speed
Jika kalian masih bingung dengan artikel yang akan kami jelaskan
dibawah, maka pelajarilah kedua artikel diatas sebagai dasar untuk
mempelajari pengetahuan dibawah ini. Untuk menghitung perbandingan gigi
pada transmisi, maka ada beberapa syarat yang harus kita ketahui sebagai
dasarnya, diantaranya yaitu :
- Nama komponen - komponen ( Gigi counter gear dan gigi percepatan )
- Rumus menghitung perbandingan gigi
- Menghitung jumlah gigi
- Work Flow transmisi tersebut
Berdasarkan keempat (4) syarat inilah yang menjadi kunci agar kalian
dapat menghitung perbandingan gigi dengan benar. Baiklah, mari kita
bahas satu persatu agar mudah kalian pahami.
Dalam menghitung perbandingan gigi ( gear ratio ) , kita hanya
menggunakan 2 komponen saja yaitu gigi counter ( counter gear ) dan gigi
percepatan ( speed gear ). Kedua komponen ini saling berkaitan jika
dalam kondisi bekerja. Misal transmisi bekerja pada gigi 2, maka yang
bekerja adalah gigi counter gigi 2 akan berkaitan dengan gigi percepatan
2, dan seterusnya. Kecuali nanti pada posisi gigi mundur, ada satu
tambahan gigi yaitu idle gear /reverse gear.
Rumus Menghitung Perbandingan Gigi
Untuk meningkatkan pemahamanmu mengenai macam-macam pasangan roda gigi,
kamu dapat mempelajari pejelasan dibawah ini/
a. Rumus Untuk 4 Perbandingan roda gigi.
Rumus ini digunakan untuk
menghitung perbandingan gigi pada posisi gigi 1, 2, 3, 4 dan 5.
b. Rumus Untuk 5 Perbandingan roda gigi.
Rumus ini digunakan untuk
menghitung perbandingan gigi hanya pada posisi gigi mundur ( reverse )
c. Jumlah gigi pada setiap roda gigi
Gigi Percepatan :
1. 43
2. 35
3. 33
4. 27
5. 28
Mundur . 37
Gigi Counter :
1. 14
2. 21
3. 37
4. 22
5. 41
Mundur. 11
Gigi Idle Gear ( gigi mundur ) : 26
3. Work Flow Transmisi
Ini menjadi salah satu point penting yang harus kita ketahui, mengapa ?
karena setiap transmisi mempunyai jalur kerja yang berbeda - beda.
Contohnya saja alur kerja transmisi kijang 7KE 5 speed, berbeda dengan
alur kerja transmisi Toyota Avanza. Jadi kita harus benar-benar memahmi
setiap gigi yang berkaitan sebelum melakukan penghitungan
perbandingan giginya.
a. Gear Rasio gigi 1
Adapun rumus yang dapat kita gunakan untuk mengitung rasionya
adalah:
Rumus : 43/14 x 27/22 = 3,071 x 1,22 = 3,768
Jadi, pada posisi gigi 1 gear rationya adalah 3,768. Yang mana untuk
memutarkan 1 kali putaran poros output maka poros input harus berputar
sebanyak 3,768 kali.
b. Gear Rasio gigi 2
Sementara dalam menghitung ratio gigi dua avanza/xenia dapat kita hitung
dengan
Rumus : 35/21 x 27/22 = 1,66 x 1,22 = 2,025
Jadi, pada posisi gigi 1 gear rationya adalah 2,025. Yang mana untuk
memutarkan 1 kali putaran poros output maka poros input harus berputar
sebanyak 2,025 kali.
c. Gear Rasio gigi 3
Apabila ingin menemukan berapa perbandingan gigi pada posisi 3 dapat
menggunakan rumus berikut.
Sehingga, pada posisi gigi 1 gear rationya adalah 1,366. Yang mana untuk
memutarkan 1 kali putaran poros output maka poros input harus berputar
sebanyak 1,366 kali.
d. Gear Rasio gigi 4
Cara menghitung gear ratio gigi 4 transmisi avanza/xenia |
Pada posisi gigi 4, gear rationya adalah 1 : 1 . Yang mana untuk
memutarkan 1 kali putaran poros output, maka poros input hanya berputar
1 kali saja.
e. Gear Rasio gigi 5
Berikut ini menghitung rasio gigi lima atau overdrive, bisa menggunakan
rumus dibawah ini.
Rumus : 28/41 x 27/22 = 0,68 x 1,22 = 0,932
Jadi, pada posisi gigi 1 gear rationya adalah 0,932. Yang mana untuk
memutarkan 1 kali putaran poros output maka poros input harus berputar
sebanyak 0,932 kali.
f. Gear Rasio gigi Mundur
Anda gunakan rumus dibawah ini agar bisa mendapatkan jumlah rasio
perbandingan gigi mundur.
Rumus : 26/11 x 37/26 x 27/22 = 2,36 x
1,42 x 1,22 = 4,097
Jadi, pada posisi gigi 1 gear rationya adalah 4,097. Yang mana untuk
memutarkan 1 kali putaran poros output maka poros input harus berputar
sebanyak 4,097 kali.
Macam-macam Transmisi Manual
Sebelum melangkah pada pembahasan pengertian transmsisi, perlu kalian
ketahui terlebih dahulu apa saja macam atau jenis transmisi yang ada di
dalam industri otomotif saat ini. Dengan kita mengetahui jenis transmisi
yang ada, tentu saja disaat kita akan membeli sebuah mobil kita bisa memilih
sebuah transmisi yang sesuai dengan kebutuhan kita termasuk juga budget,
karena biasanya harga mobil dengan jenis transmisi otomatis akan lebih
mahal. Dan berikut adalah beberapa jenis transmisi yang perlu kalian
ketahui.
1. Tipe Sliding Mesh
Jenis transmisi yang pertama adalah Sliding Mesh, pada tipe ini prinsip
kerja yang di tawarkan cukup sederhana yaitu dengan hanya menggeserkan
roda gigi (Sliding) untuk bisa mengatur percepatan output. Dan umumnya
didalam satu unit transmisi sliding terdapat beberpa komponen mulai dari,
input gear yang akan mempunyai fungsi untuk memutar counter gear secara
tetap.
Dan untuk memasukan gigi satu, maka kita harus menggeser sliding gear
tersebut pada kecepatan satu agar tertarik dengan counter gear yang ada.
Adapun kelemahan dari sistem transmisi ini yaitu proses pemindahan yang
sangat tidak halus, hal ini karena didalam kondisi putaran tinggi lalu
mengaitkan dua roda gigi yang putarannya berbeda itu sangatlah sulit, maka
dari itu saat ini jenis transmisi ini sudah tidak lagi digunakan.
2. Tipe Constant Mesh
Secara konstruksi jenis transmisi yang kedua yaitu Constant Mesh masih
sama seperti jenis sliding mesh, hanya saja pada jenis ini sudah
menggunakan keterkaitan roda gigi tetap (constant). Dengan menggunakan
gigi tetap, membuat output gear hanya bisa di hubungkan ke poros output
melalui sebuah kopling yang mana dalam hal ini sering dikenal sebagai hub
sleeve.
Untuk cara kerjanya sendiri bisa di katakan cukup rumit karena pada saat
mesih hidup, poros input akan langsung memutar counter gear yang dibuat
agar selalu terhubung dengan output gear. Jumlah output gear sendiri
tergantung dari banyaknya tingkat perepatan transmisi, jika transmisi
memliki 5 tingkat percepatan maka akan terdapat 5 buah otuput gear.
Dan output gear ini bersifat mengambang dengan proses output, sehingga
ketika output gear berputar maka poros output tidak akan berputar, hal ini
lah yang sering kita sebut dengan posisi netral. Dan untuk
menghubungkannya terdapat sebuah hub sleeve yang akan bisa menggerakan
kendaraan maju dan mundur. Dan fungsi hub sleeve sendiri adalah sebagai
pengait antara poros output transmisi dengan output gear.
3. Tipe Syncron Mesh
Dan jenis transmisi yang ada pada mobil selanjutnya adalah tupe synchron
mesh, tipe ini merupakan jenis transmisi yang banyak sekali gi gunakan
kendaraan manual saat ini karena dianggap mampu memberikan perpindahan
gigi yang lebih halus. Cara kerja dan konstruksi sama persis dengan jenis
diatas, hanya saja terdapat sebuah tambahan komponen yang terletak pada
clutch hub yaitu komponen pada perkaitan antara hub sleeve dan output
gear.
Komponen tersebut bernana ring syncronizer, yang akan berfungsi untuk
menyamakan putaran hub sleeve dan output gear disaat sebelum terhubung
atau terkait. Bentuk dari komponen ini terbuat dari tembaga dan memiliki
ujung yang runcing yang akan digunakan agar hub slave bisa terkait secara
halus dengan output gear. Cara kerjanya sendiri yaitu saat hub sleeve
bergerak mendekati output gear maka akan lebih dulu terhubung dengan ring
syncronizer yang selanjutnya ring syncronizer akan menyamakan putaran
output gear dan hub sleeve.
4. Tipe Automatic Gear Shift
Sebenarnya jenis transmisi yang terakhir ini tidak berbeda jauh dengan
ketiga jenis diatas, hanya saja cara kerjanya sangatlah berbeda. Yang mana
transmisi otomatis atau matic ini menggunakan metode automatic gear
shifting, sehingga tetap ada kecepatan 1,2 serta seterusnya. Akan tetapi
proses pemindahan gigi berlangsung secara otomatis. Lalu siapa yang
memindahkannya? pada jenis ini controller atau TCM (Transmission Control
Module) adalah komponen yang bertugas untuk memindahkan gigi melalui tuas
solenoid sebagai aktuatornya.
Dan meski sudah bekerja secara otomatis, pada kenyataannya jenis transmisi
ini juga tetpa di lengkapi dengan tuas transmisi yang mana bertujuan untuk
memposisikan pada posisi Netral, Park, Driving, Reverse dan M. Yang mana
pada posisi D (Driving) sistem transmisi akan secara otomatis bekerja,
namun jika kita memposisikan pada modem M maka kita akan bisa memindahkan
kecepatan transmisi melalui tombol yang ada di dekat tuas transmisi. Dan
tentunya tidak adanya sebuah kopling pada jenis transmisi ini.
5. Tipe CVT
Ini adalah jenis transmisi terakhir sebelu kita masuk dalam pembahasan
pengertian transmisi yang mungkin harus kamu terahui. Pada jenis transmisi
ini bisa dibilang masih merupakan jenis matic hanya saja perpindah gigi
berlangsung secara variable sesuai dengan namanya CVT (Countinously
Variable Transmission) yang mana akan membutuhkan dua buah gear dengan
variable diameter yang di hubungkan dengan sebuah belt.
Dan pada jenis transmis ini gigi tersebut di namakan dengan drive gear dan
driven gear. Yang mana diamter kedua gear tersebut selalu berlawanan, jadi
ketika diameter diver gear kecil, maka diameter driven gear akan berukuran
besar yang akan membuat putaran mesin direduksi dan torsinya juga
bertambah. Saat diameter drive gear membesar maka diameter driven gear
mengecil sehingga putaran output akan tetap bisa disamakan dengan input
dari mesin.
Mobil dapat bergerak atau berjalan karena adanya sistem pemindah tenaga,
yaitu sistem yang dapat memindahkan tenaga putar dari poros engkol
(engine) ke roda-roda. Jenis sistem penggerak pada kendaraan khususnya
mobil pada umumnya dibedakkan menjadi 5 jenis yaitu:
a. FR (Front Engine Rear Drive)
Kendaraan mobil dengan sistem penggerak jenis FR (Front Engine Rear Drive)
yaitu kendaraan dengan mesin yang terletak pada bagian depan kendaraan
dengan roda belakang sebagai penggerak. Komponen-komponen pada sistem
penggerak jenis FR yaitu meliputi kopling (clutch), transmisi, propeller
shaft atau drive shaft, differential atau gardan dan rear axle.
b. FF (Front Engine Front Drive)
Kendaraan mobil dengan sistem penggerak jenis FF (Front Engine Front
Drive) yaitu kendaraan dengan mesin yang terletak pada bagian depan
kendaraan dengan roda depan sebagai penggerak. Komponen-komponen pada
sistem penggerak jenis FF yaitu meliputi kopling (clutch), transmisi,
differential atau gardan dan front axle.
c. RR (Rear Engine Rear Drive)
Kendaraan mobil dengan sistem penggerak jenis RR (Rear Engine Rear Drive)
yaitu kendaraan dengan mesin yang terletak pada bagian belakang kendaraan
dengan roda belakang sebagai penggerak. Komponen-komponen pada sistem
penggerak jenis RR yaitu meliputi kopling (clutch), transmisi,
differential atau gardan dan rear axle.
d. MR (Middle Engine Rear Drive)
Kendaraan mobil dengan sistem penggerak jenis MR (Middle Engine Rear
Drive) yaitu kendaraan dengan mesin yang terletak pada bagian tengah
kendaraan dengan roda belakang sebagai penggerak. Pada kedaraan dengan
sistem penggerak jenis MR ini komponen-komponennya sama dengan sistem
penggerak jenis FR.
e. FWD (Four Wheel Drive)
FWD atau 4WD atau AWD merupakan salah satu jenis sistem penggerak pada
kendaraan yang ke empat roda atau ke semua roda sebagai penggeraknya.
Komponen-komponen dari sistem pemindah tenaga jenis FWD atau 4WD atau AWD
meliputi kopling, transmisi, transfer case. Pada komponen transfer case
ini dibagi menjadi 2 yaitu bagian yang menggerakkan roda depan yaitu
meliputi front propeller shaft atau front drive shaft, front differential
dan front axle. Kemudian bagian yang satu lagi adalah yang menggerakkan
roda belakang, yaitu meliputi rear propeller shaft atau rear drive shaft,
rear differential dan rear axle.
Komponen Transmisi Manual
Transmisi manual dan komponen-komponennya merupakan bagian dari
sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi
mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari
sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan.
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari Unit kopling,
transmisi, defrensial, poros dan roda kendaraan. Sementara Posisi
unit transmisi berada selangkah di belakang unit kopling. Hal
ini agar saat pemindahan kecepatan, hubungan dengan mesin dapat diputuskan
ter -lebih dahulu.
Fungsi komponen - komponen transmisi manual adalah untuk menjamin
perpindahan putaran dari mesin ke poros output menjadi ringan dan lebih
mudah. Konsep dasar cara kerja transmisi menggunakan konsep
perbandingan momen, melalui sejumlah roda gigi. Dengan konsep tersebut
dapat disesuaikan antara tenaga output mesin dengan besarnya beban yang
akan diangkat. Saat beban berat seperti kendaraan akan bergerak,
tanjakan dan sebagainya.
1.input shaft
Poros input adalah sebuah batang besi berbentuk silinder yang terletak
pada poros kopling motor. Fungsi dari poros input adalah untuk menangkap
putaran dari kopling untuk disalurkan ke gear set didalam transmisi.
2. Input gear
Input gear adalah roda gigi yang terletak dan menempel pada poros input.
Fungsinya sebagai drive gear atau gigi pemutar yang menggerakan roda
gigi counter. Input gear umumnya memiliki bentuk yang lebih kecil dari
counter gear agar proses perbandingan gigi bisa lebih besar.
3. Output shaft
Poros output adalah batang besi berbentuk silinder yang terletak
dibelakang input shaft. Meski terletak dibelakang input gear, namun
poros ini tidak terpaut dengan poros input. Sehingga kecepatan putar
input shaft tidak mempengaruhi kecepatan putar output shaft.
Disepanjang output shaft inilah roda gigi pengubah momen diletakan.
4. Output gear
Sama halnya dengan input gear, output gear juga berperan sebagai driven
gear yang berfungsi memutar rantai agar motor bisa bergerak. Gigi output
ini umumnya terletak dibagian luar dari gear box karena terhubung dengan
rantai motor.
5. Speed gear
Speed gear adalah gigi independet yang terletak di sepanjang output
gear. Mengapa dikatakan indipenden, karena roda gigi ini tidak terpaut
dengan poros output. Sehingga meski speed gear berputar poros output
tidak akan berputar.
Namun, speed gear ini selalu terpaut dengan roda gigi counter. Sehingga
saat motor dihidupkan speed gear akan selalu berputar karena counter
gear juga berputar.
Disalah satu sisi speed gear terdapat nut yang bisa terhubung dengan
sliding gear ketika sliding gear bergerak menempel dengan speed gear.
Advertisement
Jumlah speed gear dalam satu transmisi tergantung dari berapa tingkat
percepatan transmisi tersebut. Untuk transmisi 4 percepatan memiliki 4
buah speed gear dengan diameter yang bervariasi.
6. Counter gear
Counter gear adalah roda gigi yang berperan sebagai distributor. Karena
fungsi dari counter gear yakni untuk menyalurkan putaran dari input gear
ke masing-masing speed gear. Jumlah roda gigi pada counter gear juga
tergantung dari jumlah speed gear.
Untuk transmisi 4 percepatan bisa memiliki 4 gigi counter dan satu gigi
input yang memiliki diameter berbeda-beda.
7. Slidding gear
Berbeda dengan speed gear, sliding gear merupakan roda gigi yang terpaut
dengan poros output. Sehingga besar kecilnya RPM sliding gear juga sama
dengan RPM output gear.
Dinamakan slidding gear karena roda gigi ini dapat bergeser (slide).
Pergesaran roda gigi pada sliding gear dimaksudkan agar roda gigi ini
bisa terpaut dengan salah satu speed gear. Lokasi dari sliding gear ini
terletak antara dua speed gear.
Roda gigi ini berperan untuk memilih percepatan transmisi. Jadi saat
kondisi netral, sliding gear terletak ditengah. Saat kita injak tuas
transmisi, maka sliding gear akan bergerak kekanan atau kekiri dan
menempel pada speed gear, sehingga putaran dari input shaft bisa
terhubung ke output shaft.
8. Tuas transmisi
Tuas transmisi rasanya sudah tahu semua bahwa fungsinya adalah sebagai
input yang digunakan pengendara motor untuk mengatur percepatan
transmisi. Tuas transmisi pada motor, umumnya berbentuk sangat simple
karena hanya bergerak naik dan turun.
9. Selector Arm
Selector arm adalah lengan yang terletak setelah tuas transmisi, lengan
ini akan bergerak setelah anda menekan atau mengungkit tuas transmisi.
Bentuk dari arm ini, memiliki dua pengait yang terletak dibagian atas
dan bawah. fungsi pengait ini adalah untuk menggerakan selector drum.
10. Overshift arm
Lengan ini terletak berseberangan dengan selector arm, fungsinya untuk
mencegah agar putaran selector drum tidak berlebihan. Overshift arm juga
terhubung dengan tuas transmisi sehingga ketika anda menekan tuas
transmisi, maka dua lengan ini sama-sama bergerak ke atas.
11. Arm return spring
Seusai menekan tuas transmisi, maka tuas akan kembali ke posisi semula.
Begitu pula dengan selector arm dan overshift arm, dua komponen ini akan
kembali ke posisinya. Agar tidak terjadi pembalikan putaran selector
drum, maka dua lengan ini memiliki kemampuan retrain atau mengembang.
Bentuk luar arm yang landai membuat lengan ini mengembang secara
otomatis saat bergerak kembali. Dan arm return spring berfungsi untuk
mengembalikan posisi lengan saat mengembang.
12. Selector pin
Selector pin adalah sebuah batang kecil yang terletak diujung selector
drum. Fungsinya sebagai media untuk memutar selector drum, saat tuas
transmisi digerakan maka selector arm akan mendorong bagian ini agar
selector berputar.
13. Selector drum
Selector drum adalah komponen utama dalam mekanisme perpindahan gigi
transmisi manual sepeda motor. Komponen ini memang bekerja hanya dengan
berputar. Namun pada permukaan drum terdapat thread atau alur yang
berkelok.
Alur ini berfungsi untuk dudukan shift fork, sehingga ketika drum
berputar shift fork akan bergerak kekanan dan kekiri sesuai lekukan
alur. Dan gerakan ini dimanfaatkan untuk memindahkan sliding gear.
14. Synchronize Ring
Ring yang berwarna kuning ini berfungsi sebagai memperlambat kecepatan
putar gigi percepatan agar dapat bersatu dengan cluth hub saat
perpindahan gigi.
15. Cluth Hub
Bentuknya seperti bandul bulat besar dan memiliki alur ini berfungsi
sebagai kopling penghubung gigi percepatan dengan hub sleeve pada saat
perpindahan gigi.
16. Shift fork
Komponen terakhir adalah garpu pemindah, sudah jelas bahwa fungsi dari
shift fork ini adalah untuk memindahkan posisi sliding gear agar bisa
terkait dengan salah satu speed gear.
Cara Kerja Transmisi Manual
Cara kerja transmisi manual sebenarnya cukup mudah, intinya, hanya
dengan menggerakkan tuas transmisi ke posisi gigi yang dituju maka akan
menggerakan mekanisme transmisi seperti shift linkage, shift fork, dan
gigi synchroniser.
Dengan bergeraknya gigi synchroniser ke salah satu gigi yang di tuju,
maka gigi tersebut akan terhubung dengan poros output sehingga putaran
pada poros input bisa diteruskan melalui counter gear lalu ke gigi
pilihan, lanjut ke gigi synchroniser dan ke poros output. Dengan begitu
maka putaran mesin dari poros input bisa sampai ke poros output.
1. POSISI NETRAL (N)
Saat posisi netral, putaran dan tenaga mesin tidak diteruskan ke poros
output (Output shaft). Hal ini teradi lantaran semua roda gigi
percepatan tidak ada yang terhubung dan synchromesh semua dalam keadaan
bebas. Aliran tenaga dari mesin hanya memutar poros input dan counter
gear saja tanpa memutar poros output.
2. POSISI GIGI 1
Posisi gigi 1 adalah saat posisi tuas berada di angka 1 pada diagram
tuas transmisi. Hal ini akan menarik tuas ke belakang sehingga akan
mendorong shift fork dan membuat gigi synchroniser untuk gigi 1 bergerak
ke depan. Dengan begitu maka gigi 1 akan terhubung dan memutar poros
output. Posisi gigi 1 menghasilkan putaran yang lambat namun memiliki
tenaga putar (momen) pada poros output yang besar.
3. POSISI GIGI 2
Posisi gigi 2 adalah saat posisi tuas berada di angka 2 pada diagram
tuas transmisi. Posisi gigi 2 ini akan mendorong tuas ke depan dan
menarik shift fork ke belakang sehingga gigi synchroniser terhubung
dengan gigi 2. Dengan begitu maka gigi 2 akan terhubung dan memutar
poros output. Posisi gigi 2 akan memutar poros aoutput lebih cepat
dibanding posisi gigi 1.
4. POSISI GIGI 3
Posisi gigi 3 adalah saat posisi tuas berada di angka 3 pada diagram
tuas transmisi. Hal ini akan menarik tuas ke belakang sehingga akan
mendorong shift fork dan membuat gigi synchroniser untuk gigi 3 bergerak
ke depan. Dengan begitu maka gigi 3 akan terhubung dan memutar poros
output. Posisi gigi 3 menghasilkan putaran yang lebih cepat dibanding
posisi gigi 2.
5. POSISI GIGI 4
Posisi gigi 4 adalah saat posisi tuas berada di angka 4 pada diagram
tuas transmisi. Posisi gigi 4 ini akan mendorong tuas ke depan dan
menarik shift fork ke belakang sehingga gigi synchroniser terhubung
dengan gigi 4. Dengan begitu maka gigi 4 akan terhubung dan memutar
poros output. Posisi gigi 4 akan memutar poros output lebih cepat
dibanding posisi gigi 3.
6. POSISI GIGI 5
Posisi gigi 5 adalah saat posisi tuas berada di angka 5 pada diagram
tuas transmisi. Hal ini akan menarik tuas ke belakang sehingga akan
mendorong shift fork dan membuat gigi synchroniser untuk gigi 5 bergerak
ke depan. Dengan begitu maka gigi 5 akan terhubung dan memutar poros
output. Posisi gigi 5 menghasilkan putaran yang lebih cepat dibanding
posisi gigi 4.
7. POSISI GIGI R (REVERSE/MUNDUR)
Posisi gigi R adalah saat posisi tuas berada di angka R pada diagram
tuas transmisi. Posisi gigi R ini akan mendorong tuas ke depan dan
menarik shift fork ke belakang sehingga gigi synchroniser terhubung
dengan gigi R.
Diantara gigi R dan counter gear untuk gigi R dipasngkan gigi pembalik
yang bernama Reverse Idle gear. Akibatnya, putaran poros output juga
menjadi terbalik dan berlawanan arah dengan putaran poros input.
Pemeliharaan Transmisi Manual
Mobil dengan transmisi manual memang terbilang masih cukup banyak dan
cukup digemari karena terkesan sporty saat digunakan. Dari segi
kenyamanan, memang mobil bertransmisi manual masih kalah dibanding
dengan mobil matik.
Namun begitu, biaya perawatan pada mobil bertransmisi manual yang jauh
lebih murah dibanding mobil matik, kerap menjadi alasan banyak orang
untuk memilih mobil bertransmisi manual.
Mengecek kondisi oli transmisi - perawatan |
Dalam hal perawatan transmisi manual sebenarnya terbilang tidak rumit
karena transmisi manual tergolong komponen mobil yang terbilang awet
asal perawatannya dilakukan dengan benar. Ya, transmisi manual merupakan
komponen yang sifatnya mekanikal dan tidak ada campur tangan komputer
layaknya mobil matik.
Hal inilah yang menjadi dasar mengapa perawatan pada transmisi manual
lebih murah dibanding dengan mobil matik. Berikut adalah beberapa hal
penting yang bisa Anda lakukan sebagai perwakilan dalam perawatan
transmisi manual mobil Anda agar bisa tetap awet selama digunakan.
1. GANTI OLI TRANSMISI MANUAL SECARA BERKALA
Langkah awal sebagai bagian dari perawatan transmisi manual di mobil
adalah dengan mengganti oli transmisi secara berkala. Umumnya, pihak
produsen kendaraan kerap menganjurkan untuk melakukan penggantian oli
transmisi manual setiap 40.000km dan kelipatannya, atau diganti setiap 2
tahun sekali mana yang dicapai lebih dahulu.
Seperti misalnya, jarak tempuh belum 40.000km tapi waktu pemakaian sudah
2 tahun, maka oli perlu diganti, begitupula sebaliknya, belum 2 tahun
tapi sudah 40.000km, maka oli transmisi juga perlu diganti.
Namun begitu, untuk mencegah kerusakan dini, tetap lakukan pemeriksaan
oli transmisi manual setiap 1 tahun sekali atau setiap jarak tempuh
sudah masuk di 20.000km, pemeriksaan ini meliputi kuantitas oli serta
kualitas oli yang ada dalam transmisi. Jika ditemukan bahwa kualitas
atau kuantitas oli transmisi sudah berkurang atau menurun jauh, maka oli
transmisi tetap perlu diganti.
Oli transmisi yang sudah melewati masa pakai tentunya akan mengalami
peurunan kualitas dan kemampuan kerja. Jika dipaksakan untuk terus
digunakan, maka lambat laun komponen gear dan bearing di dalam transmisi
manual akan cepat rusak, oblak, hingga membuat transmisi susah masuk
gigi atau macet.
2. GUNAKAN OLI TRANSMISI BERKUALITAS BAIK
Langkah selanjutnya dalam perawatan transmisi manual adalah dengan
menggunakan oli transmisi berkualitas baik. Ciri penggunaan oli
transmisi berkualitas baik adalah dengan memilih oli transmisi yang
sudah direkomendasikan oleh pihak pabrikan atau yang setara dengan
rekomendasi tersebut.
Untuk mempercepat serta memperhalus pengoperasian pada transmisi
manual, sebaiknya pilihlah tipe oli full sintesis dengan viskositas
75-90 W.
Ciri-ciri dari pelumas itu terbilang encer serta tahan panas, dimana
penyusupan oli itu ke tiap-tiap sisi di transmisi akan menjadi lebih
cepat, dan dapat memberikan proteksi pada transmisi lebih maksimal.
Apabila perawatan transmisi mobil manual kurang maka dapat menyebabkan
kebocoran sehingga membuat oli transmisi menjadi lebih cepat kering.
Penyebab kebocoran biasanya berasal dari baut tempat pembuangan oli
yang mengalami kerusakan ataupun yang tidak rapat.
Oleh karena jenis dan merek mobil yang menggunakan transmisi manual ini
sangat beragam, maka pastikan anda menggunakan oli rekomendasi yang
sudah tertulis pada buku manual panduan pemilik kendaraan (owners manual
book). Dengan begitu, anda sudah melakukan salah satu langkah untuk
merawat transmisi manual dengan baik.
Kesalahan dalam pemilihan dan penggunaan oli transmisi manual dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian transmisinya. Seperti misalnya,
rekomendasi oli menentukan bahwa transmisi mobil anda memerlukan oli
jenis GL4, namun anda menggunakan oli jenis GL5.
Kesalahan seperti ini, tentu saja akan berdampak pada kerusakan
transmisi yang lebih cepat. Oleh karena itu selalu perhatikan oli yang
direkomendasikan dan gunakan panduan tersebut sebagai acuan untuk
memilih oli transmisi manual.
3. ATUR SETELAN KOPLING YANG SESUAI SARANKAN PABRIK
Setelah memperhatikan penggantian oli secara berkala dan memilih oli
transmisi manual yang berkualitas, langkah selajutnya sebagai cara
merawat transmisi manual adalah dengan selalu memperhatikan kondisi
setelan pedal kopling secara berkala.
Ya, setelan kopling, mempengaruhi saat proses pemindahan gigi
transismisi. Tanpa setelan kopling yang baik dan tepat, maka proses
pemindahan gigi transmisi tidak akan berjalan lancar, dan salah satu
efeknya bisa mengakibatkan kerusakan pada transmisi.
Lakukan pemeriksaan ketinggian pedal kopling dan free play (jarak gerak
bebas) pada pedal kopling secara teratur, setidaknya setiap 10.000km
atau 6 bulan sekali. Jika ditemukan perubahan pada pedal kopling, maka
lakukan penyetelan yang sesuai dengan rekomenasi penyetelan pda buku
panduan pemilik.
4. OPER GIGI DENGAN BENAR DAN TEPAT
Cara mengoper gigi juga turut mempengaruhi awet atau tidaknya penggunaan
transmisi manual di mobil anda. Selalu pastikan anda mengoper gigi
dengan benar dan tepat sebelum melepas pedal kopling.
Tanda yang paling mudah untuk memastikan perpindahan gigi sudah tepat
atau belum adalah suara "Klek" halus yang terdengar saat anda memasukkan
gigi transmisi.
HIndari mengoper gigi transmisi dengan tergesa-gesa, karena selain dapat
merusak gigi transmisi, perpindahan yang dilakukan tergesa-gesa juga
bisa berkaibat gigi tidak mau masuk, dan tentu saja, ini membahayakan
apabila dilakukan saat anda ingin menyalip kendaraan lain.
5. SEGERA PERBAIKI JIKA ADA KEBOCORAN OLI ATAU JIKA ADA GEJALA KERUSAKAN DINI
Cara perawatan transmisi manual mobil yang selanjutnya adalah dengan
segera memperbaiki jika ada kebocoran oli transmisi atau jika ditemukan
adaya gejala kerusakan dini seperti misalnya saat pindah gigi mulai
terasa keras, atau ketika perpindahan gigi sudah mulai terasa kasar dan
tidak halus lagi.
Keterlambatan dalam memperbaiki kerusakan yang terjadi tentunya akan
berefek langsung pada kinerja transmisi itu sendiri sehingga kemungkian
transmisi jebol dijalan secara tiba-tiba sangatlah besar. Oleh karena
itu, lakukan segera perbaikan meskipun kerusakan yang terjadi "terlihat"
tidak parah dan tidak terlalu penting.
6. GUNAKAN SUKU CADANG BERKUALITAS
Hal terakhir yang perlu sobat lakukan dalam menjaga dan merawat
transmisi manual mobil agar tetap awet dan nyaman selama digunakan
adalah dengan menggunakan suku cadang yang berkualitas. Salah satunya
adalah dengan selalu mengunakan suku cadang genuine parts, terlebih
untuk komponen-komponen bagian dalam transmisinya.
Menggunakan suku cadang yang berkualitas, tentu saja akan membuat awet
dan tahan lama. Selain itu anda juga terhindar dari perkerjaan bongkar
pasang transmisi yang berulang-ulang akibat menggunakan suku cadang
palsu dan berkualitas rendah.
Demikian pembahasan menerapkan cara perawatan transmisi manual, fungsi
transmisi manual, macam-macam transmisi manual, komponen transmisi manual,
prinsip kerja transmisi manual, pemeliharaan transmisi manual. Semoga bisa
menambah wawasan sobat.